Redant, OlviAyuAgustia (2011) Pola Spasial Permukiman Pengrajin Reog Ponorogo (Studi Kasus: Lelurahan Tambakbayan Ponorogo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Reog adalah salah satu budaya bangsa Indonesia yang masih eksis dan terus di kembangkan agar budaya tersebut bisa dilestarikan dan sebagai warisan yang tidak ternilai bagi anak cucu. Keberlangsungan budaya kesenian Reog ini tak terlepas dengan para perajin pembuat perlengkapan Tari Reog. Para pengrajin .inilah yang membuat segala macam perlengkapan pertunjukan tari reog mulai dari topeng Reog yang biasa disebut barongan/ dadak merak, topeng Bujang Ganong, topeng Klonosewandono, dan perlengkapan pertunjukan lainnya. Beranjak dari kegiatan para pengrajin sebagai pembuat perlengkapan tari Reog yang khas, maka sistem penataan layout tempat tinggal para penduduk merupakan bentuk interaksi bangunan rumah tinggal dengan aktivitas dan kebutuhan penghuninya yang setiap saat mengalami perubahan. Disamping itu, keunikan karakteristik dan pola ruang pada permukiman secara makro dan pola hunian secara mikro yang terbentuk dapat dikatakan timbul sebagai akibat dari aktivitas budaya sekaligus ekonomi masyarakatnya. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan model penelitian kasus dan penelitian lapangan ( case study & field study ), didapatkan adanya pola-pola permukiman yang terbentuk, yaitu pola permukiman linier, pola permukiman clustered , dan pola permukiman kombinasi.. Pola kelompok rumah pada permukiman ini terbagi menjadi dua, yaitu kelompok rumah yang tumbuh mengelompok membentuk open space dan kelompok rumah yang berderet rapat berorientasi ke jalan. Pada permukiman ini arsitektural bangunan utama meliputi tipologi bentuk dan bentuk elemen bangunan, bahan bangunan dan konstruksi yang cenderung berbentuk polos dan sederhana dan masih tergolong omah kampung . Pada permukiman ini ditemukan pula ruang-ruang budaya yang terbentuk sebagai dampak aktivitas penduduknya sebagai pengrajin perlengkapan Tari Reog. Ruang-ruang budaya tersebut terkonsentrasi p da bagian utara kawasan permukiman. Dari pemaparan pembahasan diketahui bahwa ruang aktivitas budaya tidak terbatas pada batas-batas administrasi suatu wilayah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2011/530/ 051104607 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 29 Feb 2012 10:07 |
Last Modified: | 29 Feb 2012 10:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/141033 |
Actions (login required)
View Item |