Riyanawati, WickeNova (2011) Penentuan Prioritas Penyediaan Lajur Sepeda di Kota Malang dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP),. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Keberadaan moda transportasi tercampur ( mix traffic) banyak berakibat negatif bagi transportasi secara keseluruhan terutama dalam hal keselamatan bagi para pengendara kendaraan, baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tak bermotor (sepeda). Pemanfaatan sepeda merupakan paradigma baru pembangunan transportasi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan transportasi, khususnya bagi pengendara kendaraan tak bermotor, maka perlu dikaji penentuan prioritas penyediaan lajur sepeda di Kota Malang. Salah satu metode prioritasi adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Tujuan penelitian ini adalah menentukan bobot masing-masing kriteria dalam penyediaan lajur sepeda di Kota Malang, alternatif prioritas skenario penyediaan lajur sepeda, serta alternatif prioritas lokasi lajur sepeda di Kota Malang. Kuisioner AHP disebar pada 30 responden dari beberapa instansi di Kota Malang, yaitu Bappeda, Bagian Pembangunan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Polres, dan akademisi. Dalam kuisioner ini diberikan tujuh kriteria, tiga skenario dan lima lokasi yang akan diperbandingkan dalam prioritasi penyediaan lajur sepeda di Kota Malang. Ketujuh kriteria penyediaan lajur sepeda antara lain aspek keselamatan, aspek kenyamanan, aspek waktu tempuh, aspek kesesuaian RTRW, aspek biaya pembangunan, aspek sosial ekonomi, dan aspek konservasi lingkungan. Alternatif skenario penyediaan lajur sepeda yang diperbandingkan antara lain pembangunan lajur sepeda secara permanen, pembangunan lajur sepeda secara tidak permanen, atau tidak perlu dibangun lajur sepeda. Lokasi lajur sepeda yang ditawarkan adalah Jl. Laksda Adi Sucipto (barat), Jl. Laksda Adi Sucipto (timur), Jl. Kawi, Jl. Kyai Ageng Gribig, Jl. S. Supriadi. Responden diminta membandingkan tingkat kepentingan antar kriteria, antar alternatif skenario dan antar alternatif lokasi. Pembobotan kriteria dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), prioritasi alternatif skenario ditentukan berdasarkan hasil perkalian bobot kriteria x nilai utilitas, sedangkan prioritasi alternatif lokasi dilakukan dengan cara menentukan skor tertinggi. Dari hasil analisis, diperoleh bobot masing-masing kriteria secara terurut mulai dari nilai tertinggi sebagai berikut: aspek keselamatan (34,587%), aspek kenyamanan (15,143%), aspek konservasi lingkungan (13,238%), aspek waktu tempuh (10,535%), aspek kesesuaian RTRW (10,070%), aspek sosial ekonomi (9,155%), dan aspek biaya pembangunan (7,272%). Dalam skenario penyediaan lajur sepeda, Alternatif I (pembangunan lajur sepeda secara permanen) menjadi prioritas tertinggi dengan hasil perkalian (bobot kriteria x nilai bobot alternatif) sebesar 0,639. Untuk alternatif lokasi, Jl. Laksda Adi Sucipto (timur) menjadi prioritas tertinggi dalam penyediaan lajur sepeda. Ruas jalan tersebut dekat dengan pemukiman penduduk yang mayoritas bekerja sebagai tukang dan kuli bangunan, sehingga pada pagi dan sore hari banyak dijumpai orang yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi untuk menuju tempat kerja dan pulang kembali ke rumah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2011/473/ 051104355 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 21 Oct 2011 09:28 |
Last Modified: | 21 Oct 2011 09:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140978 |
Actions (login required)
View Item |