RenandaP (2011) Optimasi Percepatan Waktu Pelaksanaan Proyek Menggunakan Metode Linear Programming (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor BPK-RI Perwakilan Surabaya, Sidoarjo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Percepatan durasi pekerjaan lazim digunakan pada proyek proyek pembangunan, terutama proyek pembangunan gedung. Hal ini dilakukan selain karena proyek mengalami keterlambatan dari jadwal semestinya, juga untuk mengatasi hal – hal lain, seperti pihak kontraktor yang memiliki dua proyek dengan jangka waktu yang berdekatan dan harus memprioritaskan salah satu dari proyek tersebut. Dalam percepatan durasi pelaksanaan proyek ada dua alternatif yang bisa dilakukan. Alternatif pertama yaitu dengan penambahan jam lembur pekerjaan, sedangkan alternatif kedua adalah penambahan tenaga kerja. Dengan mempercepat waktu pelaksanaan proyek, maka biaya proyek akan semakin meningkat. Karena itu dilakukan analisis tambahan dengan menggunakan Linear Programming , agar didapat biaya percepatan yang optimum. Setelah semua pekerjaan dipercepat, maka akan diketahui durasi percepatan, biaya akibat percepatan, dan juga cost slope nya (atau penambahan biaya pekerjaan per harinya). Lalu, buat persamaan tujuan dan juga batasan – batasan untuk Linear Programming nya, dengan memasukkan durasi normal, selisih durasi percepatan dan durasi normal, lalu nilai cost slope nya, untuk masing – masing alternatif percepatan. Kemudian analisis persamaan tujuan dan batasan – batasan yang telah dibuat dengan software solver, dalam penelitian ini menggunakan software solver LINDO. Dari analisis dengan LINDO didapat untuk alternatif yang pertama, yaitu penerapan jam lembur, didapat waktu percepatan proyek adalah 189 hari, lebih cepat 45 hari dari waktu normalnya 234 hari, dan besarnya biaya percepatan adalah Rp. 13.484.995.564, memberikan penambahan biaya sebesar Rp. 565.286.896 dari biaya normalnya Rp. 12.919.708.668. Pada alternatif kedua, yaitu penambahan tenaga kerja, didapat lama waktu percepatan adalah 193 hari, 41 hari lebih cepat dari waktu normal, dan besarnya biaya percepatan adalah Rp. 12.977.137.759, memberikan penambahan biaya sebesar Rp. 57.429.091 dari biaya normal. Percepatan proyek tidak begitu berpengaruh pada lintasan kritis. Hal ini dibuktikan dengan sebelum dan sesudah terjadinya percepatan, jalur kritis tetap sama. Dengan adanya analisis Linear Programming , tidak semua pekerjaan dipercepat. Linear Programming membantu peneliti untuk menentukan pekerjaan – pekerjaan apa saja yang perlu dipercepat guna mendapatkan biaya penambahan percepatan yang optimum. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, maka dipilih alternatif kedua, yaitu penambahan tenaga kerja untuk mempercepat proyek, karena memberikan penambahan biaya yang paling minimal.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2011/207/ 051102469 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 02 Feb 2012 16:04 |
Last Modified: | 02 Feb 2012 16:04 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140744 |
Actions (login required)
View Item |