Listyaningtyas, EvyMutri (2011) Aplikasi SIG dan Metode Kriging serta Standar WMO untuk Kerapatan Stasiun Hujan di WS Barito Provinsi Kalimantan Selatan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam kegiatan analisis hidrologi dibutuhkan data hujan sebagai masukan utama dalam penyediaan informasi hidrologi siap pakai. Kesalahan dalam pemantauan data dasar hidrologi dalam suatu daerah pengaliran sungai akan menghasilkan data siap pakai yang tidak benar dan mengakibatkan hasil perencanaan, penelitian, dan pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien dan efektif. Kesalahan tersebut biasanya disebabkan oleh jumlah stasiun hujan dalam DAS yang kurang memadai dan pola penyebaran stasiun hujan yang tidak merata. Untuk mengatasi masalah tersebut menurut WMO ( World Meteorological Organization ), maka suatu DAS harus memiliki stasiun hujan yang mewakili kerapatan jaringan stasiun hujan minimum seluas 100 - 250 km 2 /stasiun. Dalam studi ini akan dikemukakan tentang penerapan metode Kriging untuk evaluasi kerapatan dan pola penyebaran stasiun hujan pada WS Barito Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga dapat diketahui stasiun hujan yang berpengaruh dalam analisis hidrologi selanjutnya pada daerah tersebut. Dari hasil analisis kerapatan stasiun hujan berdasarkan standar WMO ( World Meteorological Organization ), terdapat 3 stasiun hujan eksisting memiliki luas daerah pengaruh yang termasuk dalam kategori kondisi sulit (3000-9000 km 2 ) yaitu stasiun Sei Tabuk, stasiun Binuang, dan stasiun Jaro. Pada perencanaan jaringan stasiun hujan berdasarkan metode Kriging dengan menggunakan data curah hujan rerata tahunan untuk nilai estimasi variansi kurang dari 5% diperoleh 19 buah stasiun hujan rekomendasi. Untuk memastikan bahwa stasiun hujan rekomendasi berdasarkan metode Kriging cukup mewakili dari jumlah stasiun hujan yang tersedia, maka dihitung kesalahan relatif antara curah hujan rancangan kondisi eksisting dan curah hujan rancangan berdasarkan metode Kriging. Dari hasil perhitungan diperoleh kesalahan relatif sebesar 0,090% - 3,732%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Kriging, diketahui bahwa nilai RMSE dan MAE stasiun hujan rekomendasi lebih kecil dibandingkan dengan stasiun hujan eksisting. Selain itu, stasiun hujan rekomendasi memiliki kerapatan yang sesuai standar WMO. Hal ini membuktikan bahwa stasiun hujan rekomendasi dapat diterapkan di WS Barito.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2011/188/ 051102215 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 06 Jun 2011 09:19 |
Last Modified: | 06 Jun 2011 09:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140723 |
Actions (login required)
View Item |