Karakteristik Omah Gebyok Di Desa Wangun Permukiman Tani Pedalaman Kecamatan Palang Tuban.

IkaYuanitaPurwono (2010) Karakteristik Omah Gebyok Di Desa Wangun Permukiman Tani Pedalaman Kecamatan Palang Tuban. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Arsitektur tradisional sebagai rampatan dalam menuju arsitektur Indonesia merupakan wujud warisan budaya dan alat membaca kebudayaan suatu masyarakat sehingga hal ini diupayakan dan mampu menggali kearifan lokal sebagai penolakan atas globalisasi “Eurocentrisme”. Arsitektur Omah gebyok adalah salah satu hasil dari milyaran kearifan local di nusantara. Sebagai wujud konsep kehidupan agraris, omah gebyok mempunyai nilai-nilai sosial, budaya dan ekonomi dalam masyarakat tani. Seiring dengan perkembangan jaman dan naik turunnya keadaan sosial–ekonomi suatu masyarakat menyebabkan tergesernya keberadaan omah gebyok di desa Wangun, sedangkan Omah gebyok merupakan identitas bagi masyarakat tani Wangun yang merupakan salah satu bentuk kekayaan arsitektur nusantara. Jika peninggalan arsitektur tradisional dari nenek moyang seperti Omah gebyok tidak dijaga kelestariannya, maka kebudayaan tersebut akan hilang, tanpa mengetahui nilai-nilai kearifan lokal yang ada dibaliknya, sehingga identitas sebagai masyarakat agraris juga akan hilang. Maka dari itu perlu diadakan sebuah penelitian dengan maksud dan tujuan mengungkap karakteristik omah geb yok di desa Wangun permukiman tani pedalaman kecamatan Palang kabupaten Tuban. Pada penelitian ini dilakukan proses analisa kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik omah gebyok dan kondisi sosial-budaya masyarakatnya yang ada di desa Wangun kabupaten Tuban. Tahapan alur dalam penelitian kualitatif yaitu tahap pemilihan data, penyajian data kemudian tahap akhir berupa tahap penarikan kesimpulan. Tahap pemilihan data ini merupakan tahap penyederhanaan data yang ada di lapangan. Tahap penyajian data berupa variabel-variabel unit amatan yaitu mulai dari denah, ruang, atap, lantai, gebyok, struktur, material, warna dan ragam hias baik secara arsitektural maupun non arsitektural. Pemilihan data dan penyajian data dilaksanakan pada saat penelitian lapangan dilaksanakan. Pada penelitian ini analisa data sampai kepada penarikan kesimpulan berdasarkan identifikasi rumusan masalah. Hasil dari proses analisa data didapatkan beberapa karakteristik omah gebyok yaitu omah jati dengan ukir indah dan mempunyai ruang-ruang dan fasade simetris membagi sisi kanan dan kiri bangunan dengan sama dan detail. Bentuk atap kampung, limasan dan joglo adalah ciri utama dengan warna hijau dan kuning pada gebyoknya. Gebyok dihiasi dengan bermacam ragam hias dengan beberapa macam bentuk yaitu swastika, suluran, padma, cakra, nanasan, surya/ matahari, surya majapahit, tlancapan, tumpal, ,bingkai, api dan motif tempel. Motif yang utama digunakan yaitu swastika, padma, cakra, suluran, nanasan dan surya majapahit. Hal ini dikarenakan pengaruh kependudukan kerajaan Majapahit pada masa itu. Pengaruh tersebut juga tampak pada adat kebiasaan masyarakat Wangun dalam menyambut awal tanam atau panen dan juga pada masa paceklik. Sedekah bumi yaitu sebuah acara yang diselenggarakan pada saat petani akan memulai bertani dan panen hal ini adalah wujud dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2010/653/051003790
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Feb 2011 14:12
Last Modified: 21 Oct 2021 00:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140521
[thumbnail of 051003790.pdf] Other
051003790.pdf

Download (0B)

Actions (login required)

View Item View Item