Pengaruh Temperatur Air Masuk Evaporator Terhadap Unjuk Kerja Water Chiller.

FahyudinDariswanto (2010) Pengaruh Temperatur Air Masuk Evaporator Terhadap Unjuk Kerja Water Chiller. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mesin pendingin water chiller adalah mesin pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan air. Mesin ini terdiri dari 2 siklus yang saling berkaitan yaitu siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer, refrigeran primer tersikulasi melalui empat komponen utama yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Pada siklus sekunder, refrigeran sekunder yang digunakan adalah air ( water ) yang disirkulasikan dengan bantuan pompa yang dapat diatur laju alirannya. Refrigeran sekunder berfungsi sebagai media pembawa kalor dari ruangan atau peralatan proses industri yang dikondisikan untuk diserahkan kepada refrigeran primer di evaporator. Sirkulasi siklus sekunder dimulai dari evaporator ke beban pendinginan (FCU), pompa dan kembali lagi ke evaporator secara kontinyu. Peningkatan temperatur air masuk evaporator akan memperbesar beban pendinginan di evaporator demikian pula laju alir massa refrigeran, yang menyebabkan kenaikan kerja kompresor, sehingga COP dari water chiller akan berubah. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur air masuk jumlah lubang peniup udara yang tepat terhadap laju pemanasan air. Penelitian ini dilakukan di PT. PATRIOT PANCA PRIMA, Lawang Malang. Variabel bebas berupa debit aliran air yang diberikan sebesar 0,001 (m³/s), 0,0011 (m³/s), 0,00128 (m³/s), 0,0013 (m³/s), 0,0014 (m³/s). Sedangkan variabel terikatnya adalah unjuk kerja water chiller . Variabel terkontrol dibuat bervariasi, yakni temperatur air masuk evaporator 21°C, 22°C. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan temperatur air masuk evaporator berpengaruh terhadap unjuk kerja water chiller . Semakin tinggi temperatur air masuk evaporator dan semakin bertambahnya debit air yang mengalir pada instalasi water chiller akan meningkatkan beban pendinginan pada evaporator, kerja kompresor dan menyebabkan perubahan pada COP water chiller . COP tertinggi yaitu 4.221 pada beban pendinginan evaporator 40.978 (kJ/s) terjadi pada temperatur air masuk evaporator tertinggi yaitu 22 (°C) dan pada debit air 0.0011 (m³/s).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2010/381/051002580
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 14 Oct 2010 08:56
Last Modified: 20 Oct 2021 03:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140354
[thumbnail of 051002580.pdf]
Preview
Text
051002580.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item