Setiawan, Asep (2010) Pusat Pengembangan Kepramukaan dan Bumi Perkemahan di Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pramuka merupakan kegiatan Pendidikan non-formal yang berada di Indonesia. Pramuka merupakan wadah untuk kegiatan edukatif yang menarik dan rekreatif. Dalam Sistem kepramukaan di Indonesia terdapat wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu Satuan Karya (SAKA) Pramuka, yang mulai diperkenalkan pada tingkat Pramuka Penegak, terdapat 8 Satuan Karya dimana saka tersebut dibawah naungan dinas pemerintah. Kegiatan pramuka sekarang ini dinilai sudah mulai surut, bahkan mulai bekembang argumen-argumen negatif mengenai pramuka, bahwa pramuka hidup tetapi tidak berkembang. Program pemerintah yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, tentang program revitalisasi Gerakan Pramuka sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Hal ini disikapi oleh Pemprov Jatim dengan akan dibangunnya Bumi Perkemahan di Malang yang akan direncanakan sebagai tempat event pramuka tingkat daerah yaitu perkemahan antar Satuan Karya yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2010. Namun di Kota Malang ini masih mempunyai 6 Satuan Karya Pramuka dan belum adanya badan koordinasi untuk Satuan Karya Pramuka di Kota Malang. Badan koordinasi Satuan Karya yang ada di Indonesia saat ini hanya ada di Bumi Perkemahan Cibubur, akan tetapi kondisi tempat tersebut belum dapat dikatakan sebagai pusat kegiatan Pramuka Satuan karya dikarenakan didalam penataan bangunan dan juga fasilitas yang ada masih terpencar-pencar. Jarak setiap tempat latihan Satuan karya masih jauh sehingga belum adanya keterkaitan kegiatan antar Satuan Karya Pramuka. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah perancangan yang mampu menjadi solusi dari permasalahan yang ada pada tapak terpilih dan Bumi Perkemahan Cibubur tersebut. Perancangan dititik beratkan pada pengolahan tata massa yang mewadahi fungsi- fungsi yang berbeda tiap massa serta pengolahan lansekap dengan konsep yang digunakan adalah Arsitektur berkelanjutan sehingga terwujud suasana yang nyaman untuk berlatih dan belajar. Beberapa tahapan dalam metode perancangan yang digunakan adalah tahap gagasan, informasi, analisis, konsep, evaluasi desain. Beberapa studi dilakukan untuk mencari data yang mendukung, baik dengan observasi, studi komparasi, wawancara maupun studi literatur. Beberapa teori arsitektural yang digunakan antara lain teori tata massa, tata lansekap, vegetasi dan teori arsitektur berkelanjutan(stuktur panggung, biopori, kriteria desain mengacu pada LEED, US Green Building Council ). Untuk hasilnya berupa rancangan bangunan yang terdiri dari beberapa massa dan lansekap bangunan sebagai fokus perancangan dan didesain melalui pendekatan rekreatif-edukatif dan berkelanjutan.
English Abstract
Scout is non-formal education in Indonesia. Scout is not also interesting education but also recreative. The system of boy scout in Indonesia, there is an educational place for sharing the interest, developing the talent and experience in any aspects of science and technology. It called Satuan Karya (SAKA) Pramuka, it is introduced in the grade of pramuka penegak, there are 8 satuan karya where the saka is under government department. Recently, boy scout is assessed as undeveloping activity, and even more there are many negative issues about boy scout, that boy scout live but it does not exist. The President of Republic Indonesia through the government program makes the revitalitation of scout boy as part of the national education system. The government of East Java Province a follows the program up by developing camping ground in Malang which is planned as venue of local scout event. It is inter-saka camping event which is held in the end of 2010. This event faces the problem that Malang have six saka(s) and there is no such of department to coordinate the saka in Malang. The only department to coordinate saka in Indonesia is in Cibubur camping ground, but it is not good enough because of the lacking of facilities and the the widespread of the building settlement so there is no good relation and relevant activities in every saka. Therefore, it requires a solution to solve problems in chosen site and in Cibubur camping ground. A solution design is focused in building arrangement which accomodate different functions in every building and landscaping by using sustainable architecture as the concept. The aim of the solution design is making a comfortable environtment for scout to learn and do training. Several steps in design method used are idea, information, analyse, concept, design evaluation. Several studies are also done to gather some supporting data(s) such as observation, study of comparation, interview and also literature study. Building arrangement theory, landscaping, vegetation, and sustainanable architecture theory ( panggung structure, biopori, design criteria based on LEED, US Green Building Council) are used as architectural theory. The result of the design is a design consists of some building masses and building landscape as the design focus and it is designed through the design approach of recreative-educative and sustainable
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2010/133/051001052 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 16 Apr 2010 10:24 |
Last Modified: | 27 Dec 2021 06:48 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140318 |
Preview |
Text
051001052.pdf Download (9MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |