Tendy (2009) Koordinasi Isolasi Arester Dan Trafo 15 kV Berdasarkan Kurva Tegangan-Waktu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gangguan tegangan lebih merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keandalan dan kontinuitas penyaluran daya suatu sistem tenaga. Gangguan ini dapat menimbulkan kerusakan isolasi peralatan listrik yang mengakibatkan banyak persoalan, misalnya terhentinya proses kerja di perusahaan, terganggunya aktifitas masyarakat di perumahan dan lain sebagainya. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penggunaan alat proteksi dalam usaha membatasi gangguan surja yang masuk pada jaringan listrik tegangan menengah. Untuk melindungi peralatan-peralatan listrik dari gangguan karena tegangan lebih yang disebabkan tegangan impuls surja petir berupa sambaran tidak langsung digunakan arester sebagai pelindung utama. Dengan berkembangnya teknologi maka muncul adanya bermacam-macam jenis bahan untuk membuat arester (misalnya arester berbahan keramik dan arester berbahan polimer) dan juga dengan bermacam-macam merek. Hal ini memerlukan suatu pengetahuan untuk mengetahui kemampuan arester, sehingga diperoleh keandalan sistem yang baik dan ekonomis. Untuk mengetahui kemampuan arester dalam mengamankan peralatan yang dilindungi(trafo) digunakan analisa kurva tegangan-waktu( v-t curve ). Dan koordinasi isolasi dari kurva tegangan–waktu( v-t curve ) dari arester harus dibawah kurva tegangan-waktu atau BIL (Basic Impulse Insulation Level) trafo. Penelitian ini menggunakan tiga jenis arester 15 kV yang berbahan polimer (arester A) dan berbahan keramik (arester B dan C). Dimana arester A dan B adalah arester baru dan belum pernah dipakai sedangkan arester C merupakan arester sudah pernah dipakai. Dari penelitian didapatkan bahwa Arester A dan C memiliki kurva tegangan-waktu ( v-t curve ) yang lebih datar dibandingkan arester B, sehingga arester A dan C lebih baik dari arester B. Nilai rata-rata tegangan kerja arester A sebesar 34,06, nilai rata-rata tegangan kerja arester B sebesar 36,49 kV dan nilai rata-rata tegangan kerja arester C sebesar 36,12 kV. Ditinjau dari nilai rata-rata tegangan kerja masing-masing arester, diketahui arester A adalah yang paling baik karena memiliki tegangan kerja yang paling kecil dibandingkan dengan arester B dan C. Kurva tegangan – waktu ( v-t curve ) dari ketiga arester semuanya berada di bawah nilai BIL trafo, sehingga koordinasi isolasi arester dan trafo aman.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2009/356/050902662 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Elektro |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 01 Dec 2009 10:53 |
Last Modified: | 01 Dec 2009 10:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139943 |
Actions (login required)
View Item |