HariesyaRandiArtanto (2009) Study Perbandingan Pengaruh Penggunaan Minyak Nabati Dan Minyak Mineral Sebagai Cutting Fluid Terhadap Temperatur Pahat Pada Proses Bubut Dengan Variasi Putaran Benda Kerja. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada proses pemotongan logam penggunaan cutting fluid perlu dilakukan karena panas yang ditimbulkan sangat tinggi. Penggunaan cutting fluid berbahan dasar minyak nabati perlu dikembangkan lebih lanjut di Indonesia karena banyak tersedianya kelapa sawit sebagai bahan dasar pembuatan minyak nabati. Penggunaan cutting fluid minyak nabati juga dapat membantu mengurangi pencemaran terhadap lingkungan. Selain itu minyak nabati mempunyai sifat-sifat fisik yang lebih baik dari minyak mineral seperti titik nyala dan panas spesifik yang lebih tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan penggunaan minyak nabati dan minyak mineral sebagai cutting fluid terhadap temperatur pahat pada proses bubut dengan variasi putaran benda kerja. Pada penelitian ini dilakukan proses pembubutan memanjang menggunakan mesin bubut konvensional dengan sistem pemotongan lurus (orthogonal cutting) pada benda kerja baja AISI 1045 dengan variasi kecepatan putaran benda kerja 50 rpm, 150 rpm, 260 rpm, 320 rpm dan 440 rpm. Selain itu juga akan divariasikan kondisi pemotongan menggunakan cutting fluid minyak nabati, menggunakan cutting fluid minyak mineral, dan kondisi pemotongan tanpa menggunakan cutting fluid . Untuk mengetahui temperatur pahat digunakan multimeter digital, dengan cara melekatkan sensor thermokopel yang terdapat pada multimeter digital pada ujung mata pahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pemotongan menggunakan cutting fluid minyak nabati menghasilkan temperatur pahat terendah yaitu 26.33 ° C, namun kurang stabil karena temperatur pahat juga meningkat seiring meningkatnya putaran benda kerja. Sedangkan pada pemotongan menggunakan cutting fluid minyak mineral temperatur pahat stabil pada 30 ° C. Sedangkan pada kondisi pemotongan tanpa menggunakan cutting fluid , temperatur terendah pada pahat adalah 109 ° C dan meningkat seiring meningkatnya putaran benda kerja. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan minyak nabati sebagai cutting fluid pada proses pemotongan logam dapat berfungsi lebih baik untuk mendinginkan temperatur pahat dibandingkan dengan penggunaan cutting fluid berbahan dasar minyak mineral.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2009/246/050901882 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 16 Jul 2009 10:10 |
Last Modified: | 16 Jul 2009 10:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139832 |
Actions (login required)
View Item |