Pembentukan Teritori Ruang Aktivitas pada Alun-alun Merdeka Kota Malang.

DwiAfifAminudin (2009) Pembentukan Teritori Ruang Aktivitas pada Alun-alun Merdeka Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembentukan teritori ruang aktivitas merupakan wujud pemanfaatan ruang publik oleh masyarakat pengguna Alun-alun Merdeka Kota Malang. Pengguna Alun-alun Merdeka Kota Malang dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pengguna tetap dan pengguna tidak tetap (pengunjung) di mana masing-masing memiliki karakter perilaku dan aktivitas yang berbeda. Paradigma perubahan fungsi alun-alun dari civic center menjadi commercial center serta perubahan setting lingkungan alun-alun menjadi perhatian lebih terkait dengan kecenderungan perubahan perilaku pengguna. Untuk itu diperlukan identifikasi pembentukan teritori ruang aktivitas pada Alun-alun Merdeka dalam hubungannya dengan pemanfaatan ruang alun-alun oleh masyarakat. Penerapan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan observing environtmental behavior bertujuan untuk menggali data primer mengenai proses pembentukan teritori ruang aktivitas. Metode analisis terdiri dari tiga tahap, yakni analisis domain, taksonomi, dan komponen. Analisis domain digunakan untuk mendeskripsikan kondisi fisik dan non-fisik dari Alun-alun Merdeka Kota Malang. Analisis taksonomi berfungsi untuk memperoleh sub-variabel dari domain yang telah diperoleh. Analisis komponen digunakan untuk mengidentifikasi pola pemanfaatan ruang Alun-alun Merdeka berdasarkan pembentukan teritori ruang aktivitas melalui pendalaman terhadap hasil analisis domain dan taksonomi. Pembentukan teritori ruang aktivitas pada Alun-alun Merdeka oleh masyarakat menunjukkan bahwa teritori dibangun pada wadah terbuka berupa ruang terbuka alun-alun dan wadah tertutup berupa Pos Satpol PP. Elemen pembentuk ruang yang digunakan sebagai batas teritori meliputi elemen berbatas tetap berupa dinding masif dan atap genting pada Pos Satpol PP; elemen berbatas semi tetap berupa barang-barang milik pengunjung, barang dagangan PKL dan pedagang asongan, peralatan kerja tukang foto dan tukang topeng monyet, serta wadah uang milik pengemis; dan batas informal berupa ruang interaksi antar pengguna. Pembangun teritori (isi) yang dominan dalam skala individu meliputi pengunjung individu, tukang topeng monyet, tukang foto pedagang asongan, dan pengemis; dan skala komunal meliputi pengunjung berpasangan dan berkelompok, petugas Satpol PP, PKL, pengamen, dan pemulung. Sistem teritori yang dijalankan pengguna meliputi penggunaan yang eksklusif (pengunjung dan pengguna tetap), pengawasan dan kekuasaan (petugas Satpol PP). Sistem teritori tersebut melibatkan personalisasi dan penandaan sebagai mekanisme privasi (pertahanan) yang ditunjukkan dengan adanya barang-barang yang diletakkan di sekitar pengguna serta formasi duduk pengguna. Fenomena yang terjadi di lingkungan Alun-alun Merdeka terkait dengan pemanfaatan ruang alun-alun menunjukkan bahwa masih terdapat pemanfaatan ruang yang kurang tepat dan tidak merata serta daya dukung lingkungan yang masih kurang dalam menunjang aktivitas (kenyamanan) pengguna.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2009/202/050901545
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Jun 2009 10:21
Last Modified: 01 Jun 2009 10:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139783
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item