Pengaruh Penggunaan Batu Apung Asal Blitar Sebagai Agregat Halus dan Filler Terhadap Nilai Karakteristik Lapis Aspal Beton (LASTON)

DahlianLailiAisyiah (2008) Pengaruh Penggunaan Batu Apung Asal Blitar Sebagai Agregat Halus dan Filler Terhadap Nilai Karakteristik Lapis Aspal Beton (LASTON). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Batu apung merupakan salah satu material hasil letusan Gunung Kelud di Blitar yang memiliki jumlah cukup banyak. Untuk memaksimalkan kegunaan batu apung maka dalam penelitian ini digunakan sebagai material perkerasan jalan raya tipe LASTON. Batu apung tahan terhadap zat korosif tetapi berat jenis agregat halus tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga sehingga batu apung dipakai sebagai agregat halus dan filler dengan proporsi batu pecah. Batu apung dikombinasikan dengan batu pecah agar berat jenis bulk agregat halus campuran memenuhi persyaratan LASTON. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh variasi campuran batu apung dan batu pecah terhadap karakteristik agregat halus dan filler; (2) untuk mengetahui pengaruh variasi campuran batu apung dan batu pecah sebagai agregat halus dan filler serta variasi kadar aspal terhadap nilai karakteristik campuran LASTON; (3) untuk mengetahui proporsi batu apung dan batu pecah yang optimum sebagai agregat halus dan filler serta Kadar Aspal Optimum (KAO); (4) untuk mengetahui Indeks Kekuatan Sisa (IKS) pada campuran LASTON setelah perlakuan campuran asam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square), dimana terdapat lima proporsi filler Batu Apung : Batu Pecah (0:100, 25:75, 50:50, 75:25, 100:0) dengan lima proporsi agregat halus Batu Apung : Batu Pecah (0:100, 25:75, 50:50, 75:25, 100:0) dan lima kadar aspal (4%, 5%, 6%, 7%, 8%). Setiap perlakuan terdapat 3 kali perulangan sehingga benda uji yang dibuat sebanyak 75 buah. Data hasil Marshall Test diolah dengan analisa statistik untuk menentukan ada tidaknya pengaruh batu apung terhadap campuran LASTON. Untuk menentukan Kadar Aspal Optimum, digunakan metode Diagram Pita, Asphalt Insitute dan iterasi Generalized Newton’s . Setelah mendapatkan KAO, dibuat benda uji untuk perendaman asam untuk mendapatkan nilai Indeks Kekuatan Sisa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan batu apung sebagai agregat halus akan menurunkan berat jenis dan meningkatkan penyerapan agregat halus, sedangkan penambahan batu apung sebagai filler akan menurunkan berat jenis dan penyerapan filler . Penambahan batu apung sebagai agregat halus akan meningkatkan nilai VIM, VMA dan flow, serta menurunkan nilai stabilitas dan Marshall Quotient . Sebaliknya, penambahan batu apung sebagai filler akan menurunkan nilai VIM, VMA dan flow, serta meningkatkan stabilitas dan Marshall Quotient. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) tidak dapat dihasilkan. Dengan metode iterasi Generalized Newton’s, nilai KAO tidak dapat ditemukan karena dari nilai karakteristik LASTON (VIM sebesar 6,898%, VMA sebesar 20,191%, Stabilitas sebesar 1574,391 kg, Flow sebesar 2,986 mm dan Marshall Quotient(MQ) sebesar 559,308 kg/mm), nilai VIM dan MQ tidak memenuhi persyaratan Bina Marga. Nilai karakteristik LASTON berasal dari nilai kadar filler optimum (X 1 ), kadar agregat halus optimum (X 2 ) dan kadar aspal optimum(X 3 ) konstan, berturut-turut sebesar 25,37927, 159,9633 dan 8% yang didistribusikan pada persamaan regresi VIM, VMA, stabilitas, flow dan MQ. Dengan demikian, pembuatan benda uji untuk perendaman asam tidak dapat dilakukan,sehingga nilai Indeks Kekuatan Sisa tidak dapat diketahui.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2009/106/050900902
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 25 Mar 2009 11:37
Last Modified: 25 Mar 2009 11:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139668
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item