Romli (2008) Analisis Pengaruh Penambahan Saluran Akhir Terhadap Tingkat Tegangan Surja Pada Trafo Tiang”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Transformator pada jaringan distribusi (trafo tiang) merupakan salah satu bagian penting dalam suatu sistem distribusi daya listrik. Trafo tiang pada umumnya ditempatkan pada keadaan terbuka dan terhubung langsung dengan konduktor dari saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20 kV. Sehingga keberadaan trafo tiang ini rentan terhadap gangguan tegangan lebih, salah satunya adalah sambaran petir. Di ujung jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV, ada 2 teknik rangkaian untuk mengakhiri jaringan listrik tegangan menengah. Yaitu pertama, rangkaian trafo tiang tanpa penambahan saluran akhir dan kedua, rangkaian trafo tiang dengan penambahan saluran akhir. Kedua rangkaian ini memiliki perbedaan pada percabangan saluran trafo tiang. Sehingga di saat terjadi gangguan surja petir, besar gelombang tegangan surja yang diterima oleh arrester sebagai peralatan proteksi tegangan lebih, juga berbeda sesuai dengan rangkaian trafo tiangnya. Untuk mengetahui besarnya gelombang tegangan surja pada arrester di kedua rangkaian trafo tiang tersebut, digunakan metode diagram tangga. Dari analisis diagram tangga juga didapatkan batas maksimal gelombang tegangan surja datang yang dapat ditahan oleh komponen trafo (TID/BIL) jika tidak terdapat arrester (arrester tidak berfungsi atau rusak). Sedangkan besarnya tegangan tembus arrester yang digunakan dalam analisis, didapatkan dari pengujian tegangan tembus arrester di laboratorium Tegangan Tinggi Teknik Elektro Universitas Brawijaya. Hasil dari pengujian tegangan tembus arrester, digunakan dalam menentukan waktu tembus tegangan surja dari kedua rangkaian. Dan analisis ini diasumsikan trafo tiang dalam keadaan tanpa beban, sehingga pengaruh tegangan surja ke beban dapat diabaikan. Dalam pembahasan skripsi ini, untuk besar tegangan surja datang (Vs1) sebesar 125 kV, didapatkan bahwa rangkaian trafo tiang tanpa penambahan saluran akhir memiliki nilai puncak gelombang tegangan surja (Vp1) yang lebih kecil sebesar 249,94 kV, daripada rangkaian trafo tiang dengan penambahan saluran akhir yang memiliki puncak tegangan surja (Vp1) sebesar 301,903 kV. Dan waktu tembus arrester yang lebih cepat (Td1 = 0,280 μs) daripada rangkaian trafo tiang dengan penambahan saluran akhir (Td1 = 0,301 μs). Jika arrester dalam keadaan tidak berfungsi (rusak), dengan TID/BIL trafo sebesar 125 kV, maka trafo tiang pada rangkaian trafo tiang tanpa penambahan saluran akhir, dapat menahan gelombang tegangan surja datang (Vs2) yang lebih besar yaitu sebesar 62,50 kV, daripada rangkaian dengan penambahan saluran akhir (Vs2 = 51,76 kV). Sehingga di ujung saluran distribusi tegangan menengah, teknik pemasangan rangkaian trafo tiang tanpa penambahan saluran akhir adalah rangkaian yang paling efektif dari segi proteksi tegangan lebih. Kata Kunci : Saluran Akhir, Arrester, Tegangan Surja. viii
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2008/802/050800441 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Elektro |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 26 Feb 2008 11:46 |
Last Modified: | 26 Feb 2008 11:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139640 |
Actions (login required)
View Item |