TaufanEfendi (2008) Prediksi Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Komponen Neraca Air DAS Gandong dengan Model F.J. Mock. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Letak geografis Kabupaten Magetan berada di lereng dan kaki Gunung Lawu yang sebagian wilayahnya merupakan lahan dengan kemiringan yang terjal sampai dengan sangat terjal. Kondisi semacam itu membuat air hujan yang jatuh di wilayah ini dengan cepat mengalir ke bawah dan susah menahan atau memperpanjang waktu pengaliran air tersebut agar dapat memanfaatkannya secara lebih baik. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya pembangunan fisik di daerah tangkapan air di hulu (terutama di daerah Sarangan) yang mengakibatkan berkurangnya daya resap tanah, sehingga air hujan yang jatuh dengan cepat menjadi aliran limpasan ( runoff ), dan hanya sedikit yang meresap ke dalam tanah. Untuk mengetahui pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit Sungai Gandong perlu didakan penelitian tentang dampak perubahan yang terjadi dengan menggunakan Model F.J. Mock Pemodelan hidrologi dengan menggunakan Model F.J. Mock memuat 5 parameter yang berkaitan dengan kondisi biofisik DAS yaitu : singkapan lahan (m), koefisien infiltrasi (i), kelembaban tanah (SMC), nilai penyimpanan awal (IS), dan koefisien resesi aliran air tanah (k). Dari hasil penelitian diperoleh nilai-nilai parameter tersebut sebagai berikut : m = 28,48%, i = 0,7, SMC = 200 mm, IS = 2000 mm, dan k = 0,9 dimana parameter IS adalah parameter yang paling sensitif dalam model ini. Nilai kesalahan absolut rata-rata debit aliran sungai hasil pemodelan terhadap data terukur adalah sebesar 15,33%. Simulasi pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit aliran sungai dilakukan dengan tujuan mengetahui luas minimal kawasan resapan yang harus terjaga, mengetahui kelayakan secara hidrologis terhadap hasil perencanaan yang ada sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDRT), dan mengetahui kondisi idial komposisi penggunaan lahan yang layak secara hidrologis. Hasil penelitian menunjukkan perubahan luas kawasan konservasi dari 30,83% berkurang sampai 15,42% berdasarkan simulasi dengan menggunakan 41 skenario tidak menunjukkan perubahan nilai rasio Q maksimum terhadap Q minimum yang signifikan. Kisaran nilai Q maksimum /Q minimum berdasarkan simulasi model dari 41 skenario yang dirancang mempunyai kisaran nilai 30,73 – 38,41. Nilai Q maksimum /Q minimum terkecil diperoleh berdasarkan simulasi dengan skenario 8b, sedangkan nilai Q maksimum /Q minimum terbesar diperoleh berdasarkan simulasi dengan skenario 10a. Sedangkan yang bertujuan mengetahui kondisi idial komposisi penggunaan lahan yang layak secara hidrologis akhirnya dipilih Skenario 3b dengan tata guna lahan berupa hutan 30,00%), kebun/perkebunan (26,48%), semak/belukar (1,28%), pemukiman (10,87%), tegalan/ladang (7,71%), sawah tadah hujan (23,18%), permukaan air (0,49%), dan rumput/tanah kosong (0,00%). Skenario tersebut dapat menurunkan rasio debit maksimum terhadap debit minimum sebesar 17,95 % dari kondisi eksisting Q maksimum /Q minimum = 36,05 menjadi Q maksimum /Q minimum = 29,58.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2008/736/050803698 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 23 Dec 2008 11:03 |
Last Modified: | 23 Dec 2008 11:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139576 |
Actions (login required)
View Item |