Pola Tata Ruang Permukiman Tradisional Gampong Lubuk Sukon, Kabupaten Aceh Besar.

IssanaMeriaBurhan (2008) Pola Tata Ruang Permukiman Tradisional Gampong Lubuk Sukon, Kabupaten Aceh Besar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masyarakat Aceh telah sejak lama mempunyai konsep-konsep dasar mengenai pengaturan tata ruang rumah dan lingkungannya yang sarat akan nilai budaya lokal. Namun, rangkaian kejadian yang terjadi di Aceh secara menyeluruh menyebabkan berkurangnya keberadaan permukiman tradisional, sehingga warisan budaya bangsa Aceh dikhawatirkan tidak dapat bertahan. Masyarakat Aceh sendiri pun mulai mengalami pendangkalan pemahaman terhadap konsep-konsep lokal dalam permukiman tradisional berbasis adat. Sementara itu, terutama setelah bencana tsunami, pembangunan permukiman baru diharapkan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang tidak hanya dinilai secara ekonomis, tetapi juga memperhatikan faktor kultur budaya setempat. Instansi yang terkait dengan program pembangunan permukiman, perlu memahami konsep bermukim pada masyarakat Aceh. Salah satu permukiman tradisional yang mempertimbangkan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat dan masih bertahan, adalah Gampong Lubuk Sukon, Kabupaten Aceh Besar. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik sosial budaya masyarakat Gampong Lubuk Sukon, dan mengidentifikasi karakteristik pola tata ruang permukiman yang terbentuk, serta menganalisis pola tata ruang permukiman tradisional Gampong Lubuk Sukon yang terbentuk akibat pengaruh sistem sosial budaya masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-evaluatif. Data dikumpulkan dari observasi lapangan, kuisioner dan wawancara. Struktur tata ruang permukiman didapatkan secara deskriptif evaluatif dengan mengkaji fungsi ruang berdasarkan kegiatan dan ritual budaya yang dilakukan. Dalam mengkaji pola tata ruang tempat tinggal dilakukan pendekatan dengan teknik pohon keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep keruangan makro yang terbentuk dari tatanan fisik lingkungan hunian memperlihatkan adanya pembagian ruang permukiman berdasarkan guna lahan, yaitu tempat hunian di bagian tengah Gampong ( tumpok ), fasilitas umum di bagian agak luar dari Gampong ( ujong ), dan lahan pertanian di bagian luar area permukiman ( blang ). Adapun struktur ruang yang terbentuk berdasarkan aktivitas daur hidup dan ritual keagamaan, disimpulkan bahwa meunasah merupakan ruang publik yang menjadi pusat orientasi Gampong. Pada skala yang lebih mikro, pola tata ruang permukiman masyarakat Gampong Lubuk Sukon terbentuk berdasarkan sistem kekerabatan, dimana rumah orangtua menjadi bangunan inti (pusat) dari kelompok hunian suatu keluarga. Wujud kekerabatan ini terdiri dari keluarga inti senior yang tinggal berdekatan dengan keluarga inti dari anak-anak perempuannya, sesuai dengan adat menetap nikah matrilokal dalam masyarakat Aceh. Dalam tataran rumah dan pekarangan, seuramoe keue (serambi depan) merupakan pusat dari bangunan rumoh Aceh. Ruang lainnya yang menjadi pinggiran ( periphery ), adalah seuramoe teungoh (tungai) dan dapur, hanya diperbolehkan untuk perempuan. Struktur ruang pada rumoh Aceh menunjukkan dualisme antara ajaran Islam yang cenderung patriarkal, dengan adat peunulang Aceh yang bersifat matriarkal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/594/050802842
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 23 Sep 2008 13:10
Last Modified: 23 Sep 2008 13:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139426
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item