Rumah Vertikal Sebagai Solusi Rumah Tinggal pada Lahan Sempit : Kasus: Rumah Urban pada Kawasan Permukiman Bareng.

RetrisuciYuniar (2008) Rumah Vertikal Sebagai Solusi Rumah Tinggal pada Lahan Sempit : Kasus: Rumah Urban pada Kawasan Permukiman Bareng. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keterbatasan lahan merupakan salah satu fenomena yang marak terjadi belakangan ini. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan dan urbanisasi penduduk yang terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan arus urbanisasi, maka semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat akan hunian, terutama di daerah pusat kota sebagai bentuk usaha untuk mendekatkan diri dengan tempat bekerjanya. Namun demikian, keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala bagi masyarakat untuk mendapatkan rumah, sehingga pada akhirnya mereka mengembangkan permukiman informal yang disebut juga dengan perkampungan. Kota Malang sebagai salah satu kota berkembang di Indonesia juga mengalami fenomena ini, misalnya di daerah Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, yang terletak di daerah pusat Kota Malang. Berbagai solusi hunian untuk menyelesaikan masalah permukiman tersebut telah dilakukan, namun sayangnya masih belum mampu mengatasi masalah yang ada. Kehadiran rumah susun dan rumah sederhana sehat diharapkan mampu menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian di lahan sempit, namun pada kenyataannya kedua solusi ini kurang mampu menyelesaikan masalah. Salah satu solusi yang dapat diandalkan adalah pembangunan rumah vertikal yang terletak di lahan sempit. Pembangunan rumah dengan pengembangan secara vertikal ini dapat menghemat lahan yang terbatas, sekaligus mampu mencukupi kebutuhan ruang penghuni rumah. Namun demikian, rumah vertikal tetap memiliki kekurangan, terutama di bidang tata atur ruang yang rumit, serta penggunaan sistem konstruksi dan bahan bangunan yang seadanya. Dari masalah yang ada tersebut, dirumuskan tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui kriteria dan konsep rumah vertikal pada lahan sempit, kurang lebih seluas 90 m ², di daerah urban Kota Malang bagi warga kalangan menengah, dengan fokus kajian pada tata atur ruang dan tata atur pelingkup, yaitu pada pola penataan ruang dan penggunaan sistem konstruksi serta material. Pengaturan ruang serta penggunaan sistem konstruksi dan bahan bangunan pada rumah vertikal ini secara keseluruhan tidak berbeda dengan rumah mungil yang terletak di lahan sempit. Perbedaan antara keduanya terdapat pada pembagian sifat ruang secara vertikal. Prinsip-prinsip penataan ruang sempit diterapkan pada rumah vertikal ini, seperti penggunaan ruang bergantian dan penciptaan ruang terbuka. Sistem konstruksi yang paling tepat digunakan untuk rumah vertikal adalah sistem konstruksi rangka, terdiri dari empat elemen, yaitu pondasi, kolom, balok, dan plat lantai. Material pembentuk konstruksi utamanya adalah beton bertulang, sedangkan material pembentuk bagian rumah yang lain sama dengan rumah lain, seperti penggunaan pasangan batu bata sebagai pembentuk dinding, dan lain-lain. Seluruh prinsip penataan ruang serta penggunaan sistem konstruksi dan bahan bangunan tersebut diterapkan pada konsep rumah vertikal di daerah permukiman Bareng, Malang, tepatnya di 3 lahan rumah sudut dan 3 lahan rumah tengah. Kebijakan yang berlaku di daerah Bareng, Malang juga merupakan satu hal yang penting untuk ditaati. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adalah KDB, KLB, TLB, GSB, serta ketinggian minimum dan maksimum bangunan. Untuk daerah permukiman Bareng, sebagai lokasi penerapan konsep rumah vertikal ini, memiliki KDB sebesar 60- 75%, KLB sebesar 0,6-1,2, serta TLB sebanyak 1-2 lantai, dengan ketinggian minimum bangunan 5,5 m dari lantai dasar dan ketinggian maksimum 12 m. GSB yang digunakan adalah ½ dari lebar jalan. Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan dinding, atap, atau tritisan tidak boleh melebihi batas lahan yang ada. Semua aturan dan kebijakan tersebut perlu ditaati guna menghindari masalah hukum yang mungkin terjadi. Seluruh teori dan kebijakan tersebut dijadikan acuan untuk ditemukan kriteria dan konsep rumah vertikal yang paling tepat diterapkan di daerah permukiman Bareng, Malang. Dari tiga konsep, masing-masing 3 rumah sudut dan tengah, ditarik kesimpulan bahwa konsep terakhir merupakan konsep yang sesuai dan paling tepat diterapkan di daerah urban Bareng. Selain sesuai dengan kondisi eksisting Bareng, konsep terakhir ini juga sesuai dengan teori dan kebijakan yang ada. Namun demikian, perlu ditambahkan sistem kantilever, mezanin, dan split level guna mencukupi kebutuhan ruang dalam rumah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/564/050802768
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Sep 2008 11:44
Last Modified: 19 Sep 2008 11:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139394
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item