Pengaruh Prosentase Penambahan Fluk MgCl2 dan NaF terhadap Cacat Coran pada Pengecoran Aluminium Paduan AA 6061.

EmanuelIrwanDwiS (2008) Pengaruh Prosentase Penambahan Fluk MgCl2 dan NaF terhadap Cacat Coran pada Pengecoran Aluminium Paduan AA 6061. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Teknologi pengecoran logam merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam sektor industri pengolahan logam, karena dalam proses pengecoran dapat dihasilkan produk atau komponen-komponen yang rumit dan komplek. Aluminium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanis yang kurang baik seperti kekuatan dan kekerasan yang rendah, oleh karena itu dipergunakan aluminium paduan untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik. Pengecoran pada aluminium paduan juga terkadang timbul cacat pada coran, seperti cacat yang terjadi pada permukaan hasil coran contohnya cacat lubang jarum ( pin hole ) dan cacat rongga udara ( blow hole ) , hal ini disebabkan karena adanya gas atau kotoran yang terjebak pada coran. Penambahan fluk pada peleburan aluminium paduan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki hasil coran pada aluminium paduan, karena fluk dapat mencegah oksidasi dan absorbsi gas pada proses peleburan. Untuk dapat mengetahui pengaruh dari prosentase penambahan fluk terhadap cacat coran pada pengecoran aluminium paduan, maka dilakukan peleburan dengan penambahan fluk sebesar 0% - 5% dengan cara ditaburkan pada logam cair dan kemudian diaduk, dengan temperatur peleburan sebesar 900 0 C dengan waktu tunggu 6 menit agar fluk dapat bereaksi dengan logam cair. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa cacat coran yang terjadi kecil sekali pada penambahan kadar fluk 2 % pada cacat lubang jarum (pin hole) yaitu sebesar 0,02 % dan 3 % pada cacat rongga udara (blow hole) yaitu sebesar 1,87 %, hal ini dikarenakan fluk dapat bereaksi dengan baik pada peleburan aluminium paduan yaitu gas – gas yang terbawa dalam logam cair selama pencairan dan penuangan dapat diserap atau diikat oleh fluk serta kotoran pada proses pencairan dapat diminimalisir oleh fluk. Sedangkan cacat coran semakin meningkat dengan penambahan kadar fluk diatas 4 %, hal ini dikarenakan kadar fluk semakin bertambah menyebabkan kekentalan fluk meningkat sehingga fluk berubah menjadi pengotor dan hal ini akan mengakibatkan proses peleburan tidak maksimal. Dibandingkan dengan tanpa penambahan fluk terjadi perbedaan yang cukup besar terhadap cacat coran yang terjadi, yaitu sebesar 15,61 % pada cacat lubang jarum (pin hole) dan 7,96 % pada cacat rongga udara (blow hole) .

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/364/050801931
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 04 Aug 2008 11:37
Last Modified: 04 Aug 2008 11:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139209
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item