VarinAftriana (2008) Analisa Distribusi Air Irigasi Jepun Tengah Wilayah UPTD Lenteng Kabupaten Sumenep. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan negara Agraris yang dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Dari dua musim ini, menyebabkan adanya perbedaan kebutuhan air yang berbeda, khususnya kebutuhan air untuk irigasi. Kebutuhan air irigasi pada musim penghujan, biasanya terpenuhi bahkan berlebih sedangkan pada kemarau biasanya kekurangan air. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diaturlah pola tata tanam (PTT) dan pengaturan pemberian air irigasi. Dengan demikian, kebutuhan air akan terpenuhi untuk seluruh areal yang ada, bahkan jika terjadi kelebihan air, maka dapat menambah luas lahan pertanian. Kajian ini dilakukan di daerah Irigasi Jepun Tengah Wilayah UPTD Lenteng Kabupaten Sumenep sehubungan dengan pengetrapan Pola Tata Tanam (PTT) pada daerah tersebut serta untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembagian air irigasi pada saat musim kemarau dan musim penghujan, sehingga bisa diketahui apakah pemanfaatan air irigasi benar-benar optimal. Dalam mengoptimalkan lahan pertanian dan keuntungan maksimal maka terlebih dahulu menghitung evapotranspirasi potensial dengan menggunakan metode Penman Modifikasi dan menentukan curah hujan efektif sehingga dihasilkan kebutuhan air tanaman. Selanjutnya menghitung debit andalan untuk menentukan perumusan Model Linier yang bertujuan untuk menghasilkan kajian optimasi lahan dan keuntungan maksimal dengan program Solver. Setelah dilakukan optimasi dari beberapa alternatif : alternatif I, alternatif II, dan alternatif III, ternyata alternatif III padi – palawija (jagung) - palawija (jagung) yang paling memenuhi, dan besar kebutuhan air berdasarkan Pola Tata Tanam (PTT) terpilih padi – palawija (jagung) – palawija (jagung) tiap periode adalah sebagai berikut : kebutuhan air periode I untuk tanaman padi = 2,916 m3/dt, kebutuhan air periode II untuk tanaman palawija (jagung) = 0,465 m3/dt, dan kebutuhan air periode III untuk tanaman palawija (jagung) = 1,082 m3/dt. Untuk periode I, luas lahan lahan maksimum untuk tanaman padi sebelum dioptimasi = 303 Ha dengan intensitas tanam sebesar 100% dan harga keuntungan maksimum = Rp 3.691.070.250,00, sedangkan luas lahan maksimum setelah dioptimasi = 526, 38 Ha dengan penambahan luas tanam sebesar 223,38 Ha dan harga keuntungan maksimum = Rp 6.412.202.033,00. Untuk periode II, Luas lahan maksimum untuk tanaman palawija (jagung) sebelum dioptimasi = 121 Ha dengan intensitas tanam sebesar 40% dan harga keuntungan maksimum = Rp 1.065.072.250,00 sedangkan luas lahan maksimum setelah dioptimasi = 303 Ha dengan intensitas tanam sebesar 100% dan harga keuntungan maksimum = Rp 2.667.081.750,00. Untuk periode III, Luas lahan maksimum untuk tanaman palawija (jagung) sebelum dioptimasi = 121 Ha dengan intensitas tanam sebesar 40% dan harga keuntungan maksimum = Rp 1.065.072.250,00 sedangkan luas lahan maksimum setelah dioptimasi = 129.07 Ha dengan intensitas tanam sebesar 42,6% dan harga keuntungan maksimum = Rp 1.136.139.563,00. Sedangkan tinggi bukaan pintu (a) maksimum sebesar 0,3631 m dengan kebutuhan air sebesar 0,5020 m3/dt dan tinggi air di hulu sebesar 1,2 m sedangkan tinggi air yang paling minimum 0,1 m.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2008/35/050800397 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 21 Feb 2008 11:00 |
Last Modified: | 21 Feb 2008 11:00 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139198 |
Actions (login required)
View Item |