RiciHaryaAntariksa (2008) Pengaruh Variasi Kelembaban Udara Terhadap COP Mesin Pendingin A.C. BENCH. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kinerja suatu mesin pendingin ditunjukkan oleh angka yang dinamakan COP (Coefficient Of Performance). Penggunaan mesin pendingin dalam keseharian, baik itu di lingkungan keluarga, perkantoran, serta perindustrian menyebabkan kondisi operasi beserta parameter-parameter di dalamnya menjadi beragam. Padahal kondisi operasi inilah yang nanti akan digunakan untuk menentukan COP dari mesin pendingin. Berbicara tentang kondisi operasi, maka kita akan membahas tentang kondisi udara dan parameter-parameter yang ada di dalamnya seperti: temperatur, tekanan, kecepatan alir udara, dan kelembaban. Adanya perubahan kondisi mula udara, yakni pada saat akan memasuki evaporator (sebelum mengalami pendinginan) akan mempengaruhi pola dari perpindahan panas pada evaporator, sehingga laju panas yang mampu diserap akan berbeda pula. Dalam hal ini kelembaban udara yang merupakan banyaknya kadar uap air yang terdapat pada campuran udara atmosfer ikut mempengaruhi besarnya laju perpindahan panas pada evaporator dan inilah yang menyebabkan perubahan pada output effect (laju perpindahan panas pada evaporator). Dan dengan input (daya dari kompresor) yang senantiasa tetap besarnya, hal ini menghasilkan nilai COP yang bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan besar pengaruh kelembaban udara terhadap COP dan untuk mengetahui nilai kelembaban udara yang mengakibatkan COP tertinggi dari mesin pendingin A.C. Bench. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi literatur dan metode eksperimental. Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk memperoleh data sebab akibat melalui eksperimen guna mendapatkan data empirik. Dalam hal ini obyek yang diamati adalah pengaruh variasi kelembaban udara terhadap COP mesin pendingin A.C. Bench. Penelitian ini menggunakan 4 variasi kelembaban udara yang pertama adalah 0,0139 kg uap air/kg udara kering, sedangkan variasi berikutnya adalah: (0,0153; 0,0200; 0,0220) kg uap air/kg udara kering. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variasi kelembaban udara sebagai salah satu parameter kondisi mula udara berpengaruh nyata terhadap nilai COP mesin pendingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kelembaban udara sebelum masuk ke evaporator maka nilai COP yang dihasilkan akan semakin kecil. Dan nilai COP tertinggi yaitu 2,15019 terjadi pada kelembaban udara sebesar 0,0139 kg uap air/kg udara kering.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2008/144/050800900 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 19 Mar 2008 14:01 |
Last Modified: | 19 Mar 2008 14:01 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138991 |
Actions (login required)
View Item |