Herlinda, Stefanie Viona Nelvi (2018) Partisipasi Petani Dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata Kebun Belimbing Di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pembangunan pertanian merupakan suatu upaya terencana yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Jawa Timur merupakan salah satu propinsi penghasil buah belimbing terbesar di Indonesia dengan produksi sebesar 5.400 ton pada tahun 2015 (Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2017). Hal ini terbukti dengan adanya kota maupun kabupaten yang menjadi sentra penghasil belimbing, seperti Tuban, Blitar, Bojonegoro dan Tulungagung. Salah satu Agrowisata kebun belimbing di Kabupaten Bojonegoro merupakan Agrowisata yang dimiliki oleh Kelompok Tani Mekar Sari, agrowisata ini dibudidayakan oleh 104 petani dengan luas lahan 20,4 hektar berisi 9.436 pohon. Agrowisata kebun belimbing terletak di sekitar sungai Bengawan Solo. Sebelum menjadi Agrowisata, pada awalnya petani hanya membudidayakan palawija seperti jagung dan kedelai. Namun daerah ini merupakan daerah yang rawan terhadap banjir karena jaraknya hanya terletak beberapa meter dari sungai. Sehingga awalnya saat petani menanam palawija setiap musim penghujan, daerah ini selalu terkena luapan sungai yang menyebabkan lahan menjadi banjir, serta petani mengalami kerugian karena belum masuk musim panen. Adanya permasalahan tersebut, memotivasi beberapa petani untuk mencegah kerugian dalam bercocok tanam dengan menanam tanaman holtikultura yang berkonsep perkebunan seperti belimbing. Beberapa petani dan pemerintah desa melakukan pemberdayaan kepada petani-petani anggota Kelompok Tani Mekar Sari untuk menanam tanaman belimbing yang dianggap berhasil mengatasi permasalahan yang dihadapi sebelumnya. Keberhasilan kegiatan pemberdayaan dalam melakukan pengembangan kawasan Agrowisata tidak dapat dipisahkan dari peran serta petani sebagai pelaku utama dalam membangun kawasan Agrowisata yang lebih baik. Oleh karena itu keberhasilan kegiatan pemberdayaan sangat ditentukan oleh partisipasi dari petani itu sendiri. Tingkat partisipasi pada petani akan berbeda-beda dipengaruhi oleh karakteristik petani yang berbeda pula. Partisipasi petani dapat diukur menggunakan tiga indikator yaitu partisipasi inisiasi (perencanaan kegiatan), partisipasi legitimasi (pengambilan keputusan kegiatan), dan partisipasi eksekusi (pelaksanaan kegiatan). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik petani yang ikut dalam pengembangan agrowisata kebun belimbing, menganalisis partisipasi petani dalam kegiatan pengembangan kawasan agrowisata kebun belimbing, dan menganalisis hubungan karakteristik petani dengan partisipasi petani dalam pengembangan kawasan agrowisata kebun belimbing. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif, penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu (purposive) karena daerah Agrowisata kebun belimbing merupakan daerah penghasil buah belimbing yang memiliki anggota yang aktif. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik penentuan sampel nonprobability yaitu menggunakan teknik penarikan sampel dengan tujuan tertentu (purposive sampling). Jumlah keseluruhan petani yang tergabung dalam agrowisata yaitu 104 petani. Penentuan jumlah atau besaran sampel yang dipilih oleh peneliti menggunakan rumus Slovin,dengan standart error 10% dihasilkan sebanyak 51 responden. Teknik pengumpulan data yaitu melalui data primer dan sekunder, kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan uji korelasi rank spearman yang diolah menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menyatakan bahwa karakteristik petani berdasarkan usia didominasi petani berusia antara 41 hingga 57 tahun dengan presentase 50,98 %, karakteristik petani berdasarkan pendidikan terakhir didominasi petani dengan pendidikan terakhir tamat SD dengan presentase 62,75 %, karakteristik petani berdasarkan jumlah anggota keluarga didominasi petani dengan jumlah anggota keluarga antara 3 hingga 5 orang dengan presentase 80,39 %, karakteristik petani berdasarkan luas lahan didominasi petani dengan luas lahan di bawah 0,70 hektar dengan presentase 92,16 %, serta karakteristik petani berdasarkan pengalaman bertani didominasi petani dengan pengalaman bertani antara 11 hingga 20 tahun dan di atas 20 tahun dengan presentase yang sama yaitu 41,18 %. Partisipasi petani dalam pengembangan kawasan Agrowisata diukur dengan tiga indikator partisipasi yaitu partisipasi inisiasi, legitimasi, dan eksekusi. Pada tahap inisiasi atau perencanaan kegiatan berada pada tingkat partisipasi kategori sedang dengan presentase 54,12 %. Kemudian pada tahap legitimasi atau pengambilan keputusan kegiatan berada pada tingkat partisipasi kategori sedang dengan presentase 62,09 %, Lalu pada tahap eksekusi atau pelaksanaan kegiatan berada pada tingkat partisipasi kategori tinggi dengan presentase 69,15 %. Sehingga secara keseluruhan besarnya tingkat partisipasi petani dalam pengembangan kawasan Agrowisata kebun belimbing sebesar 61,79 % yang termasuk dalam kategori sedang. Karakteristik petani yang memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi petani yaitu usia, pendidikan terakhir, dan pengalaman bertani. Kemudian karakteristik petani yang tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi petani yaitu jumlah anggota keluarga dan luas lahan. Karakteristik petani yang memiliki tingkat hubungan yang kuat dengan partisipasi petani yaitu pendidikan terakhir dan yang memiliki tingkat hubungan yang sangat lemah yaitu luas lahan. Hasil analisa lapang yaitu pendidikan sangat menentukan petani dalam beraktivitas, yaitu petani yang memiliki pendidikan terakhir tinggi cenderung mengikuti kegiatan pengembangan yang dilakukan. Petani dapat menyerap informasi yang didapatkan dari pengelola maupun pemerintah dengan cepat. Luas lahan tidak memiliki hubungan dengan partisipasi petani karena sebagian besar petani di Agrowisata berpartisipasi atas dasar kemauan dan kesadarannya sendiri, lahan yang luas maupun sempit tidak menjadi hambatan petani dalam berpartisipasi. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan untuk petani anggota Agrowisata yaitu lebih giat keterlibatannya dalam kegiatan pengembangan. Kemudian bagi pengelola agar dilakukan inovasi sarana dan prasarana agrowisata. selanjutnya bagi pemerintah setempat agar lebih memperhatikan proses pengembangan dan terus memotivasi pengelola maupun petani.
English Abstract
Agricultural development is a planned effort by the government to improve the quality of life and welfare of the community. East Java is one of the biggest starfruit producing provinces in Indonesia with production of 5,400 tons by 2015 (Ministry of Agriculture Republic of Indonesia, 2017). This is evidenced by the city and district that became centers of starfruit producers, such as Tuban, Blitar, Bojonegoro and Tulungagung. The Starfruit Agrotourism Garden Area in Bojonegoro Regency is an agrotourism owned by Mekar Sari Farmer Group, this agrotourism is cultivated by 104 farmers with a land area of 20.4 hectares contains 9,436 trees. The agrotourism is located around the Bengawan Solo River. Before becoming agrotourism, initially farmers only cultivate crops such as corn and soybeans. But this area is an area prone to flooding because the distance is only a few meters from the river. So initially when farmers cultivate palawija every rainy season, this area is always exposed to river flows that cause the land to be flooded, and farmers suffered losses because they have not entered the harvest season. The existence of such problems, motivate some farmers to prevent losses in farming by planting horticultural crops that conceptualize plantations such as starfruit. Some farmers and village governments are empowering farmers belonging to the Mekar Sari Farmer Group to plant star fruit which is considered to have successfully overcome the problems faced earlier. The success of empowerment activities in the developing of Agrotourism garden area can not be separated from the participation of farmers as the main actors in developing a better Agro-tourism area. Therefore the success of empowerment activities is largely determined by the participation of the farmers themselves. The level of participation in farmers will vary by the characteristics of different farmers. Farmer participation can be measured using three indicators: participation participation (activity planning), participation of legitimacy (decision making activities), and participation of execution (implementation of activities). The purpose of this research is to identify the characteristics of farmers who participated in the development of agro-tourism of starfruit garden, to analyze the participation of farmers in the development of agro area of the starfruit garden, and to analyze the relationship between the characteristics of the farmers and the participation of the farmers in the agrotourism development of the starfruit garden. Methods in this study using survey methods with quantitative approach, determining the location of the study conducted with a specific purpose (purposive) because the area Agrowisata starfruit garden is a star fruit-producing region that has an active member. Determination of sample in this research is done by technique of determination of nonprobability sample that is using technique of sampling with certain purpose (purposive sampling). The total number of farmers in agrotourism is 104 farmers. Determination of amount or sample size chosen by the researcher using Slovin formula, with standard error of 10% resulted 51 respondents. Data collection techniques are through primary and secondary data, then the data analysis techniques used are descriptive statistical analysis and Spearman rank correlation test processed using SPSS applications.The result of research indicated that the characteristics of farmers by age in the dominance of farmers aged between 41 to 57 years with a percentage of 50.98%, the characteristics of farmers based on the last education in the dominance of farmers with the last education completed primary school with a percentage of 62.75%, the characteristics of farmers by the number of family members in the dominance of farmers with the number of family members between 3 to 5 people with a percentage of 80.39%, the characteristics of farmers based on land area in the dominance of farmers with land area below 0.70 hectares with a percentage of 92.16%, and characteristics of farmers based on farm experience in dominance farmers with experience farming between 11 to 20 years and above 20 years with the same percentage of 41.18%. The participation of farmers in the developing of Agrotourism is measured by three participatory indicators, namely participation of initiation, legitimacy, and execution. At the stage of initiation or planning activities are at the level of participation of the category with a percentage of 54.12%. Then at the stage of legitimacy or decision making activities are in the medium category participation rate with a percentage of 62.09%, Then at the stage of execution or implementation of activities are at high category participation rate with a percentage of 69.15%. So overall the level of participation of farmers in the developing the starfruit agrotourism garden area of 61.79% included in the medium category. Characteristics of farmers who have a significant relationship with the participation of farmers are age, recent education, and farming experience. Then the characteristics of farmers who have no significant relationship with the participation of farmers is the number of family members and land area. Characteristics of farmers who have a strong level of relationship with the participation of farmers is the last education and who have a very weak relationship level is the area of land. The results of the field analysis of education is very determine the farmers in the move, ie farmers who have the last high education tend to follow the development activities undertaken. Farmers can absorb information obtained from managers and government quickly. Land area has no relation with farmers participation because most farmers in agrotourism participate based on their own willingness and awareness, large and narrow land is not a barrier to farmers in participating. Based on the results of the research, suggestions that can be given to farmers of Agrotourism members are more active in their involvement in development activities. Then for the manager to be done innovation facilities and infrastructure agro. then for the local government to pay more attention to the development process and continue to motivate managers and farmers.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/414/051807945 |
Uncontrolled Keywords: | starfruit |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.4 Other fruits |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 13 Mar 2019 02:49 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 05:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13896 |
Preview |
Text
STEFANIE VIONA NELVI HERLINDA.pdf Download (23MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |