Penerapan Session Initiation Protocol pada Peer-to-Peer Internet Telephony.

NanangRukmana (2007) Penerapan Session Initiation Protocol pada Peer-to-Peer Internet Telephony. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Internet telephony merupakan pengembangan dari teknologi telekomunikasi suara yang umumnya memakai saluran telepon (circuit switch), seperti Public Service Telephone Network (PSTN) menjadi jaringan internet (Packet Switch). Pada dasarnya teknologi ini melakukan konversi terhadap suara yang dihasilkan menjadi paket–paket data yang dikirimkan melalui jaringan internet. Hal ini memungkinkan untuk mengirim paket diantara dua atau banyak pengguna tanpa harus menyediakan saluran baru. Signalling dibutuhkan untuk membedakan internet telephony dari layanan internet multimedia lainnya seperti layanan broadcast dan media-on-demand. Signalling tersebut bisa digunakan untuk membangun dan mengatur panggilan. Salah satu masalah yang muncul dalam internet telephony adalah mencari pengguna lain sebelum melakukan panggilan. Session Initiation Protocol (SIP) dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Umumnya SIP menggunakan arsitektur client-server, kemudian dalam skripsi ini, SIP tersebut akan diterapkan pada arsitektur peer-to-peer yang mana semua peer mempunyai kemampuan yang sama. Dalam internet telephony, memilih codec yang tepat dapat berpengaruh terhadap bandwidth yang dibutuhkan, delay end-to-end pada jaringan, probabilitas packet loss, dan kualitas suara di penerima. Dalam analisis ini digunakan codec yang bersifat gratis yaitu internet Low Bit Rate Codec (iLBC) dengan bit rate 15,2 kbps dan ukuran frame 20 ms. Kualitas suara internet telephony dapat diketahui dengan E-Model yang dinyatakan oleh faktor-R atau Mean Opinion Score (MOS) dan delay end-to-end. Apabila nilai faktor-R ≥ 70 atau MOS ≥ 3,6 dan delay end-to-end ≤ 150 ms, maka kualitas suaranya dapat dikatakan baik. Dengan menggunakan metode analisis perhitungan diperoleh kebutuhan bandwidth suara internet telephony sebesar 36,8 kbps dan dapat diperkecil dengan melakukan kompresi pada overhead header sehingga bandwidth yang dibutuhkan turun sampai 22,4 kbps. Bandwidth tersebut dipengaruhi oleh ukuran paket data yang dikirimkan, semakin besar paket data, maka kebutuhan bandwidth semakin besar. Kemudian dengan tanpa kompresi overhead header diperoleh delay end-to-end sebesar 81,2716 ms yang berarti kualitas percakapan masih dapat diterima dan probabilitas packet loss ρ=0.0146. Kualitas suara yang dinyatakan dengan faktor-R atau MOS masing-masing diperoleh 75,117 dan 3,828, sehingga berpredikat baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/693/050800381
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Elektro
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 21 Feb 2008 09:40
Last Modified: 21 Feb 2008 09:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138894
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item