Studi Perencanaan Irigasi Tetes pada Lahan Kering dengan Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L)

SantiSari (2007) Studi Perencanaan Irigasi Tetes pada Lahan Kering dengan Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebutuhan air di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Demikian juga kebutuhan air untuk keperluan irigasi, terutama bagi pertanian yang tidak mengandalkan air hujan sebagai sumber air irigasi yaitu pertanian lahan kering. Potensi lahan kering dapat dioptimalkan dengan penerapan alternatif metode irigasi. Penerapan sistem irigasi tetes dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan air irigasi dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian lahan kering. Sistem irigasi tetes merupakan pemberian air secara langsung pada daerah perakaran tanaman yang ditandai dengan pembasahan di daerah sekitar perakaran tanaman yang diairi. Penelitian irigasi tetes dilakukan dengan membuat media irigasi tetes berupa botol air mineral dan menggunakan emitter dari bahan styroform. Penelitian dilakukan di dalam mini green house dengan kondisi yang identik dengan lahan kering, yaitu tanpa adanya curah hujan tetapi cukup sinar matahari. Lama waktu penelitian adalah sesuai dengan pertumbuhan tanaman cabai rawit. Penelitian yang dilakukan diantaranya adalah pengujian media irigasi tetes, yaitu dengan beberapa perlakuan debit, pengukuran kelembaban tanah melalui uji laboratorium, dan pengukuran kedalaman akar serta kedalaman pembasahan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah besarnya kebutuhan air tanaman tiap fase pertumbuhan tanaman, yaitu sebesar 1,65 – 4,90 mm/hari. Besarnya kebutuhan air tanaman berbeda sesuai dengan koefisien tanaman. Berdasarkan perhitungan ketersediaan air oleh tanah didapatkan nilai yang bervariasi pada masing-masing fase pertumbuhan tanaman, yaitu 1,86 – 6,26 mm/hari. Perhitungan interval waktu pemberian air irigasi ditentukan berdasarkan perbandingan air tersedia dengan kebutuhan air tanaman. Pada fase inisiasi interval waktu pemberian air irigasinya adalah 5 hari sekali, fase vegetatif 3 hari sekali, dan pada fase generatif 1 hari sekali. Sedangkan pada pengukuran kedalaman pembasahan menunjukkan bahwa debit yang dialirkan pada tanaman dapat menjangkau kedalaman akar tanaman.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/635/050800010
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 15 Jan 2008 15:27
Last Modified: 15 Jan 2008 15:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138835
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item