RakhmanSuharyono (2007) Studi Pengaruh Variasi Panjang Kisi Peredam (Longitudinal Racks) Pada Terjunan Tegak Terhadap Pengendalian Loncatan Hidrolik (Hydraulic Jump). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bangunan terjun merupakan salah satu bagian dari bangunan pelengkap. Pada bagian hilir bangunan terjun biasanya dibangun suatu kolam pengendali loncatan hidrolik, baik hanya berupa perkerasan lantai ataupun yang berupa sill-sill. Pada umumnya jarang sekali kolam olakan yang dirancang untuk menahan seluruh panjang loncatan bebas, karena akan mengakibatkan biaya yang sangat mahal. Loncatan hidrolik dapat terjadi apabila perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman lanjutannya. Kondisi yang perlu diperhatikan pada loncatan hidrolik adalah karakteristik loncatan, panjang dan lokasi loncatannya.. Penelitian dilakukan pada saluran peraga yang ada yaitu saluran terbuka di Laboratorium Hidrolika Dasar Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dengan perlakuan yaitu : 8 (delapan) variasi debit, 3 (tiga) variasi ketinggian bangunan terjun dan 2 (dua) bentuk terjunan dengan 3 (tiga) variasi panjang kisi. Analisa yang dilakukan meliputi analisa terhadap nilai kedalaman air di hulu loncatan hidrolik (y1) dan kedalaman muka air di hilir loncatan hidrolik (y2), analisa terhadap bilangan Froude (Fr) untuk mengetahui kondisi aliran yang terjadi serta analisa terhadap panjang terjun dan panjang loncatan hidrolik (LT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumus bilangan terjun (Dn) untuk terjunan dengan bentuk ujung tegak masih memiliki kesesuaian. Sedangkan untuk analisa kondisi aliran setelah menggunakan : 1. Kisi peredam 18 cm menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan peredaman untuk mengurangi besarnya energi yang terjadi, mampu menurunkan besarnya bilangan Froude hingga 60% dan mengurangi panjang jarak antara awal terjun hingga akhir loncatan hidrolik dengan prosentase keberhasilan sampai 50%. Hal ini berarti bahwa besarnya biaya untuk pembuatan kolam olakan mampu dikurangi karena panjang konstruksi kolam olakan lebih pendek. 2. Kisi peredam 12 cm menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan peredaman untuk mengurangi besarnya energi yang terjadi, mampu menurunkan besarnya bilangan Froude hingga 50% dan mengurangi panjang jarak antara awal terjun hingga akhir loncatan hidrolik dengan prosentase keberhasilan sampai 50%. Hal ini berarti bahwa besarnya biaya untuk pembuatan kolam olakan mampu dikurangi karena panjang konstruksi kolam olakan lebih pendek. Namun terjadi kegagalan peredaman bilangan Froude pada saat z= 8 dengan prosentase kegagalan sebesar 100% untuk y0 yang semakin besar. 3. Kisi peredam 8 cm menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan peredaman untuk mengurangi besarnya energi yang terjadi, mampu menurunkan besarnya bilangan Froude hingga 60% dan mengurangi panjang jarak antara awal terjun hingga akhir loncatan hidrolik dengan prosentase keberhasilan sampai 30%. Hal ini berarti bahwa besarnya biaya untuk pembuatan kolam olakan mampu dikurangi karena panjang konstruksi kolam olakan lebih pendek.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2007/601/050703244 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 13 Dec 2007 14:12 |
Last Modified: | 13 Dec 2007 14:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138805 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |