Studi Perbandingan Perencanaan Balok Tinggi dengan Menggunakan Metode Strut and Tie Model dan Penampang Kritis.

AgengFristnawan (2007) Studi Perbandingan Perencanaan Balok Tinggi dengan Menggunakan Metode Strut and Tie Model dan Penampang Kritis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Balok tinggi sering digunakan untuk memikul beban yang sangat berat. Balok tinggi sering digunakan pada bangunan bertingkat tinggi, dan sering dijumpai pada lantai-lantai bawah. Balok tinggi dapat ditemukan pada balok transfer, balok pada dermaga, dinding pondasi yang mendukung pondasi baris, lantai beton yang mengalami beban horizontal, dan dinding geser. Tugas akhir ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perencanaan balok tinggi dermaga petikemas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berdasarkan strut and tie model dan metode penampang kritis, (2) mengetahui perbandingan hasil perencanaan balok tinggi dermaga petikemas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berdasarkan strut and tie model dan penampang kritis. Model yang digunakan dalam perencanaan balok tinggi adalah balok pada dermaga petikemas Tanjung Perak dengan bentang 8 m dan 6,25 m. Balok dermaga tersebut menerima beban hidup dari petikemas dan Straddle Crane. Pada masing masing bentang balok tinggi digunakan tiga dimensi yang berbeda.. Digunakan dua bentuk rangka, yaitu bentuk rangka miring dan bentuk rangka silang Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah perencanaan balok tinggi dengan metode Penampang Kritis menggunakan besarnya gaya-gaya pada penampang kritis dalam menentukan kebutuhan tulangan geser disepanjang bentang, sedangkan perencanaan balok tinggi dengan Strut and Tie Model menggunakan besarya Tie pada tiap-tiap bagian rangka batang dalam menentukan kebutuhan tulangan geser maupun lentur. Strut and tie model meberikan perbedaan luas tulangan antara daerah tumpuan dan lapangan sebesar 5,78% untuk bentuk rangka miring dan 8,32% untuk bentuk rangka silang. Sedangkan perbedaan tersebut mencapai 35,55% pada metode penampang kritis. Bentuk rangka yang digunakan sangat mempengaruhi dalam strut and tie model. Bentuk rangka silang lebih mendekati hasil perhitungan penampang kritis jika dibandingkan bentuk rangka miring. Perbedaan luas tulangan antara metode penampang kritis dan strut and tie model dengan rangka miring adalah 19,079%, sedangkan untuk rangka silang adalah 17,946%. Berdasarkan hasil tugas akhir ini, dapat direkomendasikan kepada perencana yang menggunakan strut and tie model untuk dapat mencoba beberapa model rangka batang sebelum menentukan pilihan. Model rangka yang dipilih harus dapat menggambarkan hasil perhitungan statika dari balok tinggi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/533/050703019
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 20 Nov 2007 00:00
Last Modified: 22 Oct 2021 06:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138767
[thumbnail of 050703019.pdf]
Preview
Text
050703019.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item