Taman Pertunjukkan Wayang Kontemporer Di Yogyakarta.

SabrinaTeduhAlami (2007) Taman Pertunjukkan Wayang Kontemporer Di Yogyakarta. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wayang adalah sebuah bahasa, yang direpresentasikan dalam pertunjukan bayang-bayang. Pertunjukan wayang bukan hanya sekedar hiburan namun merupakan bahasa simbolik tentang nilai-nilai kehidupan semesta. Sebuah pertunjukkan wayang seharusnya tidak dimengerti secara normatif saja, sebab setiap elemen pertunjukan sampai dengan tata ruangnya memiliki makna yang esensial, yang apabila digali lebih dalam, akan menghasilkan beragam pengetahuan yang akan mengarahkan kepada inovasi-inovasi kreatif dan terwujudnya karya-karya baru. Penjelajahan terhadap konsep-konsep pemikiran di balik suatu pertunjukan wayang akan membawa pada lembaran-lembaran baru pengetahuan.. Dewasa ini, pertunjukkan wayang berkembang menyesuaikan jaman. Tanpa bermaksud merusak atau menghilangkan keagungan karya-karya terdahulu, Wayang kontemporer mencoba melepaskan diri dari aturan-aturan yang ada (pakem pewayangan) dan hadir sebagai wujud pembaharuan bagi generasi di era teknologi. Pertunjukan wayang kontemporer pun ditampilkan dalam format dan tampilan baru, dengan bahasa yang lebih komunikatif dan mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat. Taman Pertunjukkan Wayang Kontemporer hadir sebagai suatu tanggapan akan isue perkembangan wayang kontemporer tersebut. Berperan sebagai sarana edukasi yang ditampilkan dalam bungkus kepariwisataan, Taman Pertunjukkan Wayang Kontemporer menjadi wadah bagi pertunjukan wayang kontemporer; sebuah tempat bagi kreatifitas dan pemikiran baru untuk menghasilkan karya-karya baru. Dari berbagai hal tersebut, maka perancangan Taman Pertunjukkan Wayang Kontemporer menitik beratkan pada dua hal yaitu fleksibilitas ruang pertunjukkan dan penerapan konsep kelir kedalam desain. Kelir sebagai sebuah benda merupakan layar putih yang digunakan dalam pertunjukkan wayang kulit. Dari pengertian tersebut, kelir kemudian dibedah sehingga menghasilkan konsep ruang. Dari pembedahan tersebut didapatkan lima konsep dasar yaitu kelir sebagai latar pagelaran, kelir sebagai batas yang menciptakan dualitas, kelir membentuk pola linear, kelir sebagai bidang vertikal dalam ruang dan kelir sebagai konsep ruang di dalam rumah Jawa.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/450/050702612
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 25 Sep 2007 00:00
Last Modified: 22 Oct 2021 05:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138686
[thumbnail of 050702612.pdf]
Preview
Text
050702612.pdf

Download (11MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item