A,, Bagus Wiyono (2007) Model Pemilihan Moda Antara Bus Dan Kereta Api Dengan Menggunakan Metode Stated Preference : Studi Kasus Perjalanan antara Kota Blitar Dan Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bus sebagai salah satu moda transportasi yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi kereta api dalam hal waktu tempuh yang lebih singkat dan frekuensi keberangkatan yang lebih banyak. Tetapi moda bus ini mempunyai kelemahan biaya perjalanan yang lebih tinggi, sedangkan kereta api memiliki kelemahan waktu tempuh yang lebih lama dan frekuensi keberangkatan yang lebih sedikit dibanding moda transportasi bus. Dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh kereta api dan bus ini, sehingga terjadi persaingan diantara kedua moda.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor-faktor dan model pemilihan moda transportasi antara bus dan kereta api perjalanan antara Blitar-Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan mengisi kuisioner yang disusun dengan teknik stated preference . Atribut-atribut yang digunakan adalah biaya perjalanan, waktu tempuh, dan frekuensi keberangkatan. Pengambilan data dilakukan di Terminal Malang dan Blitar serta di Stasiun Malang dan Blitar. Model yang digunakan adalah model logit binomial. Dari analisis statistik deskriptif dan regresi logistik didapatkan hasil faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan moda antara bus dan kereta api perjalanan antar Blitar-Malang adalah pendapatan (responden bus mempunyai pendapatan yang lebih besar dibandingkan responden kereta api), waktu tunggu (kereta api mempunyai waktu tunggu yang lebih lama dari bus). Dan dari analisis model logit binomial didapatkan atribut waktu tempuh yang sangat berpengaruh dengan persamaan utilitas (U BS–UKA= - 0,370 – 0,056X Δ2 ). Dari persamaan utilitas tersebut dapat dihitung probabilitas bus dan kereta api. Pada saat selisih waktu tempuh -7 menit (kereta api lebih lambat 7 menit dari bus), maka probabilitas bus dan kereta api akan seimbang. Jika selisih waktu tempuh lebih dari -7 menit, maka probabilitas bus akan naik dan probabilitas kereta api akan menurun. Dan sebaliknya jika selisih waktu tempuh kurang dari -7 menit, maka yang terjadi sebaliknya probabilitas kereta api akan naik dan probabilitas bus akan turun. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang jelas dalam waktu tunggu antara bus dan kereta api yang akan menambahkan lama waktu tempuh.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2007/42/050700552 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 22 Nov 2008 11:00 |
Last Modified: | 27 Dec 2021 08:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138658 |
Preview |
Text
050700552.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |