NedyHidayat (2007) Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas 2D di DAS Pekalen Kabupaten Probolinggo Untuk Menentukan Letak Akuifer dan Pendugaan lapisan geologi bawah permukaan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penyelidikan lapisan geologi bawah permukaan dapat dilakukan menggunakan metode pemboran langsung dan beberapa metode geofisika. Geolistrik resistivitas 2D ialah salah satu metode geofisika yang mempeljari sifat aliran listrik di dalam bumi. Dalam metode geolistrik resistivitas 2D pendugaan lapisan geologi bawah permukaan didasarkan pada perbedaan resistivitas batuan atau tahanan jenis batuan. Berdasarkan letak penempatan elektroda arus dan elektroda potensial, dikenal beberapa jenis model konfigurasi elektroda yaitu konfigurasi Wenner Beta dan konfigurasi Dipole-dipole. Dalam penelitian ini akan dibandingkan lapisan geologi bawah permukaan dari hasil pendugaan geolistrik resistivitas 2D konfigurasi wenner Beta dan Konfigurasi Dipoledipole. Data hasil pendugaan diolah dengan menggunakan paket program Res2Dinv. Sedangkan untuk mengetahui keakuratan hasil pendugaan dari masing-masing konfigurasi tersebut, maka perlu di korelasikan dengan data logging yang ada di sekitar wilayah penelitian. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu tahap tahap pertama dilakukan pendugaan geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Wenner Beta sedangkan tahap kedua dilakukan pendugaan geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Dipole-dipole, dengan panjang bentang total 90,00 m pendugaan geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Wenner Beta dilakukan dengan jarak spasi antar elektroda (a) yang bervariasi yaitu 5,00 m, 10,00 m, 15,00 m, 20,00 m, 25,00 m, dan 30,00 m. Sedangkan pada pendugaan geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Dipole-dipole, jarak spasi antar elektroda (a) yang sejenis (C2-C1) dan (P1-P2) adalah sama yaitu sebesar 5,00 m. Jarak antar sepasang elektroda arus (C2-C1) dan sepasang elektroda potensial (P1-P2) adalah bervariasi, yaitu sebesar 5,00 m, 10,00 m, 15,00 m, 20,00 m, 25,00 m, 30,00 m, 35,00 m, 40,00 m. Dari hasil pendugaan akan diperoleh nilai arus yang dialirkan (I) dalam mAmpere dan Besarnya beda potensial (V) dalam mVolt. Dari hasil pendugaan dilakukan perhitungan tahanan jenis semu (ρa) yang nantinya akan diolah dengan paket program Res2dinv untuk mengetahui kisaran tahanan jenis yang sebenarnya dari masing-masing hasil pendugaan. Dari hasil pendugaan dan pengolahan data menggunakan bantuan program Res2Dinv, diperoleh pencapaian kedalaman maksimum model konfigurasi elektroda Wenner Beta sebesar 15,9 m dibawah permukaan tanah dengan 51 buah datum point sedangkan nilai rms error pengolahan data sebesar 7,5 %. Kedalaman maksimum hasil pendugaan model konfigurasi dipole-dipole sebesar 10,9 m di bawah permukaan tanah dengan 100 buah datum point sedangkan nilai RMS error pengolahan data sebesar 10,3%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa dengan panjang bentang yang sama dan spasi elektroda yang hampir sama pencapaian kedalaman hasil pendugaan model konfigurasi elektroda elektroda Wenner Beta lebih maksimal dibandingkan dengan model konfigurasi elektroda Dipole-dipole. Sedangkan model konfigurasi elektroda Dipole-dipole memiliki tingkat penyebaran pendugaan yang lebih merata secara horisontal dibandingkan dengan konfigurasi Wenner Beta
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2007/238/050701584 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 02 Jul 2007 00:00 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 02:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138604 |
Preview |
Text
050701584.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |