AjiWidyatmoko (2007) Pengaruh Kandungan Tanah Halus Terhadap Proses Piping Pada Tanah Pasir. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Semakin tinggi bangunan air, semakin besar perbedaan elevasi muka air akan menjadikan gradien hidrolik (i) yang besar. Semakin besar i semakin besar pula rembesan yang terjadi, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya heave dan piping . Pondasi bangunan mengalami keruntuhan dan pada tahap selanjutnya akan kehilangan stabilitasnya. Pemadatan, gradasi butiran dan penambahan tanah halus dapat berpengaruh terhadap kerembesan tanah yang pada akhirnya mengurangi bahaya piping. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variasi gradasi yaitu tanah pasir bergradasi baik ( well graded ) dan tanah pasir bergradasi seragam ( uniform graded ). Kedua gradasi tersebut akan dikombinasikan dengan tanah halus dengan prosentase tanah halus 0%, 0.2% dan 0.5 %. Untuk masing-masing gradasi dan komposisi dilakukan 2 macam variasi pemadatan yaitu standard proctor dan modified proctor . Setelah didapatkan kurva pemadatan, maka dapat ditentukan nilai γ d max dan OMC yang digunakan untuk pemodelan kepadatan dan dilakukan uji ketahanan terhadap piping dengan metode Furumoto, dkk.(2002) Komposisi tanah dan energi pemadatan berpengaruh terhadap karakter kepadatan dan permeabilitasnya. Tanah pasir well graded dengan campuran tanah halus memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi (γd(max)) dan kadar air optimum (OMC) yang lebih rendah daripada tanah pasir uniform graded . Tanah pasir yang dipadatkan dengan energi modified proctor memiliki γdmax yang lebih besar dan OMC yang lebih kecil daripada tanah yang dipadatkan dengan energi standard proctor . Dalam hal permeabilitas dari pengujian model piping , tanah pasir murni well graded dengan energi kepadatan modified memiliki koefisien permeabilitas paling kecil. Tanah pasir yang dipadatkan dengan energi pemadatan modified memiliki ketahanan yang lebih baik dalam menahan piping daripada tanah pasir yang dipadatkan dengan energi kepadatan standard . Dalam hal waktu terjadinya piping, tanah pasir well graded relatif memiliki ketahanan lebih lama dalam menahan aliran rembesan daripada tanah pasir uniform graded (t Tanah A > t Tanah B). Dengan campuran tanah halus paling banyak didapat nilai gradient hidrolik paling tinggi dan waktu terjadinya piping paling lama daripada tanah pasir murni. Kondisi jenuh dan pori-pori yang lebih kecil dari jenis tanah ini menjadi faktor utama kecilnya rembesan air. Dalam hal energi pemadatan, tanah pasir yang dipadatkan dengan energi pemadatan modified dalam mengalami piping lebih lama daripada tanah yang dipadatkan dengan menggunakan energi kepadatan standard .
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2007/13/050700385 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 08 Nov 2008 09:35 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 01:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138546 |
Preview |
Text
050700385.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |