Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan Menggunakan Konsep Hutan Kota : Studi Kasus: Kecamatan Kota, Kediri.

NerdiMahardyan (2006) Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan Menggunakan Konsep Hutan Kota : Studi Kasus: Kecamatan Kota, Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka hijau di kecamatan kota jika ditinjau dari aspek fisik dan fungsional serta menilai kesesuaian RTH untuk pengembangan hutan kota ditinjau dari aspek fisik dan fungsi estetis sehingga mendapatkan arahan pengembangan untuk hutan kota. Wilayah penelitian yang terdapat di Kecamatan Kota, merupakan pusat pelayanan dari kota Kediri yang memiliki tingkat kepadatan relatif lebih tinggi dari wilayah yang lain . Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : (1) Metode deskriptif, untuk karakteristik RTH di Kecamatan Kota. (2) Metode Evaluatif, untuk analisis perubahan luas RTH di Kecamatan Kota dan kesesuaian fisik RTH untuk hutan kota dengan pendekatan sebagai fungsi estetis. (3) Metode Development, untuk analisis penentuan lokasi hutan kota dan analisis SWOT. Perbandingan antara luas lahan terbangun dan lahan tak terbangun yang terdapat di Kecamatan Kota pada tahun 2004 menunjukan bahwa jumlah lahan tidak terbangun yang terdapat di Kecamatan Kota sebesar 996,527 Ha atau sebesar 50% dari seluruh penggunaan lahan. Lahan yang tak terbangun terdiri dari jalan, sawah, jalur hijau, makam, tanah wakaf, pekarangan dan tegalan, dimana lahan tersebut merupakan lahan yang potensial untuk membantu ketersediaan ruang terbuka hijau di Kecamatan kota. Luas lahan tak terbangun yang murni digunakan sebagai ruang terbuka hijau pada tahun 2004 sebesar 614,953 Ha atau sebesar 30,85 % dari seluruh penggunaan lahan. Jenis ruang terbuka hijau terluas yang terdapat di Kecamatan Kota adalah lahan sawah yang luasnya 369 Ha sedangakan untuk ruang terbuka hijau yang memiliki luas paling kecil adalah taman yaitu dengan luas lahan 0,869 Ha. Luas lahan tak terbangun yang terdapat di Kecamatan Kota sebesar 1154,59 Ha, hal ini berarti jumlah lahan yang tak terbangun pada kecamatan ini masih sebesar 57,9 % dari seluruh luas lahan . Tetapi pada tahun 2004 terjadi penurunan jumlah lahan tidak terbangun yang terdapat di Kecamatan Kota menjadi sebesar 996,527 Ha atau sebesar 50 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas ruang terbuka hijau pada tahun 2002 adalah sebesar 769, 433 Ha atau sebesar 38, 6 % dari seluruh penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Kota. Sedangkan pada tahun 2004 terjadi penurunan luas menjadi sebesar 614,953 Ha atau sebesar 30,85 % dari seluruh penggunaan lahan. Secara fisik kondisi ruang terbuka hijau di Kecamatan Kota belum dapat memberikan fungsi estetis secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari keragaman vegetasi yang kurang, pola penataan vegetasi, suasana lingkungan dan faktor kenyamanan yang kurang memenuhi nilai estetis secara umum. Terdapat empat lokasi ruang terbuka hijau yang digunakan sebagai hutan kota dari hasil penilaian, yaitu sekitar pemandian Tirtoyoso, tempat rekreasi Pagora, Alunalun Kota dan sempadan sungai Brantas. Pengembangan hutan kota di keempat lokasi tersebut dilakukan dengan pendekatan untuk meningkatkan kualitas estetis di Kecamatan Kota ,sehingga dalam pengembangannya ditenkankan untuk penataan vegetasi, lingkungan, tata letak dan faktor kenyamanannya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2006/360/050602163
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Nov 2008 12:41
Last Modified: 21 Oct 2021 06:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138297
[thumbnail of 050602163.pdf] Text
050602163.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item