Wibowo, GusroniGuntur (2016) Pengaruh Penambahan Aktivator Terhadap Suhu, Kelembaban, Ph, Kandungan So4 Dan Bau Kompos Kotoran Sapi Perah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kotoran sapi perah merupakan limbah organik yang berasal dari ternak, jumlahnya semakin meningkat setiap harinya seiring dengan jumlah ternak dan menghasilkan pencemaran lingkungan seperti bau, sarang penyakit dan merusak keindahan lingkungan. Populasi ternak sapi perah sebesar 523.171 ekor dengan estimasi kotoran basah yang dihasilkan mencapai 12,34 juta ton per tahun (Badan Pusat Sttistik, 2015). Perlu dilakukan pengolahan limbah kotoran ternak untuk menjaga kestabilan lingkungan. Oleh karena itu perlu solusi dan inovasi dalam menangani permasalahan tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan pengomposan. Penelitian dilaksanakan di Desa Wonokerto, Kec. Bantur, Kab. Malang pada Februari-Maret 2015, Jl. Joyotambaksari, Gg Langgar No. 62B, Merjosari, Lowokwaru, Malang dan Lab. Tanah Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya Malang. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan aktivator terhadap kandungan belerang kotoran sapi perah dan menentukan proporsi terbaik dalam penggunaannya. Penelitian diharapkan berguna dalam pengolahan limbah kotoran sapi perah dalam mempercepat pengomposan. ix Materi yang digunakan adalah 350 kg kotoran sapi perah segar dan 6 liter aktivator. Metode penelitian yaitu percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 7 perlakuan: P0 (kontrol), dan perbandingan aktivator (ml): air (ml): kotoran sapi perah (kg) yaitu P1 (100: 500: 10), P2 (200: 500: 10), P3 (300: 500: 10), P4 (100: 500: 10), P5 (200: 500: 10) dan P6 (300: 500: 10) difermentasi selama 1 minggu dan 2 minggu serta tiap perlakuan 5 ulangan. Variable yang diamati yaitu suhu, kelembaban, pH, Kandungan SO4 dan bau. Data dianalisa menggunakan analisa sidik ragam, apabila terjadi perbedaan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aktivator dalam pengomposan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap kandungan SO4 dan bau kompos. Penggunaan 300ml aktivator nabati rata-rata menghasilkan SO4 0.21±0.00% yang berakibat penurunan bau rata-rata sebesar 19,3±0,57 pada proses pengomposan yang berlangsung pada suhu 31,35±0,55°C, kelembaban 61,45±3,23% dan pH 7,25±0,32 dan menggunakan 300ml aktivator hewani rata-rata menghasilkan SO4 0.23±0.00% yang berakibat penurunan bau rata-rata sebesar 18,74±0,74. Pada proses pengomposanyang berlangsung pada suhu 30,35 ±0,22°C, kelembaban 61,55±1,95% dan pH 7,32±0,23. Disimpulkan bahwa penggunaan aktivator nabati dan hewani formulasi terbaik ditinjau dari hasil kandungan SO4 yang dibutuhkan tanaman dan penurunan bau kompos sampai pengomposan selama 2 minggu yaitu 300 ml aktivator: 500 ml air: 10 kg kotoran sapi perah.
English Abstract
This research was carried out from Februari to March 2015 at Wonokerto village, Malang. The purpose of this research were to determine the influence of activator addiction on dairy manure and to find the best proportion used. Research method was used Competely Randomized Design (CRD) with 7 treatments and 5 replications: P0 (control), P1 (100ml vegetable activator), P2 (200ml vegetable activator), P3 (300ml Vegetable activator), P4 (100ml animal activator), P5 (200ml animal activator) and P6 (300ml animal activator) and composted in 1 week (M-I) and 2 weeks (M-2). Material used 350 kg of fresh dairy manure and 3 L of vegetable activator and 3 L of animal activator. Both of activator was made with the principle of making local micoorganism, concisted of fruit and vegetables waste, palm sugar, rumen extraction and water which fermented for 7-10 days. Variable that analyzed were temperature, moisture, pH, SO4 and Smell content. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The result showed that the addition of 3% vegetable activator increased SO4 content 0.21±0.00%, decreased smell produced 19.30±0.57 and addition of 3% animal activator increased SO4 content 0.23±0.00%, decreased vii smell produced 18.90±0.74. It could concluded that the best formulation were 3% vegetable activator and 3% animal activator addition.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FPT/2017/7/051700760 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
| Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 22 Feb 2017 15:03 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 04:06 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138239 |
Preview |
Text
Gusroni_Guntur_Wibowo_(115050100111066).pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
Jurnal_Gusroni_Guntur_Wibowo_(115050100111066).pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |