Perbedaan Kualitas Semen Kambing Boer Selama Simpan Dingin Pada Pengencer Berbagai Varietas Air Kelapa Muda Dan Kuning Telur

Zulaikha, Siti (2017) Perbedaan Kualitas Semen Kambing Boer Selama Simpan Dingin Pada Pengencer Berbagai Varietas Air Kelapa Muda Dan Kuning Telur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu upaya mencukupi kebutuhan daging adalah meningkatkan produktifitas kambing yaitu dengan memanfaatkan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi buatan dengan menggunakan semen cair dilakukan dengan menggunakan pengencer. Bahan-bahan yang terkandung dalam pengencer harus berharga murah, ketersediaan melimpah dan kualitas baik. Pada pengencer Caudal Epididymal Plasma-2 (CEP-2) merupakan pengencer yang sering digunakan dan mempunyai harga yang cukup mahal. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengenceran semen menggunakan bahan pengencer berbagai varietas air kelapa muda dengan penambahan 10% kuning telur. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 11 Desember 2016 sampai 31 Januari 2017, yang dilaksanakan di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan dari setiap jenis bahan pengencer berbahan dasar air kelapa muda yang berbeda dalam mempertahankan kualitas semen kambing Boer selama simpan dingin. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah semen segar kambing Boer. Penampungan semen kambing Boer dilakukan 2 kali dalam seminggu menggunakan metode vagina buatan. Semen segar yang digunakan memiliki persentase motilitas individu viii dengan nilai rata-rata 88,33% dan motilitas massa semen 3+. Variabel yang diamati meliputi persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa selama simpan dingin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan laboratorium. Analisis data yang digunakan adalah analisis ragam, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu P0 (CEP-2 + 10% kuning telur), P1 (air kelapa hijau muda + 10% kuning telur) dan P2 (air kelapa merah muda + 10% kuning telur). Jika terdapat perbedaan yang nyata, dilanjutkan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengencer menggunakan berbagai varietas air kelapa muda (P1 dan P2) memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa selama simpan dingin. Hasil Chi Square menunjukkan bahwa total spermatozoa motil dengan penambahan pengencer P0 48,33 juta sel/ml dan P2 45,00 juta sel/ml pada hari ke 3 mendapatkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan nilai harapan 40 juta sel/ml, sehingga masih dapat digunakan untuk IB, sedangkan pada P1 37,50 juta sel/ml hari ke 3 mendapatkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan ratarata persentase motilitas di bawah nilai harapan 40 juta sel/ml, sehingga tidak dapat digunakan untuk IB. Disimpulkan bahwa pengenceran menggunakan air kelapa muda pada varietas hijau dan merah tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas semen selama simpan dingin, pengencer dengan menggunakan air kelapa merah yang muda + 10% kuning telur dapat mempertahankan motilitasnya (≥40%) sampai hari ke 3, sedangkan pada pengencer air kelapa hijau yang muda + 10% kuning telur dapat mempertahankan motilitas (≥40%) sampai hari ke 2. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai uji fertilitas spermatozoa setelah pengenceran.

English Abstract

The objective of this research was to find the ability of some diluents made of yolk and different varieties of young coconut water on Boer goat semen quality during chilling periode. This research was carry out at Sumbersekar Laboratory, Brawijaya University, on December 11th, 2016 to January 31th, 2017. The method used was laboratory experimental. The statistical analysis used was Randomized Completely Block Design (RCBD) with 3 treatments and 6 replications for each treatment, if there was significant effect of the treatments then tested using Duncan’s test. The treatments were T0 (CEP-2 + 10% of yolk), T1 (young green coconut water + 10% of yolk) and T2 (young red coconut water + 10% of yolk). The results showed that the use of different varieties of coconut water diluent (T1 and T2) not significant different (P>0.05) on motility, viability and abnormality spermatozoa during chilling periode. Results Chi Square showed that the total motile spermatozoa with the addition of diluent T0 48.33 million cells/ml and T2 45.00 million cells/ml on 3nd day to get different results were significantly (P<0.01) accordance with an expectation of 40 million cells/ml, so that they can be used for Artificial Insemination (AI), whereas in T1 37.50 million cells/ml 3th day vi to get the results significantly different (P<0.01) with an average percentage motility under with an expectation of 40 million cells/ml, so that they can be used for Artificial Insemination (AI). It was concluded that diluent using young red coconut water + 10% of yolk and young green coconut water + 10% of yolk had no effect on the quality of semen during cold storage. Suggestions for further research that need further research on fertility test of spermatozoa after dilution.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/129/051704165
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.3 Sheep and goats > 636.39 Goats > 636.390 82 Goats (Breeding) > 636.390 824 Goats (Breeding and reproduction methods) > 636.390 824 5 Goats (Artificial insemination)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 06 Jun 2017 10:38
Last Modified: 21 Oct 2021 02:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138135
[thumbnail of SKRIPSI_-_SITI_ZULAIKHA_-_135050100111019.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_-_SITI_ZULAIKHA_-_135050100111019.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item