Produktivitas Sapi Peranakan Ongole (Po) Pada Pemeliharaan Semi Intensif Di Kawasan Eks Hak Guna Usaha (Hgu) Pt. Gunung Gumitir Kabupaten Situbondo

Yusuf, Ismail (2016) Produktivitas Sapi Peranakan Ongole (Po) Pada Pemeliharaan Semi Intensif Di Kawasan Eks Hak Guna Usaha (Hgu) Pt. Gunung Gumitir Kabupaten Situbondo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging nasional yaitu dengan meningkatkan produksi sapi potong lokal yang juga bermanfaat untuk konservasi ternak sapi potong potensial. Sifat pertumbuhan yang ditunjukkan sapi PO dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan dengan sistem pemeliharaan serta interaksi antara keduanya. Faktor-faktor tersebut menyebabkan produktivitas sapi PO Situbondo berbeda dengan sapi PO di lokasi lainnya. Dengan potensi genetik yang dimiliki sapi PO Situbondo, dapat dilakukan perbaikan program seleksi untuk memilih induk melalui identifikasi produktivitas. Penelitian dilakukan di kawasan Eks HGU PT. Gunung Gumitir, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Selama 20 hari dimulai tanggal 20 Februari sampai dengan 30 Maret 2016. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui produktivitas sapi PO yang meliputi aspek produksi yaitu struktur populasi, mutasi, tingkat kelahiran, tingkat kematian, vii calf crop, bobot sapih 105 hari dan bobot satu tahun (365 hari). Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu sapi Peranakan Ongole (PO) jantan sebanayak 99 ekor dan betina sebanyak 703 ekor dengan total 802 ekor dan 41 peternak di kawasan Eks HGU PT. Gunung Gumitir, Situbondo. Metode penelitian adalah studi kasus dengan pemilihan lokasi, peternak dan pengambilan sampel sapi PO secara purposive sampling. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung persentase, rata-rata dan simpangan baku untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur populasi terdiri dari 12,34% jantan dan 87,66% betina dengan rasio jantan dewasa dan betina sebesar 1 : 62. Nilai calf crop yaitu 50,47%. Persentase kelahiran pedet terhadap populasi dan kematian terhadap populasi masing-masing yaitu 35,54%. dan 3,37%. Mutasi terdiri dari jumlah pemasukan sapi yaitu 19 ekor atau 2,37% dan jumlah pengeluaran sapi yaitu 185 ekor atau 23,07%. Rataan bobot sapih 105 hari dan rataan bobot satu tahun (365 hari) masing-masing yaitu 65,59 ± 6,23 kg dan 167,02±29,58 kg. Kesimpulan penelitian ini adalah imbangan antara jantan dewasa dan betina dewasa pada struktur populasi tidak seimbang. Tingkat kelahiran dan nilai calf crop lebih tinggi dibandingkan dengan standar. Tingkat kematian lebih rendah dibandingkan dengan standar. Nilai mutasi berupa total pemasukan yang rendah dibandingkan dengan total pengeluaran yang tinggi menunjukkan lokasi penelitian mempunyai kemampuan produksi yang baik dan berpotensi sebagai wilayah sumber produksi. Bobot sapih 105 hari lebih rendah dibandingkan dengan standar. Bobot satu tahun (365 viii hari) lebih tinggi dibandingkan dengan standar. Manajemen pemeliharaan yang efisien perlu diterapkan yaitu meningkatkan kelahiran dan nilai calf crop melalui pemberian pakan tambahan yaitu untuk induk saat masa bunting tua, untuk induk yang baru melahirkan dan pedet saat proses penyapihan, untuk sapi yang mempunyai BCS rendah saat musim kemarau.

English Abstract

The study was conducted at Ex commercial use (HGU) region of PT. Gunung Gumitir, Situbondo region, East Java from 20th February to 30th March 2016. The objective of the reaserch were to describe about productivity of Fillial Ongole (PO) from production aspect such as structure of population, mutation, calf birth percentage, mortality, calf crop, weaning weight 105 days and yearling weight (365 days). 41 farmers who keep 802 head of Fillial Ongole (PO) were selected by purposive sampling. Result found that structure of population based on sex ratio composition between bull and cow was 1:62; calf crop was 50.47%; the calf birth percentage was 35.54% while mortality was 3.37%; the percentage of mutation from reasearch region were 2.37% and 23.07%; mean of weaning weight 105 days was 65.59 ± 6.23 kg; mean of yealing weight (365 days) was 167,02±29,58 kg. The conclusion of this reaserch ware ratio between bull and cow in the population structure was not balanced. The birth rate and calf crop value was higher than the standard. The mortality rate was lower than standard. The mutations v value in the form of income number was lower than expenditure number showed that the location has good production capability and potentially aas a source of production areas. Weaning weght 105 day was lower than standard. Yearling weight was higher than standard. Efficient management need to be apllied efficienlty was increased the birth rate and calf crop value through supplementary feed for old pregnant cows, calved cows, new weaner and catlle with low BCS during the dry season.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/355/ 051610282
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 13 Oct 2016 11:28
Last Modified: 13 Oct 2016 11:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137984
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item