Kecernaan Bahan Kering (Kcbk), Kecernaan Bahan Organik (Kcbo) Dan Produksi Gas Secara In Vitro Pada Beberapa Leguminosa Semak

Wicaksono, HendraDwi (2016) Kecernaan Bahan Kering (Kcbk), Kecernaan Bahan Organik (Kcbo) Dan Produksi Gas Secara In Vitro Pada Beberapa Leguminosa Semak. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Leguminosa semak merupakan salah satu hijauan pakan ternak memiliki kandungan protein kasar tinggi berkisar 20–30% BK. Beberapa jenis leguminosa semak yang sering dijumpai diantaranya yaitu Lab-lab purpureus, Clitoria ternatea, Arachis pintoi, Centrosema pubescens dan Desmodium intortum. Setiap jenis leguminosa semak memiliki komposisi kimia yang berbeda sehingga mampu mempengaruhi tingkat kecernaan. Kecernaan sangat penting untuk diteliti karena dapat digunakan untuk mengetahui kualitas bahan pakan. Kecernaan beberapa leguminosa semak tersebut lebih efisien diukur menggunakan metode in vitro yaitu salah satunya metode Tilley and Terry (1963). Metode Tilley and Terry (1963) merupakan metode pengukuran kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro melalui dua tahap pengerjaan (two stage in vitro), namun kelemahan metode tersebut yaitu tidak dapat menggambarkan potensi bahan pakan dicerna di dalam rumen. Terdapat teknik lain yang mampu menggambarkan kecernaan bahan pakan di dalam rumen melalui nilai potensi produksi gas dan laju produksi viii gas yang diperoleh secara in vitro dari teknik produksi gas metode Makkar, Blummel and Becker (1995). Menerapkan dua teknik tersebut di atas, selain dapat memprediksi kecernaan bahan kering dan bahan organic two stage in vitro maka sekaligus diperoleh informasi tentang kecernaan bahan pakan di dalam rumen secara in vitro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perlakuan berupa beberapa jenis leguminosa semak terhadap hasil nilai kecernaan dan produksi gas secara in vitro, kemudian untuk mengetahui jenis leguminosa semak yang memiliki nilai kecernaan dan produksi gas secara in vitro yang terbaik. Manfaat penelitian untuk menetapkan pengaruh jenis leguminosa semak terhadap nilai kecernaan dan produksi gas secara in vitro sehingga dapat menjadi bahan referensi yang penting bagi peneliti maupun peternak serta untuk menetapkan jenis leguminosa semak yang terbaik ditinjau segi kecernaan dan produksi gas secara in vitro sehingga memudahkan peneliti maupun peternak dalam memilih jenis leguminosa tersebut Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 1 ekor sapi PFH betina berfistula dengan bobot badan ±380 kg. Hijauan yang digunakan adalah leguminosa semak yaitu Lab-lab purpureus, Clitoria ternatea, Arachis pintoi, Centrosema pubescens dan Desmodium intortum serta bahan kimia dan seperangkat alat yang diperlukan untuk analisa proksimat, kecernaan dan produksi gas. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu P1: Lab-lab purpureus, P2: Clitoria ternatea, P3: Arachis pintoi, P4: Centrosema pubescens dan P5: Desmodium intortum.Variabel yang diukur meliputi ix Komposisi kimia, Kecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO) dan produksi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan kering tertinggi pada Centrosema pubescens yaitu 22,88% dan terendah pada Arachis pintoi yaitu 15,18%. Leguminosa semak yang memiliki kandungan protein tinggi dengan kandungan serat kasar rendah yaitu Lab lab purpureus (PK=26,85% dan SK=22,73%) dan Desmodium intortum (PK=22,69% dan SK=29,66%), sedangkan Clitoria ternatea memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 30,25% dan kandungan serat kasar yang cukup tinggi pula yaitu 49,35%. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, nilai potensi produksi gas (b) dan laju produksi gas (c) dari kelima jenis leguminosa berbeda sangat nyata (P<0,01).Centrosema pubescens memiliki kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik yang tertinggi dengan nilai masing-masing sebesar 65,01% dan 79,01%, sedangkan Clitoria ternatea memiliki kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik paling rendah dengan nilai masing-masing 51,77% dan 51,77%. Nilai potensi produksi gas (b) tertinggi ditunjukkan oleh Arachis pintoi yaitu 123,42 ml/500 mg BK serta yang terendah pada Centrosema pubescens yaitu 78,99 ml/500 mg BK, sedangkan nilai laju produksi gas (c) yang tertinggi dan terendah masing masing terdapat pada Lab-lab purpureus yaitu 0,062 ml/jam dan Desmodium intortum yaitu 0,042 ml/jam. Produksi gas pada inkubasi 48 jam terendah terdapat pada Centrosema pubescens yaitu 68,65 ml/500 mg BK namun KcBK dan KcBO yang tertinggi diantara ke lima leguminosa semak (KcBK=65,01% dan KcBO=79,01%). Hal ini mampu mengindikasikan bahwa x Centrosema pubescens memiliki potensi yang baik untuk dicerna pasca rumen sehingga serapan nutrien di usus halus semakin baik pula. Kesimpulan penelitian yaitu Centrosema pubescens memiliki KcBK dan KcBO yang tertinggi masing-masing yaitu 65,01% dan 79,01% sedangkan KcBK dan KcBO terendah terdapat pada Clitoria ternatea yaitu 51,77% dan 63,57%. Nilai b dan c tertinggi ditunjukkan masing-masing oleh Arachis pintoi 123,42 ml/500 mg BK dan Lab-lab purpureus 0,062 ml/jam sedangkan untuk nilai b dan c terendah masing-masing terdapat pada Centrosema pubescens 78,99 ml/500 mg BK dan Clitoria ternatea yaitu 0,042 ml/jam. Produksi gas pada inkubasi 48 jam terendah pada Centrosema pubescens yaitu 68,65 ml/500 mg BK namun KcBK dan KcBO yang tertinggi (KcBK=65,01% dan KcBO=79,01%). Disarankan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kecernaan maupun produksi gas secara in vitro pada berbagai macam leguminosa semak selain yang digunakan dalam penelitian ini, contohnya: Desmodium rensonii, Macroptilium lathyroides, Stylosanthes scabra, Pueraria triloba dan Indigofera indicafilla.

English Abstract

The purpose of this research was to determine the effect of treatment some shrub leguminosa on the value of digestibility and gas production in vitro, also to determine the best digestibility and gas production on some shrub leguminosa. The research followed Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments and 3 replications if there was significant different would tested by Duncan’s Multiple Range Test Method. The treatments were P1: Lab-lab purpureus, P2: Clitoria ternatea, P3: Arachis pintoi, P4: Centrosema pubescens and P5: Desmodium intortum. The variables observed were dry matter digestibility, organic matter digestibility and gas production. The result of this research showed that Dry Matter Digestibility (DMD), Organic Matter Digestibility (OMD), potential gas production (b) and rate of gas production (c) gave significantly affect (P<0.01). Centrosema pubescens gave highest result on dry matter digestibility and organic matter digestibility each 65.01% and 79.01%. The highest result of potential gas production showed on Arachis pintoi 123.42 ml/500 mg DM, whereas highest of rate of gas production happened on Lab-lab purpureus 0.062 ml/hours.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/198/ 051605825
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 14 Sep 2016 11:07
Last Modified: 30 Aug 2023 06:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137807
[thumbnail of Hendra Dwi Wicaksana.pdf] Text
Hendra Dwi Wicaksana.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item