Putri, DesyEka (2015) Analisis Finansial Peternakan Ayam Petelur Berbagai Skala Usaha, Di Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang cepat mengalami perkembangan karena pengaruhnya sebagai sumber protein hewani murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah sentra peternakan terutama ternak unggas. Pada tahun 2010 produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan memenuhi 30% kebutuhan telur ayam nasional. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Maret-17 April 2015 di Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui besarnya nilai modal, biaya produksi, penerimaan dan keuntungan dari usaha peternakan ayam petelur pada berbagai skala di Kecamatan Selopuro dan mengetahui tingkat BEP, R/C ratio dan nilai rentabilitas. Lokasi pemilihan sampel dilakukan secara sengaja (porposive sample) berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Blitar merupakan penyumbang 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur. Metode kegiatan yang digunkaan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan secara survei yaitu wawancara langsung kepada pemilik usaha peternkaan yang kemudian diolah menggunakan analisis kelayakan usaha (BEP, R/C ratio, dan rentabilitas) sedangkan data sekunder adalah data yang diambil melalui instansi terkait di Kabupaten Blitar dan Kecamatan Selopuro. Hasil menunjukkan bahwa produksi telur di Kecamatan Selopuro pada berbagai skala di Kecamatan Selopuro selama satu tahun, yaitu skala I sebesar 41.219 kg, skala II 91.339 kg, dan skala III sebesar 146.638 kg. Produksi telur retak per hari mencapai 2%. Rata-rata jumlah ayam perhari selama satu tahun pada skala I sebesar 2.134 ekor, skala II sebesar 4.716 ekor dan skala III sebesar 7.562 ekor. Rata-rata HDP pada setiap skala antara 65 - 85%, yang berarti bahwa setiap 1000 ekor ayam menghasilkan 850 butir telur. Modal pada peternakan ayam petelur di Kecamatan Selopuro menggunakan modal sendiri. Ternak merupakan presentase terbesar dalam modal tetap. Pada skala I sebesar 15,72% dari total modal, skala II sebesar 15,80% dari total modal dan skala III sebesar 11,57% dari total modal. Biaya variabel merupakan presentase terbesar dalam modal kerja, pada skala I sebesar 56,57% skala II sebesar 57,63% dan skala III sebesar 64,77%, hal ini dikarenakan biaya pakan merupakan presentase tertinggi pada biaya variabel. Total biaya produksi selama satu tahun yaitu pada skala I sebesar Rp. 515.118.010,40,-/farm atau Rp. 12.498,70,-/kg telur, skala II sebesar Rp. 1.116.173.101,-/farm atau Rp. 12.220,11,-/kg telur, skala III sebesar Rp. 1.657.919.663,- atau Rp. 11.321,65,-/kg telur. Total penerimaan usaha peternakan ayam petelur selama satu tahun pada skala I sebesar 94,46% dari total penerimaan, skala II 94,56% dan skala III 94,96%. Penerimaan terendah adalah penjualan telur retak yaitu pada skala I sebesar 0,45%, skala II 0,24% dan skala III sebesar 0,19% dari total penerimaan. EAT pada skala I sebesar Rp. Rp.3.437,-/kg telur, skala II sebesar Rp. 3.755,52,-/kg telur, dan skala III sebesar Rp. 4.530,14,-/ kg telur. Nilai BEP pada pada peternakan ayam petelur selama satu tahun, untuk BEP harga telur pada skala I sebesar Rp. 12.498,66,- skala II Rp. 12.220,- dan skala III Rp. 11.306,-, semakin kecil nilai BEP maka usaha peternakan tersebut semakin efisien. BEP jumlah telur/ekor pada skala I sebesar 16 kg, skala II sebesar 15 kg dan skala III sebesar 14 kg. Nilai R/C Ratio selama satu tahun pada skala I sebesar 1,20, skala II 1,31, dan skala III sebesar 1,40. Nilai R/C Ratio >1 artinya usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Nilai rentabilitas pada usaha peternakan ayam petelur selama satu tahun pada skala I sebesar 27,07%, skala II sebesar 30,39% dan skala III sebesar 39,55%. Hasil rentabilitas pada semua skala termasuk dalam kategori rendah.. Kesimpulan dari hasil analisis finansial usaha peternakan ayam petelur di Kecamatan Selopuro layak untuk dijalankan, usaha peternakan yang paling efisisen adalah skala III dengan total modal Rp. 14.834,9/kg; biaya produksi Rp. 11.321,69/kg telur; total penerimaan Rp. 15.851,79/kg telur. Pendapatan Rp. 4.077,13/kg telur. BEP harga Rp. 11.306/kg telur; R/C>1, dan nilai rentabilitas 39,5%. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah melakukan perbaikan manajemen pemeliharaan ternak, terutama pada pakan ternak, mengingat pakan ternak merupakan biaya produksi terbesar, agar biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisisen terhadap keuntungan yang diperoleh
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2015/262/051509091 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 19 Jan 2016 10:59 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 01:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137539 |
Text
Desy_Eka_Putri_115050101111104.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |