Pengaruh Penambahan Betain Dalam Pakan Rendah Metionin Terhadap Kualitas Karkas Itik Mojosari Jantan

Prameswari, MasayuPutri (2014) Pengaruh Penambahan Betain Dalam Pakan Rendah Metionin Terhadap Kualitas Karkas Itik Mojosari Jantan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Betain merupakan osmolit potensial (Harms dan Rusell, 2002) karena mempunyai fungsi osmotik bagi sel epitel maupun mikroflora saluran pencernaan sehingga betain berpotensi meningkatkan kecernaan beberapa zat makanan. Fungsi betain berada di metabolisme lemak dan protein di dalam tubuh, sehingga bisa menghasilkan karkas yang rendah lemak dan juga berpotensi menurunkan deposisi lemak di dalam tubuh serta meningkatkan sintesis protein, betain merupakan subtansi yang dapat memodifikasi karkas.(Ratriyanto, 2012). Metionin diperlukan sebagai fungsi metabolisme seperti sintesis protein dan donor gugus metil. Itik Mojosari jantan digunakan sebagai salah satu alternatif sebagai itik pedaging atau itik potong karena bobot dewasanya bisa mencapai 1,4 – 1,7 kg/ekor. Selain itu itik jantan secara umum merupakan beban bagi peternak, karena tidak bisa memproduksi telur konsumsi, kecuali sebagai pemacek untuk menghasilkan telur tetas yang fertile. Upaya-upaya dilakukan untuk memanfaatkan itik jantan yang diarahkan pada produk daging sebagai itik potong selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pasar yang kian hari meningkat, maka perlu adanya peningkatan produksi yang akhir-akhir ini mengandalkan itik afkir untuk dijadikan sebagai pedaging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan betain pada pakan rendah metionin terhadap penampilan kualitas internal karkas itik Mojosari jantan.Hasil penelitina ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas karkas itik Mojosari jantan yang diamati dari bobot karkas, persentase karkas, bobot dada serta menurunkan lemak abdominal, dan kolestrol daging dada itik Mojosari jantan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 14 Mei hingga 9 Juli 2014 yang bertempat di Peternakan itik milik Bapak Samsul di Jalan Sumberdarmi RT 1/RW 1 Desa Tlekung Junrejo Batu. Pelaksanaan pencampuran pakan dan penimbangan bobot karkas dilakukan di kandang tempat penelitian dengan menggunakan timbangan digital. Uji Analisis Proksimat dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan uji kolesterol daging itik dilakukan di Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat. Penambahan betain dicampur dengan pakan yang sudah dicampur, untuk penambahan vitamin dan obat dicampur dengan air minum setelah dipuasakan selama ±2 jam. Materi yang digunakan adalah itik Mojosari jantan dengan bobot awal rata-rata 42,91g dan memiliki koefisin keragaman 6,05%, yang terbagi menjadi 4 perlakuan dan 6 ulangan yang dipelihara selama 8 minggu. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ragam (ANOVA) dalam Rancangan Acak Lengkap dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s. Pakan disusun dari jagung kuning, pollard, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, kapur, garam, dan premix. Perlakuan kontrol tidak ditambahkan betain, sedangkan P1 0,1%, P2 0,2%, P3 0,3% dari pakan. Hasil analisis statistik dari persentase karkas adalah persentase karkas diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang paling tinggi yaitu perlakuan P2 68,28±91,20% ; P1 67,65±91,40% ; P0 67,84±3,15% ; P3 72,00±99,64% dan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). Hasil analisis statistik dari persentase deposisi daging dada pada perlakuan diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang paling tinggi yaitu perlakuan P2 22,25±4,14%; P0 24,87±5,70%; P1 28,45±3,89%; P3 30,37±2,8% dan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). Hasil analisis statistik dari persentase daging paha pada perlakuan diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang paling tinggi yaitu perlakuan P2 16,30±2,3% ; P0 17,03±2,70% ; P1 18,99±1,74% ; P3 19,89±1,33% dan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05)pada analisis statistiknya. Hasil analisis statistik dari persentase lemak abdominal diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang paling tinggi yaitu perlakuan P3 0,79±0,11% ; P2 0,81±0,16%; P1 0,82±0,25%; dan persentase lemak abdominal tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol (P0) yaitu 1,08±0,25% hasil analisis menunjukkan perbedaan pengaruh yang tidak nyata(P>0,05). Variabel terakhir yaitu rata-rata kolesterol daging dada diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang paling tinggi yaitu perlakuan P2 187,85±0,73 mg/100g; P3 187,93±0,66 mg/100g; P1 188,14±0,67 mg/100g; dan P0 188,42±0,75 mg/100g. Kandungan kolesterol daging dada itik Mojosari jantan terendah terjadi pada perlakuan P2 187,85±0,73 mg/100g dengan pemberian betain 0,2% dari pakan dan untuk kandungan kolesterol daging dada tertinggi terdapat di perlakuan P0 188,42±0,75 mg/100g yang merupakan perlakuan kontrol dari penelitian. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) atau pemberian betain tidak berpengaruh dalam menurunkan kolesterol daging dada. Penggunaan betain dalam pakan rendah metionin dapat meningkatkan persentase karkas, persentase deposisi daging dada dan paha, serta menurunkan persentase lemak abdominal, akan tetapi tidak memberi pengaruh terhadap kandungan kolesterol daging dada pada itik Mojosari jantan. Level pemberian betain sebesar 0,3% dari pakan merupakan hasil terbaik terhadap kualitas karkas itik Mojosari jantan ditinjau dari persentase karkas, persentase deposisi daging dada dan paha, serta menurunkan persentase lemak abdominal

English Abstract

The Objective of this research was to observe the effect of betain in feed to carcass, breast meat, thigh meat, abdominal fat, and meat cholesterol in Mojosari male ducks. The material of this experiment were male as many as 120, maintained for 8 weeks the treatment consisted of feed. Control without added were betaine, whereas P1 0.1%, P2 0.2%, P3 0.3% of betaine addition in the feed. The method used in this research was field experimental within 4 treatments and 6 replications. The parameters that measured in this research were carcass percentage, precentage of breast and thigh meat, abdominal fat, and breast cholesterol. Data collected to ms Excel, and analyzed using ANOVA of Completely Randomized Design (CRD), if there were a significant effect between the treatments then tested by Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that betaine addition gave significant effect (P<0,05) on carcass precentage, precentage of breast and thigh meat, but it gave no significant effect on cholesterol of breast meat and abdominal fat. The use of betaine in low methionine feed can improve carcass percentage, percentage of breast and thigh meat deposition, and lower abdominal fat percentage, but did not give effect to the cholesterol content of breast meat in Mojosari male ducks. The conclusion is level of 0.3% betaine administration of feed is the best result for Mojosari male duck carcass quality in terms of carcass percentage, the percentage of breast meat and thigh, and lower abdominal fat percentage

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2014/271/051408160
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Dec 2014 09:56
Last Modified: 20 Oct 2021 04:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137254
[thumbnail of skripsi_full.pdf]
Preview
Text
skripsi_full.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item