Nugroho, Yulianto (2014) Kualitas Semen Sapi Limousin Selama Pendinginan Menggunakan Pengencer Cep-2 Dengan Penambahan Berbagai Konsentrasi Kuning Telur Dan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium Guajava). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi kuning telur dan ekstrak buah jambu biji pada pengencer CEP-2 terhadap kualitas semen sapi Limousin selama penyimpanan pada suhu 3-50C. Materi penelitian yang digunakan yaitu semen segar yang berasal dari 4 ekor pejantan Sapi Limousin yang bernama Bortoli, Dunlop, Audi, Minang berumur 6 sampai 11 tahun yang dipelihara di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Semen yang digunakan memiliki kriteria motilitas massa ++ dan motilitas individu ≥ 55%, dengan frekuensi penampungan semen dua kali dalam seminggu. Semen segar dikoleksi dengan menggunakan teknik vagina buatan. Ekstrak buah jambu biji dibuat dengan perbandingan bahan buah jambu biji dengan pelarut Aquadest sebesar 1 : 2. Kuning telur yang digunakan adalah kuning telur yang berasal dari ayam ras petelur (layer) berumur kurang dari 3 hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium yang dibagi menjadi 4 perlakuan : P0 = CEP-2 + KT 20%, P1 = CEP-2 + KT 15% + EBJB 5%, P2 = CEP-2 + KT 10% + EBJB 10%, P3 = CEP-2 + KT 5% + EBJB 15%. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design) yang dikelompokkan berdasarkan waktu penampungan semen. Selanjutnya apabila di antara perlakuan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata, akan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Pengencer dari ekstrak buah jambu biji dan kuning telur, selanjutnya diuji menggunakan Pearson’s Chi Square dengan nilai harapan 40%. Total spermatozoa motil diuji menggunakan Pearson’s Chi Square dengan nilai harapan 40 juta spermatozoa motil per milliliter. Hasil penelitian untuk rataan dan SD motilitas pada semen cair sapi limousin selama pendinginan hingga 24 jam yakni P0 memberikan hasil yang terbaik (41,5 ± 2,11%) dan berbeda sangat nyata(P<0,01), kemudian diurutkan mulai dari yang tertinggi hingga terendah oleh P2 (36,5 ± 4,89%), P1 (33 ± 5,63%), dan P3 (30 ± 4,41%). Analisis dengan menggunakan Pearson’s Chi Square menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada persentase motilitas P0 dan P2 setelah pendinginan selama 24 Jam. Viabilitas terbaik hingga jam ke 24 pada P0 (70,43 ± 1,95%) dan berbeda sangat nyata (P<0,01) kemudian disusul oleh P2 (60,29 ± 4,36%), P1 (55,06 ± 5,09%), dan terendah pada P3 (49,25 ± 3,57%). Abnormalitas terbaik hingga jam ke 24 juga pada P0 (15,45 ± 1,80%) dan berbeda sangat nyata (P<0,01) kemudian diurutkan mulai dari yang terendah hingga tertinggi oleh P1 (16,33 ± 1,56%), P2 (16,49 ± 1,30%), dan tertinggi pada P3 (18,41 ± 1,66%). Total spermatozoa motil menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dengan standar SNI yaitu 40 juta spermatozoa motil per milliliter. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pengencer yang kualitasnya terbaik terdapat pada perlakuan P0, kemudian disusul oleh perlakuan P2, P1, dan P3 dengan penambahan konsentrasi kuning telur dan ekstrak buah jambu biji. Saran untuk penelitian adalah meningkatkan level pada penambahan berbagai konsentrasi kuning telur dan ekstrak buah jambu biji dalam pengencer CEP-2 untuk mempertahankan kualitas semen cair selama lebih dari 24 jam.
English Abstract
This research was to determine the effect of the addition at various levels of egg yolk and guava fruit extract in CEP-2 extender to the semen quality during preservation in 3-5 0 C. Semen was divided into four groups (P0 = CEP-2 + KT 20%, P1 = CEP-2 + KT 15% + EBJB 5%, P2 = CEP-2 + KT 10% + EBJB 10%, P3 = CEP-2 + KT 5% + EBJB 15%). Data obtained on this research were analyzed of variant (anova) according to Randomized Block Design, if there was difference between the treatments then tested using Duncan’s Multiple Range Test. Pearson’s Chi Square analysis with expected value 40% was used to compare the motility percentage of the best various level of egg yolk and guava fruit extract, and used to compare total motile sperm count with expected value 40 million cells/mL as described in SNI. The result showed that the liquid semen of limousin after 24h chilled preservation gave the best result in P0 (41,5 ± 2,11%) and was highly significant (P<0,01) to the others treatments, listed from the higher to the lower from P2, P1, and P3: 36,5 ± 4,89%; 33 ± 5,63%; and 30 ± 4,4% respectively. The viability after 24h preservation showed the best result in P0 (70,43 ± 1,95%) and was highly significant different (P<0,01) compared to P2, P1 and P3: 60,29 ± 4,36%; 55,06 ± 5,09%; and 49,25 ± 3,57% respectively. The abnormality after 24h preservation also gave the best result in P0 (15,45 ± 1,80%) and was highly significant different (P<0,01) compared to P1, P2 and P3(16,33 ± 1,56%; 16,49 ± 1,30%; and 18,41 ± 1,66%) respectively. Total motile sperm count was significantly higher (P<0,01) in all treatments (P0, P1, P2, and P3) compared to the standard criteria of SNI 40 million cells/mL. The best kind of extender seen by its quality belong to P0 which could maintain the sperm motility above 40% after 24h preservation.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2014/208/051406271 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 08 Oct 2014 09:14 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 03:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137186 |
Text
LEMBAR_AWAL.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
LEMBAR_PENGESAHAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB_LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
BAB_1-5.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
HALAMAN_COVER.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |