Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Itik Petelur Di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

Wulandari, SiskaPutri (2014) Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Itik Petelur Di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada 7 April 2014 sampai 4 Mei 2014 di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling, yaitu pemilihan lokasi secara sengaja. Pertimbangan pemilihan lokasi karena usaha peternakan itik petelur di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang merupakan salah satu kecematan penghasil telur itik terbesar di Kabupaten Semarang. Populasi itik petelur di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2011 berdasarkan data BPS Kabupaten Semarang (2013) yaitu berjumlah 19,28% dari 367.493 ekor populasi itik yang ada di Kabupaten Semarang dan produksi telurnya yaitu 19,27% dari 13.235.070 butir telur itik yang ada di Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian yaitu mengetahui struktur modal, pembiayan, penerimaan dan pendapatan usaha peternakan petelur di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang serta mengetahui seberapa besarkah profitabilitas usaha berdasarkan Net Profit Margin (NPM) dan Return Of Investment (ROI) yang diterima oleh peternak itik petelur Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan pada pelaksanaan penelitian adalah survey, yaitu suatu metode pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti dengan tidak memberikan pengaruh apapun kepada obyek penelitiannya, sehingga data yang diperoleh apa adanya. Metode pengambilan sampel peternak dengan Multi Stage Sampling Method yaitu metode pengambilan sampel secara bertahap, dari elemen populasi yang paling besar yang karakteristiknya sudah pasti, ke elemen populasi yang lebih kecil dan begitu seterusnya. Hasil penelitian menunujukan bahwa modal per ekor itik petelur di Kecamatan Banyubiru paling rendah adalah Modal per ekor Skala III merupakan modal terendah yaitu Rp399.455,-/ekor dibandingkan modal per ekor pada skala II Rp 450.775,-/ekor dan skala I sebesar Rp 531.245,-/ekor. Biaya produksi per ekor per hari Skala III memiliki biaya produksi terendah yaitu Rp 675,-/ekor/hari dibandingkan Skala II Rp 783,-/ekor/hari dan Skala I Rp 980,-/ekor/hari. Biaya produksi per butir pada skala III paling rendah yaitu Rp 870,-/butir dibandingkan biaya produksi pada Skala II yaitu Rp 1.043,-/butir dan Skala I Rp 1.377,-/butir. Penerimaan per ekor per hari terbesar diperoleh pada Skala III yaitu Rp 1487,-/ekor/hari dibandingkan skala II dan I yaitu Rp 1.425,-/ekor/hari dan Rp 1.374,-/ekor/hari. Pendapatan per ekor per hari Skala III sebesar Rp 775,-/ekor/hari lebih tiggi jika di bandingkan Skala II dan skala I yaitu sebesar Rp 617,-/ekor/hari dan Rp 368,-/ekor/hari. Pendapatan per butir tertinggi di peroleh pada Skala III yaitu Rp 999,-/butir dibandingkan Skala II dan Skala I yaitu Rp 822,-/butir dan Rp 518,-/butir. Peternak pada Skala III memperoleh nilai NPM sebesar 53,44% dibadingkan skala II dan skala I yaitu sebesra 44,07% dan 27,32%. Peternak pada Skala III memperoleh nilai ROI sebesar 69,87% lebih besar dibandingkan Skala II dan Skala I yang hanya 49,26% dan 24,97% Skala kepemilikan ternak yang paling efisien dan menguntungkan adalah Skala III dibandingkan skala II dan Skala I. Hal ini dapat dilihat dari modal yang digunakan Skala III paling rendah yaitu Rp 399.455,-/ekor, biaya produksi yang dikeluarkan terendah yaitu Rp 675,-/ekor/hari dan Rp 870,-/butir, penerimaan yang diterima tertinggi yaitu Rp 1.870,-/ekor/hari, pendapatan yang didapat tertinggi yaitu Rp 775,-/ekor/hari dan 999,-/butir. Profitabilitas usaha berdasarkan Net Profit Margin (NPM) dan Return Of Investment (ROI) yang diterima Skala III juga paling baik, karena nilai NPM dan ROI pada skala III lebih besar dari skala II dan skala I, yaitu sebesar 53,44% dan 69,87%.

English Abstract

Research was conducted in Banyubiru subdistrict Semarang regency. The research objective was to investigate farm feasibility based on economic evaluation. 30 duck farmers were selected by multi stage sampling method. Respondents were categorised into three scales, scale 1 (owned average 222 birds ), scale 2 (owned average 850 birds) and scale 3 (owned average 1550 birds). Data collected from 7th April to 4th May 2014. Primary data were obtained by survey method with structured questionnaire. Secondary data were gathered from related institutions and sources. The data were analysed by descriptive analysis with applying economic equation that was profit, Net profit Margin (NPM) and Return Of Investment (ROI). Results showed that duck farmers who controlled 1,550 birds were found as a profitable farming. This finding was based on the economic criteria, namely Rp 399,455/bird of capital; Rp 675/bird/day of cost production; Rp 1,870/bird/day of revenue; Rp 775/ birds/day of profit; 53.44% of NPM and 69.87% of ROI.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2014/167/051405091
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 27 Aug 2014 09:21
Last Modified: 20 Oct 2021 02:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137141
[thumbnail of SISKA_PUTRI_WULANDARI_FAPET_105050113111024.pdf]
Preview
Text
SISKA_PUTRI_WULANDARI_FAPET_105050113111024.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item