TitisDwiPuspito (2011) Pengaruh Penambahan Ampas Tahu Pada Media Biak terhadap Daya Tetas Cacing Tanah (Eisenia foetida. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai 26 Juni 2010 di Jalan Andong No. 6A, Sukarno-Hatta Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas tahu pada beberapa level sebagai campuran feses sapi potong pada media biak terhadap daya tetas cacing tanah (Eisenia foetida). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 750 ekor cacing tanah (Eisenia foetida) berumur 5 bulan yang berasal dari peternakan milik Dwi Kurniawan, ampas tahu diperoleh dari pabrik pengolahan tahu yang ada di kota Batu dan kotoran sapi potong diperoleh dari peternak yang ada di dekat lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, data yang didaptkan dioleh dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Metode penelitian dengan 5 perlakuan yang dicobakan dengan menggunakan kotoran sapi yang ditambah dengan ampas tahu pada beberapa level penambahan serta kotoran sapi murni sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Variabel yang dihitung dan diamati dalam penelitian ini adalah produksi kokon, daya tetas kokon, dan jumlah anakan cacing tanah (Eisenia foetida). Hasil penelitian menunjukkan kondisi lingkungan mikro (pH dan suhu) masing-masing perlakuan relatif sama. Penambahan ampas tahu sebagai media biak cacing tanah (Eisenia foetida) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi kokon, daya tetas kokon dan jumlah anakan cacing tanah (Eisenia foetida). Rata-rata produksi kokon tertinggi hingga terendah berturut-turut P1 = 251± 62.74 butir/kotak, P2 = 202.33 ± 13.80 butir/kotak, P0 = 196.67 ± 62.74 butir/kotak, P3 = 183.67 ± 75.26 butir/kotak dan P4 = 85.33± 19.76. Daya tetas kokon cacing tanah pada P0 memiliki rataan terbesar yaitu 1.96 ± 0.02 % dan terus mengalami penurunan pada P1 1.95 ± 0.00 %, P2 1.94 ± 0.00 %, P3 1.67 ± 0.22 % dan P4 1.65 ± 0.08 %. Jumlah anakan cacing tanah tertinggi pada perlakuan P1 2.95 ± 0.06 ekor kemudian berturut-turut P0 2.87 ± 0.08 ekor, P2 2.84 ± 0.03 ekor, P3 2.50 ± 0.11 ekor dan P4 2.17 ± 0.14 ekor. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah media biak dengan kandungan ampas tahu sebanyak 25% paling optimal untuk produksi kokon cacing tanah, daya tetas kokon cacing tanah dan jumlah anakan cacing tanah. Produksi kokon, daya tetas kokon dan jumlah anakan cacing tanah mempunyai hubungan yang positif. Disarankan dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kandungan bahan organik yang terkandung dalam media biak dan kascing (bekas cacing) sehingga dapat diketahui nilai nutrisi yang paling optimal untuk pertumbuhan serta produktifitas cacing tanah serta dalam pemeliharaan cacing tanah (Eisenia foetida). Sebaiknya keadaan media biak tidak terlalu basah, disamping cacing tidak menyukai lingkungan yang basah kokon juga akan membusuk sehingga produksi kokon dan daya tetas kokon cacing tanah (Eisenia foetida) akan rendah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2011/14/051100949 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 15 Mar 2011 09:36 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 21:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136629 |
Text
051100949.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |