Perbandingan antara metode California Mastitis Test [CMT], Whiteside Test, dan Electrical Conductivity [EC] susu dalam mendeteksi mastitis subklinis pada sapi laktasi

Ariyanto (2008) Perbandingan antara metode California Mastitis Test [CMT], Whiteside Test, dan Electrical Conductivity [EC] susu dalam mendeteksi mastitis subklinis pada sapi laktasi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Studi dilaksanakan di unit rearing peternakan sapi perah KOP SAE Pujon Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur, mulai tanggal 1 sampai 28 April 2008. Tujuan studi ini untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi metode CMT, Whiteside test dan EC susu dalam mendeteksi mastitis subklinis. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui pengaruh mastitis terhadap nilai EC susu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk menentukan metode deteksi mastitis subklinis yang efektif dan efisien kepada peternak Materi yang digunakan adalah 147 sampel susu dari 45 ekor sapi peranakan FH laktasi, pada periode laktasi 1 sampai 5 dan bulan laktasi 1 sampai 10. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan observasi langsung di lapang. Data dianalisis menggunakan korelasi regresi linier sederhana dan deskriptif. Hasil penelitian enunjukkan bahwa mastitis berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap perubahan EC susu dengan persamaan Y=4,33+0,35X, koefisien korelasi r=+0,84 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 70,8%, sehingga EC susu dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya infeksi mastitis subklinis. EC susu normal 4,69±0,28 mS/cm, sedangkan EC susu dari puting yang terinfeksi mastitis subklinis lebih besar dari 5,58 mS/cm pada suhu 36oC. Akurasi metode CMT, Whiteside test, dan EC susu dalam mendeteksi mastitis subklinis masing-masing sebesar 100%, 93,88% dan 81,36%. Lama pengujian satu sampel dengan metode CMT dan Whiteside test yaitu 10 hingga 15 detik, sedangkan metode EC susu kurang dari 5 detik. Metode CMT lebih mudah dibandingkan Whiteside test, sedangkan metode EC susu lebih mudah dibandingkan metode CMT maupun Whiteside test. Biaya pengujian untuk setiap sampel dengan metode CMT, Whiteside test, dan EC susu masing-masing sebesar Rp 359,-, Rp 23,- dan Rp 68,-. Kesimpulan penelitian ini yaitu mastitis berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan EC susu. Metode deteksi mastitis subklinis yang paling efektif berturut-turut adalah metode CMT, diikuti metode Whiteside test dan EC susu, sedangkan metode yang paling efisien adalah metode EC susu, diikuti metode CMT dan Whiteside test. Saran dari penelitian ini yaitu untuk mendeteksi mastitis subklinis dengan akurat sebaiknya menggunakan metode CMT, sedangkan Whiteside test dapat menjadi metode alternatif yang ekonomis. Metode EC susu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendeteksi mastitis subklinis yang efisien dan praktis.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2008/145/050803322
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 30 Oct 2008 10:01
Last Modified: 20 Oct 2021 12:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136238
[thumbnail of 050803322.pdf]
Preview
Text
050803322.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item