Kualitas spermatozoa kambing Boer Post Thawing setelah penambahan TCM-199 dan Bovine Serum Albumin [BSA] untuk persiapan fertilisasi in Vitro [IVF]

EttikYoehesti (2007) Kualitas spermatozoa kambing Boer Post Thawing setelah penambahan TCM-199 dan Bovine Serum Albumin [BSA] untuk persiapan fertilisasi in Vitro [IVF]. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan April 2007 di Laboratorium Reproduksi Rumah Sakit Bersalin Mutiara Bunda Jl.Ciujung No.19 Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kualitas semen kambing Boer post thawing setelah penambahan TCM-199 dan BSA yang digunakan dalam persiapan IVF. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan proses thawing semen kambing Boer secara mudah dan sederhana dengan kualitas semen yang baik serta digunakan untuk preparasi spermatozoa IVF agar mempunyai kemampuan dalam melakukan fertilisasi. Materi dari penelitian ini menggunakan 15 straw semen beku kambing Boer dengan kualitas standard tersertifikasi (motility ≥ 40%) yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL 3 x 5) dengan 3 perlakuan 0 % BSA, 0,1 % BSA, dan 5,0 % BSA dengan 5 kali ulangan yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Variabel yang diamati meliputi : motilitas massa, motilitas individu, persentase hidup spermatozoa, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada evaluasi semen post thawing dengan BSA memberikan pengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap persentase motilitas spermatozoa, persentase hidup spermatozoa, dan abnormalitas spermatozoa. Persentase motilitas spermatozoa setelah thawing yang ditambah dengan BSA adalah 46,00 ± 13,42 (%), 52,00 ± 10,95 (%), 46,00 ± 13,42 (%), dan untuk persentase hidup spermatozoa setelah thawing yaitu 67,5 ± 6,18 (%), 71,00 ± 7,47 (%), 61,7 ± 4,74 (%). Persentase abnormalitas spermatozoa setelah thawing adalah 4,4 ± 2,07 (%), 3,4 ± 1,67 (%), dan 5,2 ± 1,48 (%). Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penambahan BSA 0,1 % menghasilkan kualitas sperma yang paling baik jika dibandingkan dengan yang 0 % (tanpa BSA) dan 5,0 % BSA. Untuk mendapatkan kualitas semen spermatozoa yang baik disarankan untuk diteliti lebih lanjut penggunaan BSA dengan besaran persentase yang lebih kecil.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2007/050702957
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 Nov 2007 00:00
Last Modified: 20 Oct 2021 09:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136131
[thumbnail of 050702957.pdf] Text
050702957.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item