Utomo, GustiPutuHaryo (2016) Pengaruh Ekstrak Florotanin Sargassum Sp Terhadap Histopatologi Jejunum Tikus Diabetes Melitus. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sargassum sp merupakan salah satu jenis rumput laut coklat yang memiliki berbagai senyawa bioaktif salah satunya adalah polifenol. Polifenol pada rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai antikanker, antioksidan, antihiperglikemik, anti stres oksidatif, pencegahan komplikasi diabetes melitus, antikanker. Polifenol pada Sargassum sp dikenal sebagai florotanin. Florotanin diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat pada radikal bebas. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat kegagalan sekresi insulin, aktivitas insulin atau keduanya. Hiperglikemia dapat menyebabkan produksi radikal bebas yang berlebihan dan akan memicu terjadinya stres oksidatif. Adanya radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan sel pada jejunum. Pencegahan kerusakan ini dapat dilakukan dengan pemberian antioksidan. Florotanin merupakan salah satu antioksidan yang bertindak sebagai penangkap radikal bebas sehingga kerusakan sel pada penyandang DM dapat dihambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh florotanin ekstrak Sargassum sp terhadap perbaikan gambaran histopatologi jejunum tikus DM. Sargassum sp diperoleh pada bulan Januari 2016 dari perairan Pulau Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Rumput Laut yang didapatkan selanjutnya dicuci bersih, dihaluskan, dimaserasi dengan metanol, disaring, diremaserasi, disaring, dievaporasi, disemprot dengan N2, di freeze drying, didapatkan ekstrak, diuji polifenol, dan diberikan pada hewan uji. Kadar florotanin dalam ekstrak metanol Sargassum sp ditentukan dengan spektrofotometer dan menggunakan florogusinol sebagai standart. Pengujian dilakukan pada tikus Rattus norvegicus strain wistar berjenis kelamin jantan. Tikus DM didapatkan dengan cara menginjeksi Streptozotocin (STZ) dengan dosis 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat pH 4,5. Tikus yang telah diinjeksi dengan STZ ditunggu selama 7 hari dan diperiksa kadar gula darah. Apabila pada hari ke 7 tersebut kadar glukosa darah > 200 mg/dL dapat digunakan dalam penelitian. Pengamatan kadar glukosa darah yang diukur setiap 9 hari hingga hari ke-45. Pemberian Florotanin ekstrak dilakukan setiap hari selam 45 hari dengan dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB. Pengujian dilakukan pada hari ke-45 dengan dilakukan pembedahan, lalu dilakukan pengambilan organ jejunum dan dilakukan pengamatan gambaran histopatologi jejunum. Gambaran yang diamati adalah berupa kerusakan sel meliputi nekrosis, piknosis, dan kariolisis. Perhitungan yield bertujuan untuk mengetahui persentase hasil ekstrak dibanding tepung Sargassum sp. Florotanin hasil ekstraksi Sargassum sp menggunakan metanol didapatkan hasil 0,31%. Pemberian florotanin ekstrak Sargassum sp mempunyai serapan yang berbeda pada setiap perlakuan. Perlakuan E dengan dosis 200 mg/kg BB florotanin terserap sebesar 98,83%. Perlakuan F dosis 400 mg/kg BB florotanin terserap sebesar 99,66%. Perlakuan G dengan dosis 600 mg/kg BB mempunyai kadar florotanin terserap 99,74%. viii Pemberian florotanin ekstrak Sargassum sp selama 45 hari mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus DM. Didapat kadar glukosa darah pada hari ke-45 dengan dosis 200 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 416,6 mg/dL, dosis 400 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 391,8 mg/dL dan dosis 600 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 286 mg/dL. Pengamatan histopatologi jejunum juga menunjukkan perbaikan sel yang ditunjukkan dengan menurunnya skor kerusakan sel akibat dari pemberian florotanin ekstrak Sargassum sp seiring dengan peningkatan dosis yang diberikan. Pengamatan dengan skoring pada jejunum nekrosis dengan dosis 200mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,44, dosis 400mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,2, dan dosis 600mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,08. Pada jejunum piknosis dengan pemberian dosis 200mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,36, dosis 400mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,24, dan dosis 600mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1.04. Pada jejunum kariolisis dengan pemberian dosis 200mg/kg BB mendaptkan skor rata-rata sebesar 1,4, dosis 400mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,24, dan dosis 600mg/kg BB mendapatkan skor rata-rata sebesar 1. Korelasi antara kadar glukosa darah dengan skor kerusakan sel menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar glukosa, skor kerusakan sel yang terjadi juga tinggi kecuali pada perlakuan kontrol negatif+glikazid walaupun kadar glukosa rendah namun skor kerusakan sel tinggi. Hal ini disebabkan karena pemberian obat (glikazid) pada kondisi normal akan menjadi toksik bagi tubuh. Pada uji De Garmo didapat perlakuan terbaik yaitu perlakuan A sebesar 0,79 dan perlakuan terbaik pada treatment pemberian dosis yaitu perlakuan G dengan dosis ternggi 600mg/kgBB sebesar 0,75
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FPR/2017/9/051700453 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 26 Jan 2017 09:05 |
| Last Modified: | 20 Oct 2021 03:49 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135952 |
Preview |
Text
SKRIPSI-GUSTI_PUTU_HARYO_UTOMO-125080300111027-TEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN-FPIK.pdf Download (4MB) | Preview |
Preview |
Text
ARTIKEL-GUSTI_PUTU_HARYO_UTOMO-125080300111027-TEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN-FPIK.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
PKM-GUSTI_PUTU_HARYO_UTOMO-125080300111027-TEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN-FPIK.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |