Analisis Resiko Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah

CahayaRamadhan, Alfi (2017) Analisis Resiko Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengembangan perikanan budidaya sedikit lebih mudah dibandingkan dengan perikanan tangkap, karena di dalam budidaya perikanan interfensi rekayasa manusia bisa berpengaruh lebih besar dari pada faktor alam. Kendala terbesar yang dihadapi saat ini dalam pengembangan budidaya perikanan adalah tingginya harga pakan dan sulitnya pengendalian hama penyakit ikan. Usaha pembenihan maupun budidaya ikan nila ternyata dapat dikatakan banyak diusahakan oleh warga di daerah penelitian, namun meskipun begitu usaha tersebut kini tetap saja mengalami resiko penurunan produktivitas, dimana hal ini dikarenakan oleh beberapa sumber resiko yang sempat terjadi menimpah usaha tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hasil profitabilitas usaha pada pembenihan ikan nila di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, untuk mengidentifikasi sumber-sumber resiko produksi pada usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, untuk mengetahui hasil probabilitas dan dampak resiko produksi dalam kegiatan usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, untuk mengetahui hasil pemetaan resiko produksi pada usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, untuk menentukan strategi yang tepat di dalam menangani resiko produksi yang dialami oleh pembudidaya ikan nila di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode observasi dan pengamatan, melakukan wawancara dan diskusi dengan 44 pembudidaya ikan nila yang ada di Desa Jimus, menentukan sampel yang akan diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab tujuan kedua, keempat, dan kelima, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ketiga. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis profitabilitas usaha pembenihan ikan nila yang ada di Desa Jimus, yaitu dengan hasil sebagai berikut: Permodalan sebesar Rp.71.000.000, pembiayaan sebesar Rp.162.121.000, penerimaan Rp.360.000.000, R/C ratio sebesar 2,22, keuntungan sebesar Rp.197.879.000, rentabilitas usaha sebesar 122%, BEP sales sebesar Rp.25.628.814 dan BEP unit sebesar 63.883 ekor. Langkah kedua yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi hal-hal yang menjadi sumber-sumber resiko produksi pada usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus, dan ternyata hasilnya bahwa terdapat 4 sumber resiko produksi pada usaha tersebut antara lain: Perubahan suhu, musim kemarau, hama, dan penyakit. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis probabilitas resiko, yaitu dengan menggunakan metode Z-score sehingga diperoleh hasil bahwa sumber resiko musim kemarau memiliki probabilitas tertinggi dengan nilai sebesar 49,6%, lalu diikuti oleh sumber resiko perubahan suhu dengan nilai sebesar 48,8%, lalu diikuti oleh sumber resiko hama dengan nilai sebesar 47,61%, dan sumber resiko yang memiliki nilai probabilitas terkecil adalah sumber resiko penyakit dengan nilai sebesar 46,41%. Sedangkan pada analisis dampak resiko metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR), sehingga diperoleh hasil bahwa sumber resiko yang membawa dampak paling besar adalah pada sumber resiko perubahan suhu dengan nilai sebesar Rp.12.870.859,50, lalu diikuti oleh sumber resiko penyakit dengan nilai sebesar Rp.8.859.325,66, lalu diikuti oleh sumber resiko musim kemarau dengan nilai sebesar Rp.7.853.258,55, dan sumber resiko yang memiliki dampak paling kecil adalah pada sumber resiko hama dengan nilai sebesar Rp.2.756.715,86. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari status resiko dengan cara mengkalikan antara nilai probabilitas dengan dampak resiko. Sumber resiko yang memiliki status resiko tertinggi adalah pada sumber resiko perubahan suhu dengan nilai sebesar Rp.6.280.979,44, lalu diikuti oleh sumber resiko penyakit dengan nilai sebesar Rp.4.111.613,04, lalu diikuti oleh sumber resiko musim kemarau dengan nilai sebesar Rp.3.895.216,24, dan sumber resiko yang memiliki status resiko terkecil adalah pada sumber resiko hama dengan nilai sebesar Rp.1.312.472,42. Setelah hasil dari status resiko diketahui maka langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah memasukkan sumber resiko ke dalam peta resiko. Untuk sumber resiko musim kemarau ternyata masuk pada kuadran 1 sehingga dapat ditangani dengan strategi preventif. Untuk sumber resiko perubahan suhu ternyata masuk pada kuadran 2 sehingga dapat ditangani dengan strategi preventif. Untuk sumber resiko hama ternyata masuk pada kuadran 3, sedangkan untuk sumber resiko penyakit ternyata masuk pada kuadran 4 sehingga dapat ditangani dengan strategi mitigasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus ini dikatakan menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan usahanya apabila dapat memproduksi benih ikan nila lebih dari 63.883 ekor dan dapat menjual benih ikan nila dengan total penjualan lebih dari Rp.25.628.814. Dilihat dari nilai R/C nya bahwa usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus ini lebih dari 1 sehingga menguntungkan. 2. Terdapat 4 faktor yang menjadi sumber resiko produksi pada usaha pembenihan ikan nila di Desa Jimus antara lain perubahan suhu, musim kemarau, hama, dan penyakit. 3. Analisis probabilitas resiko menunjukkan urutan sumber resiko yang paling tinggi nilai probabilitasnya ke yang paling rendah adalah musim kemarau, perubahan suhu, hama, dan penyakit. Analisis dampak resiko menunjukkan urutan dari nilai dampak yang tertinggi ke yang terendah adalah perubahan suhu, penyakit, musim kemarau, dan hama. 4. Peta resiko menunjukkan bahwa sumber resiko pada kuadran 1 dan 2 harus ditangani dengan strategi preventif, dan sumber resiko yang berada pada kuadran 2 dan 4 harus ditangani dengan strategi mitigasi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2017/172/051703400
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates > 639.37 Culture of amphibians and specific kinds of fishes > 639.377 4 Culture of specific kinds of fishes (Cichlidae)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 21 Apr 2017 14:29
Last Modified: 14 Mar 2022 04:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135789
[thumbnail of LAPORAN_SKRIPSI-ALFI_CAHAYA_RAMADHAN-125080400111037-AGROBISNIS_PERIKANAN.pdf]
Preview
Text
LAPORAN_SKRIPSI-ALFI_CAHAYA_RAMADHAN-125080400111037-AGROBISNIS_PERIKANAN.pdf

Download (7MB) | Preview
[thumbnail of ARTIKEL_SKRIPSI-ALFI_CAHAYA_RAMADHAN-125080400111037-AGROBISNIS_PERIKANAN.pdf]
Preview
Text
ARTIKEL_SKRIPSI-ALFI_CAHAYA_RAMADHAN-125080400111037-AGROBISNIS_PERIKANAN.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item