Komposisi Spesies Ikan Hasil Tangkapan Kapal Sekocian Di Pelabuhan Perikanan Pondokdadap Sendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur

Setyowati, Retno (2017) Komposisi Spesies Ikan Hasil Tangkapan Kapal Sekocian Di Pelabuhan Perikanan Pondokdadap Sendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Malang. Kebijakan tersebut ditempuh mengingat Kabupaten Malang memiliki 14 pantai dengan panjang garis pantai 77 km dan berada di perairan Samudera Hindia yang kaya akan sumber daya ikan pelagis besar, seperti madidihang (Thunnus albacares), tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus allalunga), tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii), tuna abu-abu (Thunnus tonggol) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Belum tersedianya data komposisi spesies ikan hasil tangkapan per jenis alat tangkap di Sendang Biru membuat penelitian tentang komposisi spesies ikan hasil tangkapan perlu dilakukan. Data informasi mengenai komposisi jenis hasil tangkapan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP). Oleh karena itu, penelitian tentang komposisi spesies ikan hasil tangkapan perlu dilakukan. Penelitian ini juga bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui spesies hasil tangkap kapal pancing tonda (sekoci) dan variasi jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip, Mengetahui komposisi dan variasi rata- rata berat (kg) hasil tangkapan per spesies per kapal sekocian. Mengetahui indeks keragaman spesies hasil tangkapan kapal pancing tonda (sekoci) IPPP Sendang Biru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara survey sampling langsung di IPPP Sendang Biru. Data spesies hasil tangkapan kapal pancing tonda di IPPP Sendang Biru dianalisa setelah diidentifikasi berdasarkan 20 karakter penciri morfologi ikan menggunakan buku Carpenter dan Niem. Dari 20 penciri morfologi dianalisis dan data analisis yang digunakan adalah Hierarchical Clustering Analysis, ANOVA, uji non parametrik Kruskall wallis dengan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil tangkapan kapal pancing tonda (sekoci) nelayan Sendang Biru ada 7 spesies ikan pelagis. Dari 3 family, Scombridae yang terdiri dari spesies ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), albakora (Thunnus alalunga), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Euthynnus affinis), tenggiri (Scomberomorus commerson). Family Istiophoridae yaitu spesies setuhuk biru (Makaira mazara) dan family Carangidae yaitu lemadang (Coryphaena). Dari hasil analisis dendogram bahwa ikan tuna sirip kuning, albakore, dan cakalang. yang dalam satu cluster menunjukkan jika ikan tersebut mempunyai kekerabatan dekat dilihat dari persamaan ciri morfologinya Sementara ikan lemadang mempunyai kekerabatan jauh dari ikan jenis lainnya dilihat pula dari penciri morfologinya. Analisis variasi spesies per kapal per trip menunjukkan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh ialah 0,00 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang artinya H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip bervariasi atau berbeda nyata.Analisis tersebut menunjukkan bahwa jumlah spesies hasil tangkap per kapal per trip memiliki variasi. Kondisi tersebut akan mempengaruhi jumlah penghasilan yang diterima setiap nelayan ataupun kapal. Hal itu disebabkan oleh perbedaan spesies yang didaratkan. Hasil perhitungan persentase hasil tangkapan berdasarkan penelitian, yang tercatat didominasi oleh tiga spesies yaitu ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), albakor (Thunnus alalunga), dan cakalang iv (Katsuwonus pelamis) yang merupakan hasil tangkapan utama. Berat total ratarata hasil tangkapan berdasarkan penelitian dari 8 spesies mencapai 1471,88 kg yang terdiri dari hasil tangkapan utama sebesar 480,10 kg (98 %) dan tangkapan sampingan yang terdiri dari 4 spesies ikan lainnya mencapai 7,34 kg (2%). Hasil pengujian kruskal wallis untuk variasi berat per spesies per kapal menunjukkan bahwa nilai sig yang diperoleh sebesar 0,00 < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa berat hasil tangkapan per spesies memiliki perbedaan satu sama lain. Untuk mengetahui pasangan spesies mana yang memiliki berat hasil tangkapan yang berbeda satu sama lain, digunakan uji lanjutan yaitu uji Mann-Whiteyn. Berdasarkan ringkasan hasil uji statistik perbedaan berat antar spesies yang menunjukkan notasi berbeda nyata diperoleh dari 4 spesies yaitu tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dengan rata- rata dan Standart deviasinya ”116,56 ± 209,38b”, albakor (Thunnus alalunga “96,36 ± 282,58a”, cakalang (Katsuwonus pelamis) “72,94 ± 113,80c”, dan setuhuk biru (Makaira mazara) “53,39 ± 21,37d”. Dimana tiga diantaranya merupakan ikan hasil tangkapan utama. Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) “40,50 ± 6,43e, tongkol (Euthynnus affinis) “33,61 ± 6,15e”, dan tenggiri (Scomberromorus commerson) “31,14 ± 1,65e” , tidak berbeda nyata satu sama lain, karena notasi huruf dari ke empat spesies tersebut sama. Hal ini diduga adanya pengaruh dari proporsi ikan hasil tangkapan utama dengan ikan hasil tangkapan sampingan. Nelayan kapal pancing tonda di IPPP Pondok Dadap Sendang Biru menangkap ikan hasil tangkapan berdasarkan musim ikan, disaat tidak musim ikan tuna, maka nelayan tersebut memilih untuk mengganti alat tangkap, yang mana alat tangkap tersebut disesuaikan pula dengan hasil tangkapan utamanya. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman spesies dari hasil tangkapan kapal pancing tonda sebanyak 21 kapal mempunyai nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 1,105. Dengan kriteria H’ < 1 = Keanekaragaman rendah, 1 < H’ < 3 = Keanekaragaman sedang, H’ > 3 = Keanekaragaman tinggi. 1>H’<3 dan dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nlai indeks keanekaragaman 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman sedang. suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak jenis dengan kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas tersebut disusun oleh sangat sedikit jenis dan hanya jika sedikit jenis yang dominan, maka keanekaragaman jenis rendah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2017/146/051703048
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 27 Mar 2017 09:11
Last Modified: 20 Oct 2021 02:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135759
[thumbnail of RETNO_SETYOWATI_125080200111084_LAPORAN_SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
RETNO_SETYOWATI_125080200111084_LAPORAN_SKRIPSI.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item