Struktur Komunitas Makrozoobentos Di Kawasan Ekosistem Mangrove Kelurahan Mangunharjo, Probolinggo, Jawa Timur

Susiyantiningsih, Defi (2016) Struktur Komunitas Makrozoobentos Di Kawasan Ekosistem Mangrove Kelurahan Mangunharjo, Probolinggo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kawasan mangrove merupakan daerah pasang surut dan menutupi sekitar 75% dari garis pantai tropis dan subtropis terbentang dalam 25 ºLU dan 25 ºLS (Alongi, 2002 dalam Yang et al., 2013). Ekosistem mangrove merupakan sumber plasma nutfah (genetic pool) serta penunjang seluruh sistem kehidupan di sekitarnya disamping sebagai penyedia keanekaragaman hayati (biodiversity). Keberadaan fauna menjadi salah satu unsur penting dimana fauna akan membentuk komponen biotik dengan makhluk lain dalam suatu ekosistem. Makrozoobentos merupakan salah satu fauna yang ada dalam ekosistem mangrove. Substrat merupakan salah satu faktor lingkungan yang utama bagi struktur komunitas makrozoobentos. Seperti yang dikatakan Yunitawati et al. (2012), bahwa substrat dasar merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan organisme. Karakteristik suatu subtrat dasar akan berpengaruh terhadap struktur komunitas makrozoobentos dalam ekosistem. Struktur komunitas makrozoobentos akan mengalami perubahan jika keadaan pada substrat berubah. Kelurahan Mangunharjo, Probolinggo merupakan salah satu wilayah yang terdapat ekosistem mangrove, termasuk mangrove tepi (fringing mangrove). Adanya aktifitas manusia menyebabkan banyak zat-zat masuk ke perairan dan mengalir melewati aliran sungai sekitar ekosistem mangrove membawa bahan organik. Komposisi dan kerapatan suatu vegetasi mangrove juga menyumbang bahan organik tertinggi pada sedimen berupa seresah daun mangrove. . Semua masukan bahan organik di perairan ekosistem mangrove secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas perairan serta substrat sehingga dapat dikatakan juga akan berpengaruh terhadap komunitas makrobentos terutama pada struktur komunitasnya. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui komunitas vegetasi mangrove serta komunitas makrozoobentos penyususn ekosistem mangrove. Selain itu untuk mengetahui keterkaitan antara parameter fisika-kimia serta vegetasi mangrove terhadap struktur komunitas makrozoobentos pada ekosistem mangrove di Kelurahan Mangunharjo, Probolinggo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di Kawasan Ekosistem Mangrove Kelurahan Mangunharjo, Kota Probolinggo, Jawa Timur untuk pengambilan data lapang dan pengambilan sampel. Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu transek kuadrat. Pengambilan sampel mangrove dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat ukuran 10 x 10 m2 untuk tingkat pohon, 5 x 5 m2 untuk tingkat pancang dan 1 x 1 m2 untuk tingkat semai. Pada setiap kuadrat diidentifikasi jenis, diukur diameter dan tingginya serta dihitung jumlah masing-masing jenis untuk selanjutnya dilakukan analisa data. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat ukuran 1 x 1 m2 yang diletakkan di dalam transek kuadrat mangrove ukuran 10 x 10 m2. Sampel makrozoobentos diidentifikasi di laboratorium serta dilakukan analisa data. Metode pengambilan sampel substrat dilakukan dengan membenamkan pipa paralon ke dalam substrat untuk selanjtnya dianalisakan di laboratorium. Metode pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ. Metode Principal Component Analysis (PCA) digunakan untuk mengetahui keterkaitan parameter fisika-kimia serta vegetasi mangrove terhadap struktur komunitas makrozoobentos. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu parameter kualitas air meliputi pH, Suhu, Oksigen terlarut serta salinitas didapatkan nilai pH perairan berkisar 6.73 – 7.15, Suhu berkisar 27.8 – 31 ºC, oksigen terlarut berkisar 2.2 – 6.2 mg/L serta salinitas berkisar 28 – 30 ‰. Pada hasil analisis substrat meliputi pH tanah, bahan organik serta tekstur tanah didapatkan nilai pH tanah berkisar 6.64 – 6.87, bahan organik berkisar 1.33 – 4.3 %, tekstur tanah pada lokasi penelitian yaitu liat hingga pasir berlempung. Pada lokasi penelitian yang merupakan ekosistem mangrove tepi (fringing mangrove) ditemukan 3 jenis mangrove yang ada yaitu Avicennia marina, Rhizophora mucronata serta Rhizophora stylosa. Berdasarkan hasil analisis vegetasi mangrove didapatkan bahwa kerapatan jenis pada lokasi penelitian yaitu Avicennia marina memiliki kerapatan tertinggi pada tingkat semai pada stasiun 1 dan stasiun 2 yaitu 50000 ind/ha dan 70000 ind/ha, sedangkan pada stasiun 3 kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora mucronata sebesar 50000 ind/ha pada tingkat. Begitu juga untuk besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari ketiga stasiun, Avicennia marina terlihat memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada stasiun I dan 3 secara berturut-turut yaitu 127.00 % dan 143.60 %. Rhizophora mucronata memiliki Indeks Nilai Penting (INP) terbesar pada stasiun II yaitu 83.10 %. Hal tersebut terlihat dari besarnya Indeks Nilai Penting (INP). Untuk jenis Rhizophora stylosa memiliki nilai kerapatan dan INP terendah. Komposisi makrozoobentos pada lokasi penelitian ditemukan 4 kelas yaitu Gastropoda, Crustaceae, Poychaeta dan Pelecypoda. Crustaceae memiliki kepadatan tertinggi pada semua stasiun yaitu stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 secara berturut – turut 17 ind/m2 (38.64 %), 35 ind/m2 (36.46 %) dan 43 ind/m2 (54.43 %). Indeks keanekaragaman (H’) pada stasiun 1 sebesar 1.81, stasiun 2 sebesar 2.28 dan stasiun 3 sebesar 1.86. Keanekaragaman tertinggi terjadi pada stasiun 2. Indeks dominansi pada stasiun 1 sebesar 0.20, stasiun 2 sebesar 0.12 dan stasiun 3 sebesar 0.18. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terjadi dominansi spesies. Menurut Odum (1993), Nilai indeks dominasi berkisar antara 0-1. Semakin mendekati satu, maka semakin tinggi tingkat dominansi spesies tertentu, sebaliknya bila nilai mendekati nol berarti tidak ada jenis yang mendominansi. Berdasarkan hasil analisis PCA, didapatkan berdasarkan matrik korelasi, terbentuk dua komponen utama yaitu F1 dan F2 yang dapat memberikan informasi sebesar 58.58% dan 41.42% sehingga kepadatan makrozoobentos, karakteristik fisika-kimia, serta kerapatan mangrove dapat dijelaskan melalui dua sumbu utama (F1 dan F2) sebesar 100% dari ragam total. Diagram stasiun penelitian pada perpotongan sumbu F1 dan F2 (Gambar 9) dan (Gambar 10) menunjukkan adanya sebaran stasiun berdasarkan penciri lingkungan. Stasiun 1 membentuk sumbu F2 positif dicirikan dengan pH tanah, persentase debu, bahan organik serta kepadatan Eunice fucata yang tinggi. Stasiun 2 membentuk sumbu F1 positif dicirikan dengan salinitas serta kepadatan Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Litopenaeus vannamei, Isognomon ephipium, Tapes literatus, Gervillia aviculoides yang tinggi. Stasiun 3 membentuk sumbu F2 negatif dicirikan dengan persentase liat serta kepadatan Turitella imbricata, Sesarma sp. serta Pagurus sp. yang tinggi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/810/051610761
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 02 Dec 2016 09:58
Last Modified: 22 Oct 2021 11:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135519
[thumbnail of ARTIKEL_SKRIPSI-DEFI_SUSIYANTININGSIH-125080100111031.pdf]
Preview
Text
ARTIKEL_SKRIPSI-DEFI_SUSIYANTININGSIH-125080100111031.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of LAPORAN_SKRIPSI-DEFI_SUSIYANTININGSIH-125080100111031.pdf]
Preview
Text
LAPORAN_SKRIPSI-DEFI_SUSIYANTININGSIH-125080100111031.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item