AnitaNurazyizyah (2016) Dinamika Pengelolaan Usaha Wisata Delta Fishing Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bidang kelautan didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata, pertambangan, industri, perhubungan, bangunan kelautan, dan jasa yang dapat menjadi sektor unggulan dalam pembangunan nasional dimasa depan. Pembangunan masyarakat desa salah satu bentuk pembangunan nasional yang berperan dalam membentuk dasar-dasar perekonomian dan fasilitas-fasilitas sosial. Kabupaten Sidoarjo diapit oleh dua aliran sungai pecahan Sungai Brantas, yaitu Kali Porong dan Kali Mas. Sehingga lahan pertaniannya subur dan memiliki potensi perikanan cukup tinggi. Sektor perekonomian utama Kabupaten Sidoarjo yaitu dibidang industri dan jasa. Wisata Delta fishing merupakan tempat pemancingan yang dilengkapi berbagai wahana rekreasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) proses terbentuknya dan perkembangan Wisata Delta Fishing, (2) faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan Delta Fishing, dan (3) faktor internal yang mempengaruhi perkembangan Delta FishingPenelitian ini berlokasi di Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2016 sampai dengan 23 Juli 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling yang menggunakan snow ball. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan mereduksi data sesuai tujuan penelitian. Setelah itu penyajian data dengan mendeskripsikan data di lapang yang dijelaskan sesuai kategori pembahasan. Kemudian penarikan kesimpulan dan saran pada akhir penelitian. Delta Fishing dibangun pada bulan April 2009 dan pembukaan resmi pada 9 September 2009. Perkembangan Delta Fishing terlihat mulai bulan Desember 2009 yang menjadi wisata keluarga dengan menambah beberapa wahana permainan. Namun perkembangan Delta Fishing yang pesat nampaknya mulai berhenti pada dua tahun terkahir ini. Hal ini terlihat dari tidak adanya wahana rekreasi baru yang ditawarkan. Pemilik wisata Delta Fishing berasal dari desa tetangga. Sehingga pihak Delta Fishing meminta izin untuk membuka usaha pemancingan tersebut ke tokoh-tokoh masyarakat dengan bermusyawarah. Dalam musyawarah tersebut, hal-hal yang dijelaskan oleh pihak Delta Fishing meliputi izin untuk mendirikan usaha wisata, konsep awal wisata, jam operasional, dan rencana pengembangan wisata. Pihak Delta Fishing tidak mengelola semua fasilitas sarana prasarana, seperti lahan parkir dan PKL yang dikelola oleh warga. Dengan tingginya minat pengunjung, Delta Fishing membuat lay out sedemikian rupa agar pengunjung dengan nyaman menikmati liburan. Tetapi karena lahan yang tidak dapat diperluas lagi, penataan untuk tempat makan dan memancing terlihat cukup padat yang membuat pengunjung kurang nyaman. Pertumbuhan penduduk menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat. Namun dengan kuatnya struktur sosial yang ada pada masyarakat Desa Prasung menyebabkan tidak terjadinya perubahan status dan peran sosial di lingkungan tersebut. Konsep pemancingan Delta Fishing bukan merupakan hal baru, karena lokasi Desa Prasung memiliki daerah tambak yang telah mengenal konsep wisata tersebut. Hal baru yang dijumpai yaitu konsep wisata keluarga yang digabungkan dengan wisata pemancingan. Selama Delta Fishing dibuka untuk umum tidak pernah terjadi konflik dengan masyarakat. Sehingga pemberontakan di lingkungan tersebut juga tidak terjadi. Karena semenjak adanya Delta Fishing, pembangunan infrastruktur di Desa Prasung khususnya di Dusun Prasung Tambak pesat dan tingkat pengangguran menurun. Perubahan lingkungan Desa Prasung berasal dari kebutuhan ekonomi. Banyak lahan pertanian dijual untuk dijadikan komplek perumahan dan digunakan untuk kepentingan industri, serta menginvestasikannya dengan membeli tanah di daerah lain. Sedangkan tambak yang dijual, sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Hal ini karena pendidikan masyarakat rendah dan tidak memiliki keahlian dalam mengelola tambak. Pengaruh kebudayaan luar yang mempengaruhi masyarakat lebih kepada cara berpakaian yang tetap disesuaikan dengan nilai dan norma di lingkungan. Keberadaan Delta Fishing ini tidak diterima seutuhnya oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat sebelum Delta Fishing buka yang cenderung ke arah takut terganggu saat ada kegiatan-kegiatan rutin di wilayah ini. Perkembangan Wisata Delta Fishing meningkat tajam pada awal-awal pembukaannya. Namun pada dua tahun terakhir perkembangan wisata cenderung menurun akibat tidak ada penambahan wahana permainan dan tidak ada perluasan lahan. Konsep Delta Fishing harusnya dapat membuat masyarakat menjadi lebih produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam. Namun masyarakat lebih memilih untuk menjadi tukang parkir karena kebijakan pengolahan hasil perikanan tergantung kepada pemilik tambak yang bukan merupakan warga Desa Prasung dan masyarakat golongan muda tidak tertarik dengan sesuatu yang berhubungan dengan tambak maupun lahan pertanian. Keberadaan Delta Fishing tidak diterima oleh beberapa masyarakat yang cenderung diam dan memiliki rasa “takut” dalam memberikan informasi. Sehingga dalam situasi ini dapat menimbulkan potensi konflik dalam masyarakat yang sewaktu-waktu dapat terjadi kapan saja. Saran yang dapat diberikan peneliti yaitu diharapkan pihak Delta Fishing menghormati kearifan lokal masyarakat setempat yang religius. Sehingga tidak mengganggu kegiatan ibadah masyarakat sekitar. Perlu adanya pemberdayaan masyarakat untuk mengelola hasil tambak maupun sawahnya dan pembentukan UKM-UKM agar masyarakat lebih mandiri dan mengurangi pengangguran. Perlu adanya penelitian lebih dalam mengenai peran tokoh masyarakat dalam pembuatan kebijakan, evaluasi alih fungsi lahan tambak menjadi tempat wisata, ataupun analisis mengenai pengangguran tidak kentara di Desa Prasung.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2016/582/051608135 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 13 Sep 2016 14:08 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 12:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135308 |
Preview |
Text
Anita_Nurazyizyah_125080400111058.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
Artikel_Anita_Nurazyizyah_125080400111058.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |