Pendugaan Luas Daun Berdasarkan Karakter Batang Dan Tangkai Daun Pada Beberapa Kultivar Pisang

ArdanRizkiNabila (2016) Pendugaan Luas Daun Berdasarkan Karakter Batang Dan Tangkai Daun Pada Beberapa Kultivar Pisang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengukuran luas daun tanaman pisang sulit dilakukan karena memiliki morfologi yang cukup besar. Pengukuran konvensional menggunakan LAM perlu melakukan destruksi pada daun pisang yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk itu perlu dikembangkan pengukuran luas daun secara non-destruktif. Pengukuran non-destruktif dapat dilakukan dengan pendugaan luas daun, yang menawarkan cara yang mudah dan alternatif yang murah dalam sebuah penelitian. Pengukuran ini juga dapat digunakan secara berkelanjutan dari tanaman yang sama dari waktu ke waktu dan dapat mengurangi variabilitas dalam percobaan dibanding dengan pengambilan sampel destruktif. Salah satu cara pendugaan luas daun adalah dengan menggunakan persamaan regresi, yang dapat mengestimasi suatu nilai yang kompleks dengan nilai yang lebih sederhana yang saling berhubungan. Kegiatan penelitian telah dilakukan pada bulan April-Juni 2015 pada 7 desa yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung di lahan (on farm research) dengan metode paralel pada fase pertumbuhan berbeda (tanaman pisang ketinggian 1.5-2.5 m, memiliki ketinggian lebih dari 2.5 m, dan tanaman pisang sudah memasuki fase pembungaan). Pendugaan regresi luas daun pisang menggunakan keliling lingkar tangkai daun dan Pendugaan regresi rata-rata luas daun menggunakan lingkar batang. Sampel keliling lingkar tangkai diukur pada bagian bawah pada ujung daun sementara lingkar batang tanaman diukur 30 cm di atas pangkal tanaman. Luas daun diukur dengan metode gravimetri dengan disalin pada kertas koran. Persamaan regresi dihitung dengan SPSS dengan sebelumnya melakukan uji t independen, normalitas, dan korelasi. Model persamaan regresi dengan metode keliling tangkai pada Pisang Kepok adalah y = -5287 + 0.88x – 0.25x2 dengan (R2) 79%. Sedangkan pada Pisang Raja adalah y = -0.921 + 0.272x – 0.006x2 dengan R2 73%. Persamaan regresi ini hanya bisa digunakan pada fase pisang dengan tinggi >2.5m dan berbuah. Persamaan regresi dengan metode keliling batang pada Pisang Raja yaitu y = -0.428 + 0.28x dengan R2 82,6%. Sedangkan pada Pisang Kepok tidak dapat dicari karena data yang didapat tidak normal. Persamaan regresi keliling batang dapat digunakan pada semua fase. Dari hasil yang didapatkan pada Pisang Raja diketahui bahwa metode regresi keliling batang jauh lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan keliling tangkai. Selain memiliki koefisien determinasi lebih besar, metode keliling batang juga dapat diterapkan pada semua fase tanaman.

English Abstract

Measuring leaf area of banana plants is difficult because it has quite large morphology. Conventional measurement using LAM need to be destruction method while it can affect plant growth. So it’s necessary to develop measurements of leaf area by non-destructive method. Non-destructive measurement can be done by estimating the leaf area, which offers an easy way and a cheap alternative in a study. This method is desirable because can be continued use of the same plants over time and reduce variability in experiments as compared with destructive sampling. One way to estimate leaf area is to using regression equation to estimate a complex value by simpler another value that correlate. The research conducted in April-June 2015 on seven different villages. The observation used in this study is on-farm research with the parallel method at different growth stages (height of 1.5-2.5 m, height of more than 2.5 m, and has entering the flowering phase). The estimation of leaf area using girth of the petiole and estimation of the average leaf area using girth of stem. Samples girth of petiole measured at the bottom of the leaves while the girth of stem measured 30 cm above of the base of the plant. Leaf area measured by gravimetric method using newspaper as comparison. The regression calculated by SPSS with previously conducted independent t, normality, and correlation test. Regression model by girth of petiole method at Kepok is y = -5287 + 0.88x – 0.25x2 with R2 79%. While the Raja is y = -0.921 + 0.272x – 0.006x2 with R2 73%. These regression can be used only at phases height of more than 2.5 m, and has entering the flowering phase. The regression model using girth of stem at Raja is y = -0.428 + 0.28x with R2 82.6%. While at Kepok can’t be found because the data obtained is not normal. The regression model using girth of stem can be used on all phases. From the results that obtained at Raja can concluded that using girth of stem method is much more efficient and effective than using girth of petiole. In addition to having a greater coefficient of determination, girth of stem method also can be applied to all phases of the banana plant.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/503/051609190
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 07 Oct 2016 13:29
Last Modified: 20 Oct 2021 10:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135218
[thumbnail of Jurnal.pdf]
Preview
Text
Jurnal.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Skripsi_Utuh.pdf]
Preview
Text
Skripsi_Utuh.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item