Aspek Biologi Ikan Hu Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dan Jaring Insang Dasar Di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Cilacap, Jawa Tengah

DuwiAndini (2016) Aspek Biologi Ikan Hu Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dan Jaring Insang Dasar Di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Cilacap, Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hiu merupakan salah satu komoditas besar di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Alat tangkap mendaratkan hiu di PPS Cilacap antara lain yaitu pancing rawai dan jaring insang dasar. Ikan hiu hasil tangkapan pancing rawai merupakan hasil tangkapan utama. Sedangkan ikan hiu hasil tangkapan jaring insang dasar merupakan hasil tangkapan sampingan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui komposisi spesies hiu pancing rawai dan jaring insang dasar, hubungan panjang dan berat spesies dominan pancing rawai dan jaring insang dasar, sebaran frekuensi panjang dan nisbah kelamin pancing rawai dan jaring insang dasar. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu pada bulan Maret di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS). Cilacap Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis komposisi, hubungan panjang dan berat, distribusi frekuensi panjang, dan nisbah kelamin dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2013. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 16 spesies ikan hiu yang didaratkan di PPS Cilacap, 11 spesies ikan hiu ditangkap oleh pancing rawai, dan 8 spesies ikan hiu ditangkap oleh jaring insang. Terdapat 3 spesies yang sama-sama ditangkap oleh kedua alat tangkap. Ikan yang paing dominan ditangkap oleh pancing rawai yaitu Alopias Pelagicus sedangkan hasi tangkapan jaring insang dasar yaitu Carcharhinus sorrah dan Squalus hemipinnis yang mempunyai persentase hampir sama. Analisis panjang berat pada ikan dominan hasil tangkapan pancing rawai menunjukkan bahwa Alopias pelagicus bersifat alometrik negatif (b<3), Alopias superciliosus bersifat alometrik positif (b>3), dan Carcharhinus falcformis bersifat isometrik (b=3). Sedangkan pada ikan dominan hasil tangkapan jaring insang dasar menunjukkan bahwa Carcharhinus sorrah bersifat isometric (b=3), Carcharhinus falciformis bersifat alometrik negatif (b<3) dan Squalus hemipinnis bersifat alometrik positif (b>3) Analisis distribusi panjang menunjukkan spesies hiu yang tertangkap oleh rawai hiu menunjukkan sudah banyak yang matang gonad, sedangkan ikan hiu yang diitangkap oleh jaring insang dasar banyak yang belum matang gonad. Secara keseluruhan nisbah kelamin ikan hiu yang didaratkan lebih dominan jenis kelamin betina. Hal tersebut diduga karena beum terjadi musim pemijahan. Saran yang dapat diberikan adalah peningkatan pengawasan dan pencatatan data mengenai pendaratan dan perdagangan hiu di Cilacap dan kebijakan tegas mengenai penangkapan hiu. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai alat tangkap hiu, fishing ground dan biologi masing-masing spesies.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/503/051608056
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 18 Oct 2016 14:16
Last Modified: 20 Oct 2021 10:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135217
[thumbnail of ARTIKEL_SKRIPSI_DUWI_ANDINI_125080201111017_PSP_2012.pdf]
Preview
Text
ARTIKEL_SKRIPSI_DUWI_ANDINI_125080201111017_PSP_2012.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LAPORAN_SKRIPSI_DUWI_ANDINI_125080201111017_PSP_2012.pdf]
Preview
Text
LAPORAN_SKRIPSI_DUWI_ANDINI_125080201111017_PSP_2012.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item