Deskripsi By-Catch Ikan Hiu Dan Pari Hasil Tangkapan Gill Net Dasar Di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Cilacap

FatinKurniaLaily (2016) Deskripsi By-Catch Ikan Hiu Dan Pari Hasil Tangkapan Gill Net Dasar Di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Cilacap. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Gill net menjadi salah satu alat tangkap yang dominan dioperasikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap selain pancing rawai. Set bottom Gill net adalah jaring yang di operasikan di dasar perairan dengan cara menghadang ikan yang berenang. Karakteristik Gill Net dasar di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap adalah menangkap ikan manyung (Arius thalassinus) sebagai hasil tangkapan utama namun dalam kegiatan operasi penangkapan tidak dapat dipisahkan dari Hasil Tangkapan Sampingan (by-catch). Hasil tangkapan sampingan menjadi isu internasional yang semakin menonjol dimana menimbulkan permasalahan ekologi, karena beberapa spesies sangat rentan terhadap eksploitasi berlebihan dan lambat untuk pulih apabila terjadi penurunan populasi yang besar, spesies tersebut adalah termasuk ikan Hiu dan Pari. Karakteristik biologi ikan hiu dan pari (elasmobranchii) pada umumnya mempunyai fekunditas yang relatif rendah, usia matang seksual dan memiliki pertumbuhan sangat lambat serta memerlukan waktu bertahun-tahun hingga mencapai usia dewasa selain itu juga sebagai predator puncak dalam tingkat trofilk di laut, hiu sangat menentukan keseimbangan ekosistem dalam suatu kawasan perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya hasil tangkapan sampingan, spesies hiu dan pari yang tertangkap oleh gill net dasar, dan sebaran ferkuensi panjang/lebar tubuh hiu dan pari yang tertangkap sebagai by-catch oleh gill net dasar. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu bulan Februari hingga April di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis panjang berat, proporsi hasil tangkapan dalam biomass, distribusi frekuensi panjang, dan analisis hierarki dengan bantuan software SPSS.16. Berdasarkan hasil pengamatan pada 277 ekor ikan hiu dan 158 ikan pari yang diidentifikasi, diperoleh diperoleh 3 Ordo, 5 Famili, 5 Genus dan 8 Spesies pada ikan hiu sedangkan ikan Pari diperoleh 2 ordo, 4 Famili, 4 Genus dan 9 Spesies. Data keseluruhan menunjukkkan bahwa spesies hiu yang dominan tertangkap adalah Carcharinus sorrah sedangkan spesies pari yang paling banyak tertangkap adalah Rhinobatos penggali. Proporsi hasil tangkapan masing-masing kapal berdasarkan biomass adalah hasil tangkapan utama lebih banyak dibandingkan hasil tangkapan sampingan. Sedangkan dibandingkan by-catch pari by-catch hiu lebih dominan, kapal yang memiliki jumlah hasil tangkapan tertinggi adalah KM. Mitra Perdana. Analisis panjang berat dengan membandingkan nilai b hitung dengan nilai b yang pada penelitian sebelumnya menujukkan bahwa keseluruhan memiliki pola pertumbuhan b < 3 atau alometrik negatif artinya pertumbuhan panjang atau lebar tubuh lebih cepat dibandingkan pertambahan beratnya, terkecuali Carcharinus sorrah yang memiliki sifat alometrik positif atau b > 3 artinya pertambahan berat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan panjang. Analisis distribusi panjang menunjukkan spesies hiu yang tertangkap setelah matang gonad berdasarkan panjang tubuh adalah Hydrolagus cf lemures, Heptranchias perlo, dan Squalus sp.B, spesies pari yang tertangkap setelah matang gonad adalah Dasyatis cf thetidis, Gymnura zonura, dan Dasyatis kuhlii. Tingkat kematangan gonad berdasakan panjang klasper menunjukkan bahwa spesies hiu yang telah sampai remaja dan dewasa adalah Carcharinus sorrah dan Heptranchias perlo, sedangkan pada pari tidak ada yang telah sampai dewasa, hanya sampai remaja (TKG II) yaitu Mobula japanica dan Rhinobatos penggali. Analisis hubungan kekerabatan menggunakan SPSS.16 dengan 15 karakter morfologi menunjukkan spesies yang memiliki hubungan kekerabatan secara morfologi paling dekat adalah Carcharinus falciformis dengan Hexanchus nakamurai, Carcharinus sorrah dengan Heptranchias perlo, Dasyatis cf longa dengan Dasyatis ushiei, Rhinibatos jimbaranensis dengan Rhinobatos penggali. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu ditingkatkannya fungsi monitoring, pencatatan dan pengawasan terhadap hasil tangkapan, selain itu perlunya penelitian yang lebih mendalam terhadap spesies yang masih confere (cf) atau spesies yang belum pasti dengan nama ilmiahnya serta perlunya menambah jumlah karakter morfologi untuk menyempurnakan proses identifikasi spesies.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/502/051608055
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 18 Oct 2016 14:06
Last Modified: 20 Oct 2021 10:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135215
[thumbnail of ARTIKEL_FATIN_KURNIA_LAILY_125080200111077.pdf]
Preview
Text
ARTIKEL_FATIN_KURNIA_LAILY_125080200111077.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of SKRIPSI_FATIN_KURNIA_LAILY_125080200111077.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_FATIN_KURNIA_LAILY_125080200111077.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item