Analisis Efisiensi Teknis Usaha Budidaya Polikultur Di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Rezandi, Roshy (2015) Analisis Efisiensi Teknis Usaha Budidaya Polikultur Di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Budidaya polikultur adalah suatu metode budidaya yang memelihara lebih dari satu jenis produk perikanan dalam satu lahan budidaya secara bersama-sama. Dengan menggunakan sistem ini, tingkat produktivitas lahan menjadi tinggi karena dapat memanen lebih dari satu jenis produk perikanan dalam satu musim sehingga dapat menambah hasil panen dan meningkatkan penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui teknik budidaya dengan metode polikultur (rumput laut, bandeng, udang windu) di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. 2). Menganalisis tingkat efisiensi teknis pada usaha budidaya polikultur (rumput laut, bandeng, udang windu) di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. 3). Menganalisis penggunaan input produksi pada usaha budidaya polikultur (rumput laut, bandeng, udang windu) di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Desa Kupang Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jenis sumber data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Variabel penelitian meliputi variabel dependen: jumlah produksi budidaya dan variabel independen: luas lahan, benih rumput laut, benih bandeng (nener), benih udang (benur), pupuk, dan tenaga kerja. Analisa data menggunakan deskriptif kualitatif: mendeskripsikan teknik budidaya polikultur dan deskriptif kuantitatif: menganalisis tingkat efisiensi teknis dan penggunaan input produksi pada usaha budidaya polikultur. Teknik budidaya dengan metode polikultur (rumput laut, bandeng, udang windu) meliputi kegiatan persiapan lahan, penebaran benih rumput laut, bandeng, dan udang windu, pemeliharaan, dan pemanenan. Nilai efisiensi teknis berdasarkan output rumput laut berkisar antara 0,63-1,00. Rata-rata asumsi Constant Return to Scale (CRS) sebesar 0,91 (91%), sedangkan dengan asumsi Variable Return to Scale (VRS) sebesar 0,96 (96%). Tingkat efisiensi terendah terjadi pada tambak nomer 16, dengan nilai sebesar 0,63 (63%), memungkinkan untuk ditingkatkan sebesar 37%. Inefisiensi yang terjadi disebabkan oleh penggunaan input luas lahan sebesar 0,19 (19%) dan tenaga kerja sebesar 0,04 (4%). Nilai efisiensi teknis berdasarkan output bandeng berkisar antara 0,54-1,00. Rata-rata asumsi Constant Return to Scale (CRS) sebesar 0,84 (84%), sedangkan dengan asumsi Variable Return to Scale (VRS) sebesar 0,96 (96%). Tingkat efisiensi terendah terjadi pada tambak nomer 23, dengan nilai sebesar 0,54 (54%), memungkinkan untuk ditingkatkan sebesar 46%. Inefisiensi yang terjadi disebabkan oleh penggunaan input benih rumput laut sebesar 0,51 (51%) dan pupuk sebesar 0,23 (23%). Nilai efisiensi teknis berdasarkan output udang windu berkisar antara 0,30-1,00. Rata-rata asumsi Constant Return to Scale (CRS) sebesar 0,57 (57%), sedangkan dengan asumsi Variable Return to Scale (VRS) sebesar 0,95 (95%). Tingkat efisiensi terendah terjadi pada tambak nomer 8, dengan nilai sebesar 0,30 (30%), memungkinkan untuk ditingkatkan sebesar 70%. Inefisiensi vi yang terjadi disebabkan oleh penggunaan input luas lahan sebesar 0,27 (27%), benih rumput laut sebesar 0,57 (57%) dan tenaga kerja sebesar 0,03 (3%). Hasil analisis input produksi berdasarkan output rumput laut terdapat 18 tambak yang mengalami inefisiensi pada input produksi. Input slack luas lahan tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,49 (49%), input slack benih rumput laut tertinggi terdapat pada tambak nomer 23 dengan nilai sebesar 0,52 (52%), input slack nener tertinggi terdapat pada tambak nomer 20 dengan nilai sebesar 0,20 (20%), input slack benur tertinggi terdapat pada tambak nomer 25 dengan nilai sebesar 0,26 (26%), input slack pupuk tertinggi terdapat pada tambak nomer 15 dan 21 dengan nilai sebesar 0,48 (48%), input slack tenaga kerja tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,31 (31%). Hasil analisis input produksi berdasarkan output bandeng terdapat 19 tambak yang mengalami inefisiensi pada input produksi. Input slack luas lahan tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,49 (49%), input slack benih rumput laut tertinggi terdapat pada tambak nomer 8 dengan nilai sebesar 0,57 (57%), input slack nener tertinggi terdapat pada tambak nomer 15 dan 21 dengan nilai sebesar 0,05 (5%), input slack benur tertinggi terdapat pada tambak nomer 4 dengan nilai sebesar 0,06 (6%), input slack pupuk tertinggi terdapat pada tambak nomer 15 dan 21 dengan nilai sebesar 0,48 (48%), input slack tenaga kerja tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,31 (31%). Hasil analisis input produksi berdasarkan output udang windu terdapat 21 tambak yang mengalami inefisiensi pada input produksi. input slack luas lahan tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,49 (49%), input slack benih rumput laut tertinggi terdapat pada tambak nomer 8 dengan nilai sebesar 0,57 (57%), input slack nener tertinggi terdapat pada tambak nomer 20 dengan nilai sebesar 0,20 (20%), input slack benur tertinggi terdapat pada tambak nomer 12 dengan nilai sebesar 0,14 (14%), input slack pupuk tertinggi terdapat pada tambak nomer 21 dengan nilai sebesar 0,48 (48%), input slack tenaga kerja tertinggi terdapat pada tambak nomer 22 dengan nilai sebesar 0,31 (31%). Saran yang diberikan peneliti untuk kelanjutan usaha budidaya polikultur (rumput laut, bandeng, udang windu) yaitu pembudidaya polikultur bisa memilih untuk mengoptimalkan produksi antara rumput laut, bandeng dan udang windu sebagai komoditas utama sesuai dengan kondisi dan situasi, misalnya apabila kondisi pasar rumput laut tidak bisa memberikan tingkat keuntungan yang tinggi maka bisa digunakan cara lain yaitu dengan mengoptimalkan produksi ikan bandeng atau udang windu sesuai keadaan pasar yang baik pada saat itu, begitupun sebaliknya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2015/654/051600324
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Indah Nurul Afifah
Date Deposited: 16 Feb 2016 10:18
Last Modified: 20 Oct 2021 13:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134537
[thumbnail of Skripsi_Roshy_Rezandi_115080400111037.pdf]
Preview
Text
Skripsi_Roshy_Rezandi_115080400111037.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item