Analisis Usaha Pentokolan Dan Pemasaran Benih Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Di Windu Alam Perkasa (Wap) Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Nurfaidah, DwiSeptiani (2015) Analisis Usaha Pentokolan Dan Pemasaran Benih Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Di Windu Alam Perkasa (Wap) Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi benih udang vanname merupakan kegiatan produksi yang sangat penting bagi produsen pembudidaya udang, mengingat ketersediaan benih udang vanname merupakan faktor utama dari input produksi pada usaha budidaya pembesaran udang vanname di tambak. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui jenis-jenis lembaga pemasaran dan peranannya yang membentuk saluran pemasaran benih udang vanname di Windu Alam Perkasa (WAP) Desa Sugihwaras, (2) mengetahui fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan serta biaya pemasaran oleh setiap lembaga pemasaran, (3) mengetahui bagian yang diterima produsen (farmer’s share) dari nilai penjualan benih udang vanname, (4) menganalisis efisiensi pemasaran benih udang vanname di Windu Alam Perkasa. Penelitian ini dilakukan di Usaha Pentokolan Windu Alam Perkasa (WAP), Jl. Tuban-Semarang km 9 Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada 1 - 30 September 2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan berupa sumber data primer data sekunder. Metode penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Responden pada penelitian ini adalah pemilik usaha, semua tenaga kerja dan lembaga pemasaran yang terlibat di Windu Alam Perkasa (WAP). Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif kualitatif dan analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karateristik sosial ekonomi lembaga pemasaran berdasarkan usia responden sebesar 60% berada pada usia produktif yaitu 31-45 tahun (60%); berdasarkan pendidikan responden sebesar 65% adalah tamat SMA; berdasarkan pengalaman usaha sebesar 43% yaitu selama 14 tahun, hal ini menunjukkan bahwa karateristik responden berada pada usia produktif dengan tingkat pendidikan tamat SMA dan memiliki pengalaman usaha selama 14 tahun. Sarana yang digunakan adalah bak pemeliharaan larva, bak kultur artemia, bak kultur Skeletonema, bak tandon air laut, tower/filterisasi, dan bak tampungan air laut. Alat-alat yang digunakan antara lain jaring panen, jaring plankton, serok benih, selang aerasi, ember/bak, ember jinjing, genset, pompa celup, pompa air laut, pompa air tawar/bor, pipa saluran blower, pipa saluran air, kran, selang sipon, selang spiral, bak fiber, pipa paralon, selang aerasi, tangki oksigen, terpal, beaker glass, termometer, baskom, dan gayung. Prasarana yang digunakan adalah Musholla, ruang administrasi, ruang pakan dan obat-obatan, gudang penyimpanan, kamar karyawan, ruang blower, ruang genset dan pompa air, kamar mandi, garasi, sumber energi listrik sebesar 2200 watt, handphone, sepeda motor. Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu produsen sebagai penghasil benih udang vanname, pedagang perantara untuk mengangkut benih udang vanname kemudian dijual kepada konsumen, dan pemberi jasa membantu mempromosikan hasil panen benur melalui facebook. Saluran pemasaran benih udang vanname di Windu Alam Perkasa memiliki 3 saluran. Saluran 2 dan 3 melalui (pedagang perantara dan agent komisioner) kecuali pada saluran 1 v produsen ke konsumen. Daerah pemasaran benih udang vanname dipasarkan ke Kota Jepara, Demak, Pasuruan, Indramayu, Lamongan, Gresik, Pati, Sidoarjo, Juwana, dan Pangandaran. Proses pemasaran dimulai saat ada permintaan dari konsumen, konsumen konfirmasi melalui handphone baik melalui pemilik usaha ataupun teknisi kolam. Proses pemanenan merupakan kegiatan terakhir dari suatu siklus produksi. Pada usaha pentokolan udang vanname di Windu Alam Perkasa pemanenan dilakukan ketika larva memasuki PL8-10 ataupun sesuai dengan permintaan pembeli dan dilakukan pemanenan secara total. Diantara lembaga pemasaran yang terlibat produsen dan pedagang perantara lebih banyak melakukan fungsi pemasaran benih udang vanname daripada agent komisioner yang hanya melakukan marketing information, namun biaya pemasaran yang dikeluarkan produsen lebih banyak daripada lembaga pemasaran lainnya. Keuntungan terbesar dimiliki oleh produsen sebesar Rp 81.914.200,00; sedangkan pedagang perantara memperoleh sebesae Rp 32.295.000,00; dan pemberi jasa memperoleh komisi 1% dari produsen sebesar Rp 299.600,00 pada 1 siklus produksi selama 1 bulan. Produsen pada saluran 1 paling banyak menerima (farmer’s share) bagian yang diterima produsen sebesar 100% daripada saluran lainnya. Margin pemasaran yang diperoleh tidak merata dengan kisaran Rp 0-8,-/ekor, namun saluran 2 memiliki margin tertinggi sebesar Rp 8,-/ekor. Produsen lebih efisien daripada pedagang perantara dan agent komisioner, adapun ditinjau dari saluran 1 nilai EPs lebih rendah maka pemasaran akan semakin efisien apabila dibandingkan dengan saluran lainnya dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian di Windu Alam Perkasa, maka penulis memberikan beberapa saran, antara lain: (1) bagi pemilik usaha (WAP), perlunya evaluasi untuk pihak antar lembaga pemasaran yang terlibat dalan pemasaran setiap periodenya sehingga kedua belah pihak antara produsen dan konsumen mengetahui faktor-faktor yang perlu diperbaiki dan mencari informasi harga ditingkat konsumen agar posisi produsen dalam tawar-menawar lebih kuat, serta produsen harus mempertahankan manajemen pemasarannya sehingga kegiatan proses pemasaran akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan kedua belah pihak pelaku pasar, (2) bagi Pemerintah, perlu adanya kontrol dari pemerintah baik secara langsung untuk menjaga keseimbangan antar elemen pelaku pasar yang terjadi di Windu Alam Perkasa Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, sehingga tidak ada salah satu pihak pelaku pasar yang merasa dirugikan guna untuk tercapainya peningkatan dalam efisiensi pemasaran, (3) bagi peneliti, sebagai bahan acuan untuk melanjutkan penelitian ini pada tingkat lembaga pemasaran yang lain dengan tujuan untuk mengetahui posisi produsen dan lembaga pemasaran beserta efisiensinya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2015/56/051500723
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 05 Feb 2015 11:41
Last Modified: 20 Oct 2021 11:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134434
[thumbnail of SKRIPSI_DWI_SEPTIANI_N-2010-SEPK-FPIK-UB.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_DWI_SEPTIANI_N-2010-SEPK-FPIK-UB.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item