Pengaruh Penggunaan Larutan Minyak Cengkeh Sebagai Anestesi Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Kerang Abalon (Haliotis squamata) Ukuran S (1,5-2,5 cm) Pada Saat Pemanenan

Suryawinata, Indra (2015) Pengaruh Penggunaan Larutan Minyak Cengkeh Sebagai Anestesi Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Kerang Abalon (Haliotis squamata) Ukuran S (1,5-2,5 cm) Pada Saat Pemanenan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permintaan dunia terhadap abalon dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Adapun pasar utama abalon di negara Asia yaitu Cina, Hong Kong, Korea, Jepang dan Singapura, di samping Amerika Serikat dan negara Uni Eropa. Namun terdapat beberapa kendala dalam proses budidaya abalone ini. Salah satunya yaitu mayoritas pembudidaya abalon masih menggunakan metode pemanenan yang sederhana yaitu dengan metode pencungkilan, metode ini dapat berakibat merugikan bagi pembudidaya karena dapat menurunkan tingkat kelulushidupan abalone. Untuk menanggulangi hal tersebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode anestesi atau pembiusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak cengkeh sebagai bahan anestesi terhadap kelulushidupan benih abalon (H. squamata) ukuran S (1,5-2,5 cm) pada proses pemanenan dan Untuk mengetahui dosis minyak cengkeh yang optimum dalam anestesi benih abalon (H. squamata) pada proses pemanenan. Penelitian ini dilakukan di Desa Musi, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat kali ulangan. Adapun perlakuannya yaitu dosis A: 0,3ml/L; B: 0,5ml/L; dan C: 0,7ml/L, sedangkan untuk kontrol yaitu tanpa adanya pemberian anestesi/dicungkil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan dosis minyak cengkeh pada perlakuan memberikan pengaruh beragam antara masing-masing perlakuan. Hasil analisa lama waktu abalon mulai pingsan menunjukkan waktu mulai pingsan tercepat yaitu pada perlakuan C dengan rata-rata waktu mulai pingsan yaitu ± 6,81 menit sedangkan waktu mulai pingsan paling lama yaitu pada perlakuan A dengan rata-rata waktu mulai pingsan yaitu ±14,41 menit. Nilai kelulushidupan terbaik terdapat pada perlakuan A dengan nilai kelulushidupan 98,33% dan nilai kelulushidupan terendah terdapat pada perlakuan K dengan nilai kelulushidupan 66,67%. Nilai suhu 27 – 30oC ; pH berkisar antara 7,3 – 9 ; nilai salinitas berkisar antara 32-36 ppt ; dan nilai oksigen terlarut berkisar antara 4,5 – 9,3 ppm. Kisaran tersebut masih dalam batas toleransi abalon untuk bertahan hidup secara optimal. Dalam upaya untuk melakukan pemanenan benih abalone (Haliotis squamata) yang berukuran S (1,5-2,5 cm) disarankan menggunakan dosis 0,3ml/L, dikarenakan dosis tersebut menunjukkan nilai SR yang tinggi, dan diharapkan bisa digunakan dalam proses pemanenan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2015/113/051502896
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 27 Apr 2015 09:40
Last Modified: 19 Oct 2021 06:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133939
[thumbnail of Skripsi_Indra_Suryawinata_105080501111007.pdf]
Preview
Text
Skripsi_Indra_Suryawinata_105080501111007.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item